Menyusun Indikator Kinerja atau KPI untuk Bidang Pendidikan dan Sekolah

Key Performance Indicators atau yang biasa disingkat dengan nama KPI tidak hanya bisa diterapkan dalam dunia bisnis atau perusahaan saja namun juga bisa diterapkan dalam dunia sekolah atau pendidikan.

Ini adalah sebuah alat ukur yang akan membantu sebuah organisasi dalam hal ini sekolah untuk dapat melihat seberapa jauh kemajuan dan juga melihat kembali tujuan-tujuan yang ada dari lembaga pendidikan tersebut. Hal ini sangat penting apalagi di Indonesia masyarakat sangat sering bertanya seberapa bagus kualitas suatu sekolah dan hal ini bisa diukur atau dilihat dengan memanfaatkan KPI.

Ada sebuah tujuan kenapa sebuah sekolah perlu diukur dengan menggunakan KPI. KPI adalah sebuah system dan ini akan sangat membantu sebuah sekolah untuk naik ke level yang lebih baik dari sebelumnya. Sebuah sekolah adalah wadah pendidikan yang paling umum namun sangat penting karena melalui sekolah generasi muda akan dididik untuk menjadi generasi yang berpendidikan dan berpengetahuan luas.

Mutu dan kualitas sebuah sekolah adalah vital selain untuk daya jual sekolah itu sendiri juga sebagai salah satu cara memajukan pendidikan bangsa Indonesia.

Pembuatan sebuah KPI dalam satu sekolah harus dimulai berdasarkan masalah akar terlebih dahulu. Tetapkan masalah yang ada yang sudah terlihat jelas dalam bentuk real data berdasarkan tingkat urgensinya. Sekolah bisa menggunakan system 5W 1H.

Perhatikan permasalahan yang ada lalu cari penyelesaiannya. Misalnya tingkat kelulusan siswa setiap tahun yang hanya sebesar 75% saja lalu kemudian dibuat target selama satu tahun ajaran untuk meningkat menjadi 90% dan akhirnya bisa lulus 100%. Sistem KPI ini harus dibuat dengan matang dalam sebuah team professional yang dipimpin langsung oleh pemimpin tertinggi di sekolah tersebut.

Direktur sekolah atau kepala sekolah harus berani menentukan target yang realistis atas permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut. Dalam KPI sekolah harus membuat 2 target yaitu meningkatkan hal yang sifatnya menguntungkan seperti tingkat kelulusan, grade nilai mata pelajaran siswa, dan juga prestasi bidang lomba atau ekstrakulikuler diluar sekolah seperti tingkat provinsi atau antar sekolah.

Namun sekolah juga harus membuat target berupa penurunan hal-hal yang merugikan sekolah seperti angka siswa yang membolos, angka siswa yang tinggal kelas dan atau tingkat kedisiplinan guru dan siswa. Hal seperti ini juga harus diperhatikan sehingga tidak memperburuk citra sekolah.

Akan ada point-point dalam sebuah system KPI yang dibuat yang akan membantu tercapainya target yang sudah ditetapkan sebelumnya. KPI harus dibuat dengan sangat spesifik dan detail serta terperinci.

Contohnya adalah nilai matematika tahun lalu hanya sebesar 70 saja lalu tahun depan ditarget menjadi 80 untuk rata-rata kelulusan. Standard penilaian yang sesuai dengan aturan menteri pendidikan juga perlu diperhatikan dan dimasukkan dalam system KPI yang dibuat. Jangan lupa, perhatikan peran penting tenaga pendidik di sekolah tersebut.

Guru, mentor, dosen yang berinteraksi langsung dengan para siswa dan memberi pelajaran adalah yang paling memiliki tanggung jawab besar untuk keberhasilan KPI yang dibuat. Hal ini sangat penting untuk sekolah memperkerjakan guru yang berkualitas tinggi dan memiliki kompetensi yang sesuai di bidangnya.

Secara garis besar, KPI dibuat agar sebuah sekolah bisa lebih berprestasi baik di dalam maupun jika dibandingkan dengan sekolah lainnya. Semakin berkualitas sebuah sekolah maka hal ini akan memberikan keuntungan secara langsung baik dalam bidang financial, jumlah murid, pelayanan yang terbaik dan kepuasan kerja oleh semua pihak yang bekerja di sekolah tersebut.

Jika Key Performance Indicator bisa secara konsisten di tetapkan di semua sekolah di Indonesia maka pasti mutu dan kualitas dunia pendidikan kita akan semakin baik.

Negara-negara tetangga yang pendidikannya sudah berkualitas dengan angka yang nyata mereka sudah secara disiplin menerapkan KPI sebagai system yang wajib.

Namun, jika sebuah lembaga pendidikan atau sekolah hanya sekedar berjalan apa adanya maka akan sangat berpengaruh terhadap kualitas tenaga pendidik, kualitas murid dan juga prestasi yang pasti tidak akan berkualitas. Hal ini masih terjadi di Indonesia bahkan tidak hanya di daerah namun juga kota besar yang menyebabkan kesenjangan semakin besar.

Tercapainya kesuksesan dari KPI memerlukan kerja sama dari semua pihak sekolah mulai dari jabatan tertinggi sampai mereka yang berinteraksi dengan siswa itu sendiri. Misalnya saja untuk tingkat kebersihan maka petugas kebersihan sekolah harus ikut serta melakukan tanggung jawab dalam pekerjaannya.

Begitu juga untuk peningkatan kualitas tenaga pengajar maka HRD sebuah sekolah harus lebih selektif dalam melakukan recruitment pengajar dengan tes saringan yang ketat. Peningkatan mutu sebuah sekolah memang memerlukan sebuah proses panjang dan harus membuat semua pihak siap dengan perubahan dan transisi yang akan dilakukan demi kebaikan bersama.

Pada awal masa transisi dari system lama yang masih belum terprogram dengan baik mungkin akan terasa sedikit berat dan rumit karena harus mengeliminasi banyak hal yang memang tidak penting untuk diteruskan. Namun lama kelamaan saat KPI sudah berjalan maka semua pihak pasti akan terbiasa dengan ritme kerja, proses dan juga evaluasi yang akan secara rutin dilakukan minimal 6 bulan sekali.

Sistem KPI harus digodok dengan matang oleh team professional sampai kemudian system jadi dengan lengkap dan siap untuk digunakan di sekolah tersebut. KPI sendiri juga harus dibuat per subjek atau setiap permasalahan atau setiap bidang yang ada sehingga akan tercapai hasil yang akurat dan detail.

Baca juga artikel : Tahapan Membangun Sistem Manajemen Kinerja