Pengembangan SDM dalam organisasi dapat memiliki dua makna, yaitu dalam konteks organisasi non-profit dan organisasi bisnis seperti perusahaan.
Memahami konteks yang tepat sangat penting, karena hal ini akan mempermudah Anda dan tim dalam merencanakan pengembangan SDM yang sesuai.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan pengertian pengembangan SDM menurut para ahli serta perbedaan mendasar antara upaya peningkatan SDM di organisasi non-profit dan bisnis. Silakan simak penjelasan berikut yang telah kami siapkan untuk Anda.
Ini Definisi Pengembangan SDM Menurut Para Ahli
Para ahli mempunyai pendapat berbeda untuk menjelaskan konsep pengembangan SDM. Kami telah mengumpulkan tiga di antaranya sebagai referensi supaya Anda bisa memahami istilah ini dengan lebih baik:
1. Garry Dessler
Garry Dessler, seorang pakar manajemen SDM, dalam bukunya “Human Resource Management” menekankan pentingnya pengembangan SDM sebagai bagian dari manajemen yang strategis.
Dessler menjelaskan bahwa pengembangan SDM mencakup pelatihan dan pendidikan karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Dia berpendapat bahwa organisasi yang berinvestasi dalam pengembangan karyawan akan meningkatkan produktivitas dan loyalitas karyawan, yang pada akhirnya berdampak positif pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
2. Kirkpatrick
Kirkpatrick adalah seorang ahli pelatihan dan evaluasi yang terkenal dengan Model Kirkpatrick.
Model ini menjelaskan empat tingkat evaluasi dari program pelatihan: (1) Reaksi, (2) Pembelajaran, (3) Perilaku, dan (4) Hasil.
Menurut beliau, pengembangan SDM tidak hanya tentang memberikan pelatihan, tetapi juga tentang mengukur efektivitas pelatihan tersebut dalam meningkatkan kinerja karyawan dan mencapai tujuan organisasi.
Pendekatan ini membantu organisasi memahami dampak dari investasi pelatihan yang dilakukan.
3. Peter Drucker
Peter Drucker, sering disebut sebagai “Bapak manajemen modern,” berpendapat bahwa pengembangan SDM adalah salah satu aspek terpenting dalam manajemen organisasi.
Dalam banyak tulisannya, Drucker menekankan bahwa SDM harus dikelola sebagai “Aset” yang berharga.
Dia percaya bahwa organisasi perlu fokus pada pengembangan individu di dalamnya, menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan pertumbuhan.
Drucker juga menekankan pentingnya memberi karyawan tanggung jawab dan peluang untuk berkembang, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih besar terhadap organisasi.
Baca juga: Ikuti Workshop Pengembangan SDM dan Dapatkan 3 Manfaat Ini!
Pengembangan SDM dalam Organisasi Non-Profit dan Bisnis, Apa yang Berbeda?
Meskipun sama-sama bertujuan untuk mencapai sesuatu yang positif, tapi kedua ruang lingkup pengembangan SDM dalam organisasi jelas berbeda. Beberapa hal yang bisa menjadi bagian penting yang perlu digarisbawahi yaitu:
Tujuan
Pertama, coba kita lihat dari segi goal yang dicapai. Tujuan pengembangan SDM dalam organisasi non-profit berfokus pada misi sosial dan dampak positif bagi masyarakat.
Karyawan dan relawan diharapkan memiliki komitmen tinggi terhadap visi organisasi, dengan perhatian khusus pada keterampilan layanan publik, komunikasi, dan penggalangan dana.
Sebaliknya, pengembangan SDM di organisasi bisnis lebih berorientasi pada peningkatan keuntungan dan keberlanjutan finansial.
Fokus utamanya adalah mencapai kinerja optimal, meningkatkan produktivitas, dan daya saing di pasar, dengan pengembangan keterampilan teknis dan manajerial yang mendukung tujuan bisnis.
Sumber Pendanaan untuk Pelatihan
Selain itu, perbedaan lainnya juga terletak dari segi sumber pendanaan sebagai salah satu modal awal pelatihan.
Sumber daya di organisasi non-profit terbatas, bergantung pada sumbangan, donasi, dan hibah. Ini membatasi kemampuan organisasi untuk menyediakan pelatihan dan pengembangan komprehensif.
Oleh karena itu, organisasi non-profit sering mengandalkan program sukarela dan pelatihan internal daripada investasi besar pada kursus atau pelatihan eksternal.
Sebaliknya, organisasi bisnis memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya finansial. Mereka memiliki anggaran khusus untuk pengembangan SDM dan lebih mampu mengadakan pelatihan formal dan profesional.
Investasi dalam teknologi pembelajaran dan pelatihan eksternal menjadi praktik umum untuk meningkatkan kompetensi karyawan.
Pengukuran Efektivitas Pengembangan SDM
Pengukuran efektivitas di organisasi non-profit sering kali sulit dilakukan dan lebih bersifat kualitatif, fokus pada dampak sosial dan keterlibatan komunitas. Ukuran keberhasilan dapat mencakup kepuasan relawan dan dampak terhadap masyarakat.
Di organisasi bisnis, pengukuran efektivitas lebih terukur dan jelas, menggunakan indikator seperti kinerja karyawan, ROI dari program pelatihan, dan pencapaian target.
Metode evaluasi, seperti Model Kirkpatrick, digunakan untuk mengukur dampak pelatihan secara kuantitatif dan kualitatif.
Itu dia penjelasan mengenai pengembangan SDM dalam organisasi. Apabila Anda tertarik untuk mempelajari lebih jauh seputar pengembangan SDM lengkap dengan pelatihannya maka bisa membaca modul materi yang telah kami siapkan.
Unduh materi 10 materi pelatihan SDM yang dirancang langsung oleh konsultan SDM profesional. Tersedia juga contoh KPI berbagai divisi sesuai dengan job description karyawan produksi, IT, dan lain sebagainnya.