Konsultan BSC Balanced Scorecard, Ini Benefit Menggunakan Jasanya

Perusahaan Anda mengalami kendala dalam pengukuran performa kinerja? Sepertinya dibutuhkan konsultan BSC untuk membantu bisnis Anda mempersiapkan semuanya dengan lebih mudah.

Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai layanan konsultan ada baiknya untuk kami jelaskan secara sekilas mengenai apa itu BSC dan bagaimana sistem kerjanya.

Hal ini tentunya akan mempermudah badan usaha untuk mengetahui apakah sistem seperti inilah yang sedang dibutuhkan untuk memperbaiki performa kinerja karyawan atau bagian lainnya.

Apa Itu BSC (Balanced Scorecard)?

BSC (Balanced scorecard) adalah metode pengukuran hasil kerja atau kartu skor kerja. Dalam penerapannya, BSC menggunakan pendekatan yang integative melalui pengubahan misi dan strategi organisasi menjadi tujuan dan ukuran tertentu.

Prosesnya sendiri memang kompleks, tidak mengherankan jika BSC hanya diterapkan di beberapa perusahaan skala menengah hingga besar.

Melihat lebih jauh ke awal penemuannya, BSC  merupakan sistem yang digagas oleh Drs. Robert Kaplan, beliau menempuh pendidikan di Harvard Business School.

Selain itu, ada juga satu orang lagi yang ikut merumuskan pembuatan BSC yaitu David Norton pada tahun 1990. BSC pada awalnya hanya digunakan untuk mengukur performa finansial atau sesuatu yang menyangkut dengan keuangan.

Namun, seiring berjalannya waktu balanced scorecard terus dikembangkan hingga mampu diterapkan pada aspek non-finansial.

Cukup mengesankan, sistem pengukuran performa BSC ternyata sudah ada sejak puluhan tahun dan masih terus memberikan manfaat sampai sekarang.

Jasa Konsultan BSC Solusi Pengukuran Kinerja dengan Lebih Praktis

Sistem BSC bisa diterapkan untuk berbagai bidang usaha. Namun, menyesuaikannya dengan lingkungan bisnis masing-masing perusahaan bukanlah hal yang mudah.

Oleh karena itu, di sini kami menawarkan jasa konsultan BSC untuk mempermudah proses tersebut. Orang yang mampu membuat pengukuran balanced scorecard dengan teliti, relevan, dan tepat biasanya adalah pakar manajemen SDM.

Mereka mampu memahami aspek-aspek penting khususnya dari segi perspektif yang berbeda.

Berdasarkan riset dan perkembangan yang ada, untuk menerapkan BSC dengan efektif dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai empat perspektif utama yaitu:

  • Financial perspective, fokus utama bertujuan untuk memikirkan bagaimana caranya agar perusahaan bisa menghasilkan profit yang lebih baik
  • Customer perspective, tujuan utama berkaitan dengan pelanggan mulai dari mengukur kepuasan, loyalitas, dan sebagainya
  • Internal business process perspective, perspektif internal bisnis mulai dari upaya menciptakan produk yang dibutuhkan konsumen, manajemen order, dan after sales
  • Learning and growth perspective, bertujuan guna meningkatkan kemampuan tenaga kerja, sistem informasi, motivasi, pemberdayaan

Sekarang semakin terlihat, peran konsultan BSC memang krusial. Tanpa keahlian dan kemampuan yang mereka miliki, badan usaha akan kesulitan dan besar kemungkinan mengalami kendala dalam penyesuaian balanced scorecard.

Benefit Menggunakan Konsultan BSC untuk Perusahaan

Sekarang, mari beralih ke benefit dan nilai lebih yang bisa didapatkan dengan menggunakan layanan konsultan BSC.

Mengingat nantinya perusahaan perlu mengeluarkan biaya untuk menggunakan jasa pengembangan SDM dan BSC dari tenaga profesional tentunya value dan manfaat menjadi pertimbangan utama.

Pertama, proses pembuatan balanced scorecard menjadi lebih cepat. Waktu menjadi tidak terbuang percuma, karena pihak internal perusahaan tidak perlu lagi merancang pengukuran BSC secara mandiri.

Dari pihak konsultan akan membuatkannya serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah dibentuk.

Kedua, adalah soal efisiensi biaya. Merancang BSC tanpa bantuan konsultan akan membuat perusahaan mengeluarkan budget yang tidak sedikit.

Kekeliruan dalam penetapan skor kinerja serta berbagai risiko lainnya akan membuat masalah terus bermunculan. Inilah kenapa konsultan BSC bisa menjadi solusi yang tepat untuk mencegah hal tersebut agar tidak terjadi.

Ketiga, penyelesaian kendala lebih mudah. Konsultan mendapatkan data dari perusahaan, mereka akan berusaha memahami kebutuhan bisnis dan manajemen internal.

Dengan begitu, apabila terjadi problem atau masalah tertentu dalam penerapan BSC konsultan bisa segera menganalisis kondisinya dan mengetahui titik permasalahan untuk menyelesaikan kendala tersebut.

Kantor Konsultan BSC di Indonesia, Bisa Konsultasi Online

Jika perusahaan atau bisnis Anda membutuhkan konsultan BSC, maka tidak perlu sampai pergi ke luar kota untuk menemukan pakar manajemen SDM yang paham dengan aspek ini.

Hubungi kontak Bapak Yodhia Antariksa, beliau akan membantu perusahaan Anda untuk membuatkan software aplikasi BSC dan sistem pengukuran kinerja KPI menyesuaikan dengan kondisi perusahaan.

Anda bisa berkonsultasi secara online melalui zoom meeting atau menjadwalkan waktu dan tempat untuk bertemu langsung dengan beliau.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami melalui kontak Whatsapp yang sudah tersedia di web pakarkinerja.com, kami tunggu kabar baik dari perusahaan Anda.

Coba Terapkan Manajemen SDM untuk UMKM, Ini Tahapannya

Manajemen SDM untuk UMKM seringkali dianggap sepele. Bisa jadi ini merupakan kekeliruan terbesar, pengelolaan sumber daya manusia semestinya diterapkan secara menyeluruh di setiap skala usaha termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah.

Namun hingga saat ini sebagian besar manajemen SDM masih berpusat pada bisnis-bisnis yang skalanya sudah besar saja.

Perlu adanya pengenalan lebih jauh kepada pemilik bisnis UMKM agar mereka dapat menerapkan sistem manajemen yang lebih baik untuk kemajuan bisnisnya.

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Manajemen SDM untuk UMKM?

Secara umum prinsip manajemen SDM untuk bisnis besar atau UMKM tetaplah sama.

Bagian tersebut didasari dari pembuatan founding team, proses rekrutmen yang baik, penyusunan SOP, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap, berikut rangkumannya:

1. Membangun Founding Team

Secara sederhana founding team adalah orang-orang yang menjadi pihak yang paling berpengaruh dalam pendirian bisnis.

Mereka mempunyai kemampuan yang berbeda, tetapi mampu melengkapi satu sama lain. Dengan begitu bisnis bisa berdiri dengan landasan yang kuat.

Penting untuk memastikan Anda bekerja sama dengan orang yang tepat. Tidak masalah baik itu rekan main, saudara, atau pihak lainnya.

Bisnis akan mudah tumbuh dan berkembang manakala setiap orang yang terlibat di dalamnya mempunyai tujuan yang sama, ada kesepakatan, dan keinginan untuk maju bersama.

Tidak ada ketentuan khusus berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk menjadi founding team. Namun, apabila memungkinkan minimal 2 orang dan idealnya 4-5 orang dengan loyalitas dan dapat dipercaya.

2. Proses Seleksi dan Rekrutmen

Apapun bisnis mikro dan kecil yang sedang Anda kembangkan, seiring berjalannya waktu ketika permintaan produksi terus meningkat maka dibutuhkan adanya penambahan tenaga kerja.

Manajemen SDM untuk UMKM mulai naik ke tingkatan yang berbeda. Sebagai pemilik bisnis, di sini Anda perlu memikirkan bagaimana caranya menyeleksi karyawan agar bisa mendukung produktivitas usaha.

Proses seleksi yang tepat akan menghasilkan tenaga kerja yang profesional, kompeten, loyal, dan mempunyai dedikasi yang baik terhadap pekerjaan mereka.

Selain itu, proses rekrutmen juga mengurangi risiko turn-over yang bisa menyebabkan hambatan dari segi penyediaan layanan atau proses produksi.

Sebenarnya ada banyak yang bisa dibahas mengenai manajemen SDM dalam UMKM untuk seleksi karyawan. Mulai dari menganalisis jabatan, menentukan lokasi pencarian rekrutmen, memilih metode seleksi, dan lain sebagainya.

Baca lebih lengkap: Prosedur dan Tahapan Rekrutmen dan Seleksi Karyawan

3. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP)

Setelah itu, Anda bisa mulai sedikit-sedikit menyusun SOP bisnis. Standar Operasional Prosedur adalah panduan yang berguna untuk memastikan pekerjaan dan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar.

hr manajemen umkm

Ya, bisnis UMKM juga butuh SOP tidak perlu kompleks dan panjang sampai berlembar-lembar seperti undang-undang. Peraturan dan kebijakan sederhana juga bisa dikatakan sebagai SOP.

Misalnya berangkat tepat pada waktu tertentu, dilarang untuk menggunakan ponsel saat bekerja, dan lain sebagainya. Semua ini dilakukan demi tercapainya ketertiban serta kepatuhan.

Kesulitan membuat SOP sendiri? Anda bisa menggunakan template SOP yang sudah bisa dengan mudah ditemukan di internet.

Alternatifnya lagi Anda bisa berkonsultasi dengan pakar konsultan manajemen SDM mengenai rencana pembuatan SOP ini.

4. Pemberian Gaji

Setiap tenaga kerja pastinya menginginkan upah atas kerja keras yang telah mereka lakukan.

Sebagai pemilik bisnis, penting bagi Anda untuk mempunyai orang yang pandai mengelola keuangan untuk menghitung sistem pemberian gaji dengan adil sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Karena masih tahap berkembang, bisnis UMKM umumnya menetapkan gaji bervariasi ada yang UMR ada pula yang di bawahnya. Penjelasan ini semestinya dijelaskan sejak awal mencegah ekspektasi berlebih dari tenaga kerja.

5. Evaluasi Manajemen SDM untuk UMKM

Bagian yang terakhir dari manajemen SDM adalah mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan sebelumnya.

Tahapan ini yang paling penting, apabila ternyata manajemen SDM masih belum optimal maka perlu dilakukan perbaikan secara berkelanjutan.

Sebagai contoh kepatuhan terhadap SOP sepertinya belum bisa terlaksana dengan baik.

Tenaga kerja cenderung menyepelekan regulasi yang telah dibuat, maka perlu adanya pemberian sanksi tertentu berupa teguran atau lainnya guna membangun kesadaran.

Pada intinya manajemen SDM untuk UMKM adalah sesuatu yang terus diperbarui dan melekat sebagai sistem dari bisnis itu sendiri.

Selain itu, poin-poin pembahasannya juga tidak mengikat tapi lebih fleksibel menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

Misalnya untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan pekerja, Anda bisa mendaftarkan tim di pelatihan atau training kompetensi tertentu.

Demikian penjelasan mengenai manajemen SDM untuk UMKM. Untuk mempercepat proses pembuatan SOP, penyusunan KPI, dan lain sebagainya kami juga menyediakan paket HR tool terlengkap.

Hubungi kami untuk info pembelian dan tanya-tanya seputar template dan tool SDM lainnya.

5 Hal Utama yang Dibutuhkan untuk Pengembangan SDM di Era Industri 4.0

Ada yang berbeda dengan pengembangan SDM di industri 4.0. Setiap perusahaan baik itu skala kecil ataupun besar dituntut untuk bersiap menghadapi perubahan agar dapat bersaing dan tidak tersingkirkan.

Beban terberat ada di sumber daya manusia, syarat yang dibutuhkan untuk menjadi tenaga kerja di suatu perusahaan semakin kompleks. Apabila mereka tidak mampu memenuhi kriteria yang ada maka akan sulit untuk menghadapi persaingan.

Lantas sebenarnya apa saja hal yang dibutuhkan dalam pengembangan SDM di industri 4.0 ?
Kami akan membahas beberapa poin utamanya di bawah, pastikan untuk menyimak sampai selesai untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan untuk memulai upgrade mutu SDM di perusahaan Anda.

5 Hal Ini Menjadi Poin Utama Pengembangan SDM di Industri 4.0

Ya, setidaknya ada lima bagian penting yang perlu dikembangkan dalam sisi internal badan usaha supaya bisa menghadapi ketatnya persaingan di era industri 4.0.

manajemen sdm industri 4.0Mulai dari pendalaman knowledge seputar teknologi sampai melatih konsep problem solving berpikir kritis. Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya:

1. Pengetahuan Tentang Teknologi

Pertama dimulai dari pengetahuan dan ilmu yang berkaitan dengan teknologi. Jajaran SDM perusahaan perlu terus meningkatkan pengetahuan mereka terutama mengenai berbagai hal yang menyangkut dengan segala sesuatu yang bisa meningkatkan hasil kerja dan membuat semuanya lebih efektif.

Sebaik apapun pekerjaan mereka, minimnya pengetahuan seputar TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bisa menjadi hambatan terbesar di era industri 4.0.

Untuk memastikan hal ini tidak terjadi, maka diperlukan adanya perbaikan terhadap work habit atau kebiasaan/budaya bekerja. Salah satunya melalui mendorong budaya literasi, pengenalan sistem kerja berbasis otomatisasi, dan lain sebagainya.

Pengetahuan seputar teknologi sifatnya berkelanjutan, tidak hanya dilakukan sekali dua kali melainkan terus menerus sampai menjadi kebiasaan baik guna meningkatkan pemahaman dan ilmu dari sumber daya manusia.

2. Pengoperasian Teknologi

Selain itu, ilmu dan pengetahuan yang sudah dipelajari juga tentunya wajib diterapkan secara nyata yaitu melalui pengoperasian alat atau perangkat teknologi yang sekiranya bisa membantu dan menunjang pekerjaan mereka.

Dibutuhkan skill dan keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru agar sumber daya manusia tidak gagap teknologi. Di era industri 4.0 ketidakmampuan untuk menggunakan teknologi adalah kemunduran yang berdampak fatal terhadap kualitas kerja hingga efektivitas dan efisiensi.

Salah satu contoh pengoperasian teknologi yaitu penggunaan software pada komputer untuk mempermudah pekerjaan, otomatisasi produksi bagian tertentu dengan mesin, dan lain sebagainya.

Upaya di atas bisa menjadi bentuk memperkuat SDM terutama di era gempuran teknologi yang semakin canggih seperti AI atau kecerdasan buatan.

3. Adaptasi Budaya dan Lingkungan

Sumber daya manusia yang kompeten semestinya mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang ada. Budaya kerja yang lama perlahan perlu ditinggalkan dan diubah menjadi lebih baik untuk menghadapi tantangan dan persaingan di era industri 4.0.

Setiap perusahaan perlu mempersiapkannya, baik itu sektor pabrik produksi, perkantoran, dan lain sebagainya menyesuaikan dengan bidangnya masing-masing.

4. Fleksibilitas yang Ditingkatkan

Kemudian, bagian yang tidak kalah penting dalam pengembangan SDM di dunia industri 4.0 adalah upaya untuk menerapkan sistem dengan fleksibilitas yang tinggi. Sumber daya manusia semestinya mampu bekerja dan bertindak secara fleksibel, menghadapi setiap problem dengan baik.

Tidak hanya berpaku pada regulasi yang sudah ada, SDM dituntut untuk mampu menyesuaikan diri ketika kondisi kerja tidak ideal atau ada persoalan lainnya.

Dengan membiasakan hal ini, maka diharapkan tenaga kerja bisa menghadapi hal yang tidak terduga dan mampu menyelesaikan masalah secara lebih fleksibel.

5. Penyelesaian Masalah (Problem Solving)

Terakhir, berkaitan dengan kemampuan individual yaitu mengenai bagaimana tenaga kerja mampu menyelesaikan masalah yang sifatnya kompleks. Tidak bisa dihindari bahwa implementasi industri 4.0 pastinya bisa memunculkan problem baru yang lebih rumit daripada kondisi sebelumnya.

Di sinilah sumber daya manusia perlu melatih kebiasaan berpikir kritis, kerja sama tim, dan kemampuan analisa keadaan. Sama seperti setiap bagian lainnya, hal ini juga sifatnya berkelanjutan dan perlu terus diasah dari waktu ke waktu.

Baca juga: Tujuan Pengembangan SDM, Seberapa Besar Pengaruhnya?

Demikian penjelasan mengenai pengembangan SDM di industri 4.0. Selain kelima faktor di atas, menurut kami salah cara terbaik untuk memulainya adalah dengan memperbaiki kesiapan manajemen sumber daya manusia terlebih dahulu.

Bagi Anda yang mempunyai bisnis atau usaha dan memerlukan arahan atau konsultasi mengenai kesiapan sumber daya manusia bisa berkonsultasi dengan beliau Bapak Yodhia Antariksa konsultan manajemen SDM.

Informasi kontak sudah tersedia di website, kami siap untuk memberikan solusi dan kemudahan untuk pengembangan SDM di era industri 4.0 untuk semua skala bisnis baik itu UKM atau bisnis besar.