3 Pilar Utama untuk Membangun Kinerja Unggul

Dalam bentangan perjalanan hidup yang terus bergulir, ada baiknya kita mencoba untuk sejenak membincangkan cerita tentang etos keunggulan kinerja. Sebab kita tahu, terbitnya etos keunggulan kinerja adalah sebuah rute kunci menuju jalan keberhasilan.

Tanpa dinaungi oleh etos keunggulan kinerja, kita mungkin akan mudah tergelincir menjadi barisan low-performers. Tanpa kesadaran kuat untuk terus menjejakkan etos keunggulan dalam segenap diri kita, mungkin kita akan gagal merajut prestasi, dan absen dari perjalanan panjang menuju manusia produktif.

Kalaulah demikian adanya, lalu apa yang mesti ditumbuhkan agar etos keunggulan kinerja itu bisa terus bersama kita? Disini kita mencoba mengeksplorasi tiga dimensi kunci yang selama ini menjadi pilar dalam membangun insan dan tim berkinerja unggul.

Contoh LENGKAP KAMUS KOMPETENSI SDM dan Katalog KPI Bidang SDM bisa di-download DISINI.

Pilar yang pertama adalah achievement orientation. Dulu, seorang sosiolog terkemuka bernama David McLelland pernah menulis : salah satu faktor yang membuat sebuah komunitas/masyarakat lebih unggul dibanding yang lainnya, adalah lantaran mereka dipenuhi dengan individu yang punya high need for achievement (atau sering disebut sebagai NAch = need for achievement).

Disini, need for achievement merujuk pada gairah untuk melakoni kerja yang sebaik-baiknya demi terengkuhnya hasil karya yang juga layak dibanggakan. Disana yang muncul ada sebuah etos, sebuah dedikasi, dan sebuah tanggungjawab untuk meretas prestasi terbaik.

Ketika tugas dan tantangan membentang didepan kita, yang kemudian muncul adalah sebuah niat tulus untuk mentransformasi rangkaian tantangan dan tugas itu menjadi sebuah prestasi kerja yang adiluhung.

Orang-orang yang memiliki High NAch selalu percaya bahwa berderet tugas – apapun tugas dan pekerjaan itu – selalu merupakan sebuah rute untuk mempersembahkan karya terbaik. Dan sungguh, inilah elemen kunci yang mesti dipahat oleh siapapun yang berkehendak meraih keunggulan kinerja.

Pilar yang kedua adalah ini : sebuah ikhtiar untuk terus belajar mengembangkan kompetensi diri. Sebuah tekad yang dibalut oleh semangat untuk mempraktekkan prinsip lifetime learning (belajar sepanjang hidup).

Bagi mereka selalu akan ada celah dan ruang untuk terus memekarkan potensi dan kapasitas diri. Selalu akan ada jalan untuk merekahkan pengetahuan, membasuh ilmu dan merajut ketrampilan.

Bagi insan profesional semacam itu, proses belajar mengembangkan kompetensi selalu bisa direngkuh dari segala jurusan. Sebab moto mereka adalah ini : everyone is a teacher and every place is a school.

Contoh LENGKAP KAMUS KOMPETENSI SDM dan Katalog KPI Bidang SDM bisa di-download DISINI.

Ya, sumber ilmu selalu bisa dijemput dari siapapun – entah dari seorang guru, seorang pedagang, atau dari sesama rekan kerja di kantor. Dan sumber ilmu juga dicegat dari lokasi mana saja : dari sekolah, dari perpustakaan, dari ruang-ruang pertemuan, atau dari lapangan ladang gas yang luas membentang.

Pilar kengunggulan kinerja yang ketiga adalah yang paling penting. Dimensi itu adalah ruh spiritualitas yang solid. Sebab bagi kita, makna profesionalisme yang paling hakiki hanya akan punya makna jika ia dibalut oleh semangat spiritualisme yang kokoh.

Inilah sebuah semangat yang selalu percaya bahwa segenap laku jejak kehidupan profesional kita selalu ditautkan pada pengabdian kepada Yang Maha Mencipta. Bahwa bekerja itu juga merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Sang Maha Pemberi Rezeki.

Itulah tiga pilar yang menopang bangunan etos keunggulan kinerja : sebuah semangat untuk merengkuh prestasi terbaik, sebuah semangat untuk terus belajar, dan sebuah semangat untuk selalu mengabdi pada Yang Maha Agung. Praktekkan tiga pilar kunci ini, dan kinerja kita niscaya akan akan berjalan menuju keunggulan hakiki.