Tidak banyak orang mengenal kelebihan dan kekurangan AI di industri HR atau human resources. Human resources yang juga dikenal dengan sumber daya manusia adalah salah satu department inti dalam perusahaan. AI atau Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan x machine learning sudah menjadi kebutuhan perusahaan termasuk dalam departemen ini.
Kecerdasan buatan menganalisis data dalam jumlah besar untuk menghasilkan respons dan informasi yang sangat mirip dengan manusia. Tetapi AI melakukannya lebih cepat dan akurat, termasuk dunia SDM. Kecerdasan buatan di departemen ini menjadi bahan pembicaraan hangat.
Kelebihan dan Kekurangan AI di Industri HR
Bagaimanapun juga, teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperhitungkan oleh perusahaan yang ingin mengaplikasikannya untuk departemen HR. 85% perusahaan telah mengaplikasikan AI untuk keperluan perusahaan, mulai dari mengidentifikasi kelayakan kandidat atau mendeteksi keahliannya. AI dapat melakukannya tanpa penilaian subjektif layaknya manusia dengan kemampuan untuk mempersingkat proses rekrutmen.
Kelebihan AI untuk kebutuhan departemen SDM adalah:
- Proses Rekrutmen Singkat dan Sederhana
Biasanya, proses rekrutmen menggunakan platform wawancara video atau chatbots. Proses rekrutmen menggunakan aplikasi dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya dengan merampingkan proses rekrutmen manual. AI dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemilihan kandidat dengan mengumpulkan data mereka dan menganalisisnya.
Contoh konkretnya adalah semua kandidat menjawab pertanyaan melalui chatbots sebelum wawancara sebenarnya dimulai. Dengan demikian, kandidat yang tidak sesuai kebutuhan perusahaan tidak perlu melanjutkan wawancara. AI dapat menyisihkan kandidat yang tidak sesuai kebutuhan perusahaan sehingga memungkinkan perekrut untuk fokus pada kandidat yang lebih berkualitas.
- Berkurangnya Subjektivitas
Subjektivitas manusia dalam proses rekrutmen adalah penyebab utama dalam kegagalan merekrut talenta terbaik. Seringkali, beberapa kandidat terpilih hanya berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, penampilan, dan lainnya, bukan hanya berdasarkan keterampilan dan pengalaman mereka.
AI memecahkan masalah ini dengan mudah karena karakternya yang independen, objektif dan tidak memiliki bias terhadap kandidat terkait dengan stereotip apa pun. Teknologi semacam itu menganalisis kompetensi berdasarkan pada pengetahuan dan keahlian kandidat sepenuhnya.
- Mendeteksi Pengalaman Kandidat Secara Akurat
Teknologi AI dalam bentuk chatbot atau asisten virtual dapat meningkatkan mendeteksi pengalaman kandidat secara akurat. Rekrutmen manual tidak dapat mencermati pengalaman setiap kandidat karena staf SDM masih disibukkan dengan banyaknya tugas lain selain rekrutmen. Tidak hanya itu, teknologi AI memungkinkan kandidat berinteraksi dengan perusahaan secara langsung dan mengenal deskripsi pekerjaan dengan cepat.
- Mengurangi Beban Pekerjaan SDM
AI memungkinkan staf departemen SDM Anda untuk fokus pada tugas lain selain rekrutmen. Dengan demikian, departemen ini bisa lebih produktif. Aspek bisnis yang perlu mendapat perhatian seperti seperti training, peningkatan kenyamanan lingkungan kerja, dan sebagainya dapat ditingkatkan sementara AI menangani proses rekrutmen.
AI juga berpotensi membantu proyek yang membutuhkan pengetahuan lebih intensif , seperti pengembangan konten pelatihan. Beberapa perusahaan besar menggunakan alat AI generatif dalam mengembangkan skrip produksi untuk video pelatihan terkait etika dan kepatuhan.
AI juga dapat melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian. Pasalnya, staf HRD bisa melakukan kesalahan saat memasukkan data. Faktor seperti kelelahan tidak dapat memengaruhi kinerja AI seperti halnya manusia. AI dapat melakukan -tugas yang dapat direplikasi.
Kekurangan AI untuk Departemen SDM
Intinya, kelebihan AI dapat mengurangi waktu dan anggaran SDM untuk proses rekrutmen. Anggaran perusahaan berkurang dan staf SDM juga dapat lebih fokus. Namun tentunya ada kekurangan dari sistem kecerdasan buatan. Kekurangan tersebut adalah:
- Ketergantungan pada Kata Kunci
Sistem kerja AI terlalu bergantung pada kata kunci tertentu. Sistem rekrutmen menggunakan kata kunci tertentu saat memindai lamaran dimana pencarian tersebut berdasar kata dan frasa untuk memilih kandidat sesuai dengan posisi. Hal ini membuat banyak kandidat mengenali sistem kerja AI sehingga kandidat menggunakan kata kunci ini dalam aplikasi mereka, meski sebenarnya peran mereka tidak sesuai dengan lowongan tersebut.
- Kurangnya Keterlibatan Manusia
Pada dasarnya, proses rekrutmen masih membutuhkan tenaga manusia. Terkadang, melihat lamaran melalui sudut AI saja tidak cukup menentukan apakah seorang kandidat sesuai untuk pekerjaan yang ada. Perusahaan mungkin mengejar tujuan khusus dimana robot tidak akan selalu dapat mengikuti tujuan ini saat mencari kandidat yang tepat
Staf HRD biasanya lulusan jurusan psikologi yang dapat membaca karakter dari hasil wawancara. Namun, hal ini tentunya tidak dapat dilakukan AI. Pasalnya, AI hanya mengartikan beberapa frase sesuai program saja. Sedangkan hasil penilaian manusia bisa menilai karakter dari wawancara dan hasil psikotes.
- Hasil Kurang Sesuai
AI memang sangat membantu kinerja manusia meskipun masih jauh dari sempurna. Tidak semua hasil teknologi AI sepenuhnya akurat. Terlebih, AI tidak dapat benar-benar diandalkan karena alat yang menggunakan teknologi ini seringkali tidak memperhitungkan beberapa faktor yang mungkin mengakibatkan kesalahan interpretasi dari aplikasi kandidat.
- Butuh SDM dengan Kemampuan Khusus
Teknologi AI terkadang terlalu canggih sehingga tidak semua staf HRD dapat mengoperasikannya. Penerapan teknologi kecerdasan buatan di departemen SDM membutuhkan profesional. Disinilah tantangan perusahaan yang harus dapat dipahami perusahaan dimana staf HRD harus terampil dalam mengoperasikan perangkat yang mengaplikasikan AI untuk rekrutmen.
- Penerapan Tidak Maksimal
Sama halnya dengan poin sebelumnya dimana tidak semua staf departemen SDM belum siap untuk meningkatkan keterampilan mereka. Tidak semua perusahaan merasa penerapan AI ke dalam alur kerja mereka. Segala jenis perubahan besar membutuhkan banyak perhatian karena tidak semua sumber daya tersedia di semua perusahaan.
Teknologi AI membutuhkan perangkat yang tidak murah. Biasanya, perusahaan kecil lebih banyak mengandalkan staf untuk mengerjakan berbagai tugas. Mereka belum berpikir bahwa AI merupakan investasi awal yang menguntungkan. Investasi di awal cukup besar dimana mungkin perusahaan belum siap dengan anggaran dan sumber daya manusia.
AI mendeteksi pola—tetapi pola bukanlah segalanya. AI dapat memproses data dalam jumlah besar dan mendeteksi pola dalam hitungan detik. Namun, itu tidak dapat secara efektif mengukur antusiasme, kemauan untuk belajar, kecerdasan sosial dan emosional yang sebenarnya, serta keterampilan dan atribut lain yang sangat (dan semakin) berharga dalam budaya tempat kerja kolaboratif yang sehat.
Kesimpulan
Kelebihan dan kekurangan AI di industri HR tentunya harus menjadi pertimbangan perusahaan. Dalam satu dekade mendatang, AI dapat mengambil alih begitu banyak aspek kehidupan, bukan hanya di departemen SDM. Perusahaan harus siap dengan kemungkinan ini.
Algoritma dan regulasi seputar AI terus berubah. Penggunaan kecerdasan buatan berkembang pesat. Hal ini membutuhkan staf yang dapat mengawasi sekaligus mengatur operasional AI. Terkadang, teknologi AI berpotensi melakukan pelanggaran privasi dan hak karyawan tanpa disadari.
Namun, AI masih memiliki kelebihan dimana AI masih dapat menggantikan tugas karyawan. Biasanya, AI generatif dapat membuat pengumuman internal untuk pendistribusian secara rutin ke semua saluran komunikasi dalam perusahaan.