Kenali Kelebihan dan Kekurangan AI di Industri HR

Tidak banyak orang mengenal kelebihan dan kekurangan AI di industri HR atau human resources. Human resources yang juga dikenal dengan sumber daya manusia adalah salah satu department inti dalam perusahaan. AI atau Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan x machine learning sudah menjadi kebutuhan perusahaan termasuk dalam departemen ini.

kelebihan dan kekurangan AI di industri HR

Kecerdasan buatan menganalisis data dalam jumlah besar untuk menghasilkan respons dan informasi yang sangat mirip dengan manusia.  Tetapi AI melakukannya lebih cepat dan akurat, termasuk dunia SDM.  Kecerdasan buatan di departemen ini menjadi bahan pembicaraan hangat.

Kelebihan dan Kekurangan AI di Industri HR

Bagaimanapun juga, teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperhitungkan oleh perusahaan yang ingin mengaplikasikannya untuk departemen HR.    85% perusahaan telah mengaplikasikan AI untuk keperluan perusahaan, mulai dari mengidentifikasi kelayakan kandidat atau mendeteksi keahliannya. AI dapat melakukannya tanpa penilaian subjektif layaknya manusia dengan kemampuan untuk mempersingkat proses rekrutmen.

Kelebihan AI untuk kebutuhan departemen SDM adalah:

  1. Proses Rekrutmen Singkat dan Sederhana

Biasanya, proses rekrutmen menggunakan platform wawancara video atau chatbots. Proses rekrutmen menggunakan aplikasi dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya dengan merampingkan proses rekrutmen manual. AI dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemilihan kandidat dengan mengumpulkan data mereka dan menganalisisnya.

Contoh konkretnya adalah semua kandidat menjawab pertanyaan melalui chatbots sebelum wawancara sebenarnya dimulai. Dengan demikian, kandidat yang tidak sesuai kebutuhan perusahaan tidak perlu melanjutkan wawancara. AI dapat menyisihkan kandidat yang tidak sesuai kebutuhan perusahaan sehingga memungkinkan perekrut untuk fokus pada kandidat yang lebih berkualitas.

  1. Berkurangnya Subjektivitas

Subjektivitas manusia dalam proses rekrutmen adalah penyebab utama dalam kegagalan merekrut talenta terbaik.  Seringkali, beberapa kandidat terpilih hanya berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, penampilan, dan lainnya, bukan hanya berdasarkan keterampilan dan pengalaman mereka.

AI memecahkan masalah ini dengan mudah karena karakternya yang independen, objektif dan tidak memiliki bias terhadap kandidat terkait dengan stereotip apa pun.  Teknologi semacam itu menganalisis kompetensi berdasarkan pada pengetahuan dan keahlian kandidat sepenuhnya.

  1. Mendeteksi Pengalaman Kandidat Secara Akurat

Teknologi AI dalam bentuk chatbot atau asisten virtual dapat meningkatkan mendeteksi pengalaman kandidat secara akurat. Rekrutmen manual tidak dapat mencermati pengalaman setiap kandidat karena staf SDM masih disibukkan dengan banyaknya tugas lain selain rekrutmen. Tidak hanya itu, teknologi AI memungkinkan kandidat berinteraksi dengan perusahaan secara langsung dan mengenal deskripsi pekerjaan dengan cepat.

  1. Mengurangi Beban Pekerjaan SDM

AI memungkinkan staf departemen SDM Anda untuk fokus pada tugas lain selain rekrutmen.  Dengan demikian, departemen ini bisa lebih produktif. Aspek bisnis yang perlu mendapat perhatian seperti seperti training, peningkatan kenyamanan lingkungan kerja, dan sebagainya dapat ditingkatkan sementara AI menangani proses rekrutmen.

AI juga berpotensi membantu proyek yang membutuhkan pengetahuan lebih intensif , seperti pengembangan konten pelatihan. Beberapa perusahaan besar menggunakan alat AI generatif dalam mengembangkan skrip produksi untuk video pelatihan terkait etika dan kepatuhan.

AI juga dapat melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian. Pasalnya, staf HRD bisa melakukan kesalahan saat memasukkan data. Faktor seperti kelelahan tidak dapat memengaruhi kinerja AI seperti halnya manusia. AI dapat melakukan -tugas yang dapat direplikasi.

Kekurangan AI untuk Departemen SDM

Intinya, kelebihan AI dapat mengurangi waktu dan anggaran SDM untuk proses rekrutmen. Anggaran perusahaan berkurang dan staf SDM juga dapat lebih fokus. Namun tentunya ada kekurangan dari sistem kecerdasan buatan. Kekurangan tersebut adalah:

  1. Ketergantungan pada Kata Kunci

Sistem kerja AI terlalu bergantung pada kata kunci tertentu. Sistem rekrutmen menggunakan kata kunci tertentu saat memindai lamaran dimana pencarian tersebut berdasar kata dan frasa untuk memilih kandidat sesuai dengan posisi. Hal ini membuat banyak kandidat mengenali sistem kerja AI sehingga kandidat menggunakan kata kunci ini dalam aplikasi mereka, meski sebenarnya peran mereka tidak sesuai dengan lowongan tersebut.

  1. Kurangnya Keterlibatan Manusia

Pada dasarnya, proses rekrutmen masih membutuhkan tenaga manusia. Terkadang, melihat lamaran melalui sudut AI saja tidak cukup menentukan apakah seorang kandidat sesuai untuk pekerjaan yang ada. Perusahaan mungkin mengejar tujuan khusus dimana robot tidak akan selalu dapat mengikuti tujuan ini saat mencari kandidat yang tepat

Staf HRD biasanya lulusan jurusan psikologi yang dapat membaca karakter dari hasil wawancara. Namun, hal ini tentunya tidak dapat dilakukan AI. Pasalnya, AI hanya mengartikan beberapa frase sesuai program saja. Sedangkan hasil penilaian manusia bisa menilai karakter dari wawancara dan hasil psikotes.

  1. Hasil Kurang Sesuai

AI memang sangat membantu kinerja manusia meskipun masih jauh dari sempurna.  Tidak semua hasil teknologi AI sepenuhnya akurat. Terlebih, AI tidak dapat benar-benar diandalkan karena alat yang menggunakan teknologi ini seringkali tidak memperhitungkan beberapa faktor yang mungkin mengakibatkan kesalahan interpretasi dari aplikasi kandidat.

  1. Butuh SDM dengan Kemampuan Khusus

Teknologi AI terkadang terlalu canggih sehingga tidak semua staf HRD dapat mengoperasikannya. Penerapan teknologi kecerdasan buatan di departemen SDM membutuhkan profesional. Disinilah tantangan perusahaan yang harus dapat dipahami perusahaan dimana staf HRD harus terampil dalam mengoperasikan perangkat yang mengaplikasikan AI untuk rekrutmen.

  1. Penerapan Tidak Maksimal

Sama halnya dengan poin sebelumnya dimana tidak semua staf departemen SDM belum siap untuk meningkatkan keterampilan mereka. Tidak semua perusahaan merasa penerapan AI ke dalam alur kerja mereka. Segala jenis perubahan besar membutuhkan banyak perhatian karena tidak semua sumber daya tersedia di semua perusahaan.

Teknologi AI membutuhkan perangkat yang tidak murah. Biasanya, perusahaan kecil lebih banyak mengandalkan staf untuk mengerjakan berbagai tugas. Mereka belum berpikir bahwa AI merupakan investasi awal yang menguntungkan. Investasi di awal cukup besar dimana mungkin perusahaan belum siap dengan anggaran dan sumber daya manusia.

AI mendeteksi pola—tetapi pola bukanlah segalanya. AI dapat memproses data dalam jumlah besar dan mendeteksi pola dalam hitungan detik. Namun, itu tidak dapat secara efektif mengukur antusiasme, kemauan untuk belajar, kecerdasan sosial dan emosional yang sebenarnya, serta keterampilan dan atribut lain yang sangat (dan semakin) berharga dalam budaya tempat kerja kolaboratif yang sehat.

Kesimpulan

Kelebihan dan kekurangan AI di industri HR tentunya harus menjadi pertimbangan perusahaan. Dalam satu dekade mendatang, AI dapat mengambil alih begitu banyak aspek kehidupan, bukan hanya di departemen SDM. Perusahaan harus siap dengan kemungkinan ini.

Algoritma dan regulasi seputar AI terus berubah. Penggunaan kecerdasan buatan berkembang pesat. Hal ini membutuhkan staf yang dapat mengawasi sekaligus mengatur operasional AI. Terkadang, teknologi AI berpotensi melakukan pelanggaran privasi dan hak karyawan tanpa disadari.

Namun, AI masih memiliki kelebihan dimana AI masih dapat menggantikan tugas karyawan. Biasanya, AI generatif dapat membuat pengumuman internal untuk pendistribusian secara rutin ke semua saluran komunikasi dalam perusahaan.

Bagaimana Cara Administrasi Karyawan dengan AI Mempermudah Bidang Manajemen SDM?

Masa modern membuat HRD dapat bekerja secara efisien dalam mengelola SDM dengan bantuan AI. Kecerdasan buatan tersebut dimanfaatkan HRD dalam bentuk software maupun aplikasi. Ada banyak sekali software dan aplikasi ini yang bisa di download melalui Google Play Store maupun App Store. Bagi Anda yang hendak memanfaatkan software ini perlu memahami sekilas cara administrasi karyawan dengan AI. Dijamin pengelolaan akan jauh lebih cepat daripada menggunakan metode manual.

cara administrasi karyawan dengan AI

  1. Memudahkan Pengajuan Cuti dan Pengaturan Shift

Setiap perusahaan yang telah menggunakan AI software HRD mendapatkan kemudahan setiap karyawan ingin mengajukan cuti. Bagian HRD akan langsung mengetahui siapa saja yang hendak mengajukan cuti di hari yang sama. Hal ini akan sangat berdampak pada pengaturan shift kerja juga. Bagaimanapun Perusahaan harus tetap melaksanakan aktivitasnya meskipun ada karyawan cuti sehingga tetap harus ada karyawan yang masuk kantor. Artinya tidak boleh ada karyawan dalam jumlah banyak yang mengajukan cuti di hari yang sama karena dapat mengganggu aktivitas pencapaian target perusahaan. Dengan bantuan AI software, memungkinkan HRD mengetahui lebih cepat berapa orang yang ingin cuti di hari tertentu. Para HRD tidak lagi perlu mencocokkan secara manual yang memakan lebih banyak waktu dan ada kemungkinan error besar. Error dalam mengatur shift bisa sangat berakibat fatal terhadap kelancaran aktivitas bisnis. Terlebih lagi perusahaan harus mencapai target tahunan untuk bisa berkompetisi dengan perusahaan serupa lainnya. Cara administrasi karyawan dengan AI yang satu ini sangat berpengaruh baik terhadap produktivitas setiap karyawan, tidak hanya HRD. Terlebih lagi komunikasi antara karyawan dengan HRD setiap kali ingin cuti dapat dilangsungkan melalui software tersebut. Tidak lagi harus mengajukan secara manual dengan jalan tatap muka karena ada kemungkinan HRD atau karyawan punya jadwal yang berbeda. Alhasil karyawan hanya perlu mengajukan melalui computer atau smartphone. Kemudian HRD akan menganalisa sesuai shift dahulu terhadap pengajuan cuti. Selanjutnya HRD dapat membalas surat pengajuan cuti karyawan melalui software tadi juga. Sisanya karyawan akan segera mengetahui persetujuan cuti secara real time dari HRD. Hasil persetujuan cuti juga akan tersimpan dalam record cloud. Hal ini jauh lebih menghemat space dibandingkan HRD harus menyimpan berbagai surat dan catatan mengenai pengajuan cuti dari banyak karyawan. Potensi mengalami kehilangan catatan juga lebih kecil ketika data disimpan ke dalam cloud.

  1. Memudahkan Absensi Harian Setiap Karyawan

Mayoritas karyawan dari generasi1980-an mengetahui sistem absensi manual dengan mencatat di buku. Namun cara ini punya kelemahan fatal berupa titip absensi. Karyawan yang datang dahulu dapat memalsukan kehadiran temannya yang belum datang. Apapun alasannya keterlambatan dan ketidakdatangan akan mempengaruhi performa perusahaan. Alhasil metode yang lebih mutakhir dikembangkan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Salah satu metode yang dimaksud adalah pengisian daftar absensi dengan bantuan AI. Karyawan yang melakukan absensi akan dicek lokasinya melalui software atau aplikasi. Alhasil HRD dapat mengetahui apakah karyawan tersebut hadir tepat waktu atau tidak dengan melihat berdasarkan lokasi ketika karyawan mengisi daftar kehadiran. Karyawan yang terlambat masuk kantor akan mengalami pemotongan gaji. Apabila ada karyawan yang hobi terlambat masuk kantor, maka pihak HRD dapat memberikan surat peringatan. Hal ini diharapkan membuat karyawan hadir ke kantor lebih disiplin karena akan berdampak pada performa perusahaan. Terlebih lagi instalasi software AI di bagian ini meminimalisir maintenance alat kehadiran, seperti absensi dengan sidik jari. Perusahaan tidak lagi perlu melakukan maintenance terhadap alat pendeteksian sidik jari yang sering kali rusak akibat goresan maupun sensor kurang peka dalam mendeteksi sidik jari. Dana yang tadinya digunakan untuk maintenance alat tersebut dapat dialihkan untuk kegiatan lain yang lebih berguna terhadap perkembangan perusahaan. Tidak heran cara administrasi karyawan dengan AI banyak dipelajari dan diterapkan oleh perusahaan modern. Solusi daftar kehadiran dengan bantuan AI ini muncul sejak seluruh dunia mengalami pandemic dan mengharuskan karyawan bekerja darimana saja. Faktanya solusi ini merupakan suatu terobosan mutakhir yang mampu menyelesaikan masalah absensi di banyak negara.

  1. Membantu Sistem Penggajian dan Pembagian THR

Salah satu tugas berat dari HRD berhubungan dengan penggajian karyawan. Gaji karyawan tidak hanya berupa gaji pokok tetapi juga berhubungan dengan absensi, tunjangan, dan juga reward. Apabila ada karyawan yang terlambat masuk kantor maka akan berdampak pada potong gaji. Padahal merekap absensi karyawan bukan hal mudah, terlebih lagi untuk perusahaan yang punya karyawan lebih dari ratusan. Kesalahan perhitungan gaji dapat berujung pada protes dari karyawan terkait. Guna menghindari masalah tersebut, para HRD sebaiknya menggunakan AI. Software administrasi karyawan berbasis AI dapat dengan mudah melacak kehadiran setiap karyawan secara lebih akurat. Akurasi perhitungan daftar hadir akan membuat perhitungan gaji per bulan menjadi lebih akurat juga. Potensi kesalahan hitung yang lebih kecil akan sangat mempengaruhi kondisi damai di kantor HRD. Tidak hanya terhindar dari potensi kesalahan hitung absensi, tetapi HRD juga dapat menghindari kesalahan pemberian reward terhadap karyawan. Walaupun memang sistem reward antara perusahaan satu dengan lainnya berbeda, hal ini tetap harus diberikan kepada karyawan yang tepat. Diharapkan pemberian reward tersebut dapat memacu kinerja karyawan lain agar berprestasi juga. Kemudian mengenai pembagian tunjangan kepada karyawan, biasanya disesuaikan dnegan kebijakan masing-masing perusahaan. Variabel ini juga bisa saja menyebabkan kesalahan pemberian gaji ketika perhitungannya dilakukan secara manual. Namun kesalahan pemberian tunjangan dapat ditekan dengan bantuan AI. Kecerdasan buatan mampu menghitung dengan lebih akurat berdasarkan nama, jabatan, dan factor lainnya terkait pemberian tunjangan. Hal ini sangat meringkas pekerjaaan para HRD ketika harus menghitung pemberian gaji para karyawan. Terlebih lagi masalah gaji merupakan hal yang sensitive terhadap seluruh karyawan. Cara administrasi karyawan dengan AI ini merupakan solusi ketika HRD perlu menambahkan penggajian dengan THR setahun sekali. HRD tidak perlu lagi menghitung manual untuk pemberian THR yang hanya dilakukan setahun sekali kepada para karyawan. Perhitungan pembagian THR akan dilakukan secara otomatis oleh sistem AI sehingga potensi kesalahan perhitungan juga lebih kecil.

Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat memahami bahwa AI di bagian HRD cukup penting. Terlebih lagi HRD punya peran penting berkaitan pengelolaan karyawan di suatu perusahaan. AI dapat membantu HRD hal pemantauan pengajuan cuti, pengaturan shift, perhitungan kehadiran karyawan, dan juga penggajian. Keseluruhan task tersebut berpotensi memiliki error ketika dilakukan secara manual, tetapi berbeda saat menggunakan AI. Kemungkinan terjadi error sangat kecil ketika para HRD sudah mengaplikasikan sistem AI ini. Namun perlu dipahami bahwa setiap aplikasi maupun software ini masih terus dilakukan pengembangan oleh developer masing-masing. Sebaiknya para HRD juga selalu update terhadap software maupun aplikasi tersebut setiap muncul versi terbaru. Pembaharuan terhadap aplikasi atau software tersebut diharapkan mampu mengatasi bug yang terjadi di versi sebelumnya.

Pengaruh AI Di Industri Dalam Manajemen SDM Berkontribusi untuk Kemajuan Perusahaan

pengaruh AI di industri dalam manajemen SDM

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh AI di industri dalam manajemen SDM sangat besar. Mengintegrasikan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam sumber daya manusia dapat meningkatkan perekrutan, ulasan kinerja, keterlibatan karyawan, pengembangan bakat, dan banyak tugas lain.

Artificial Intelligence (AI) mengacu pada pengembangan sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia.  Tugas ini termasuk kemampuan seperti belajar, penalaran, pemecahan masalah, dan pemahaman bahasa alami.  Misalnya seorang manajer SDM dapat menggunakan software yang mengaplikasikan AI yang banyak tersedia di internet.

Software untuk HR merupakan bagian dari strategi akuisisi bakat. Caranya adalah dengan proses otomatisasi proses rekrutmen.  Seleksi otomatis dapat mempersingkat waktu dan sumber daya yang terkuras untuk mewawancarai kandidat. Terlebih jika kandidat tidak memenuhi syarat untuk posisi yang dibutuhkan dalam perusahaan mereka.

Pengaruh AI di Industri dalam Manajemen SDM

Kecerdasan buatan atau AI mencakup beberapa jenis teknologi  meski sebelumnya banyak yang meremehkan.  AI juga sering diaplikasikan untuk manajemen sumber daya manusia untuk membantu keputusan tentang perekrutan, retensi, dan pengembangan karyawan. Bahkan,  AI juga dapat digunakan untuk melakukan otomatisasi tugas-tugas seperti penggajian dan serta allowances.

Menarik untuk disimak bahwa pembuatan kebijakan, kontrak, deskripsi pekerjaan, pertanyaan wawancara, dan sebagainya juga dapat menggunakan AI.  Tidak hanya itu, AI juga dapat mengantisipasi dan merencanakan hasil menggunakan analitik prediktif dan pembelajaran mesin. Departemen HRD pun dapat meluangkan waktu untuk pekerjaan SDM penting lainnya seperti mengelola hubungan karyawan atau merekrut anggota tim baru.

Apakah AI Menguntungkan SDM?

Tidak hanya itu, teknologi AI dapat mengurangi bias karena dapat meningkatkan analisis dan pengambilan keputusan secara objektif.  Tetapi, memang ada keterbatasan dalam sistem AI dibandingkan dengan tenaga manusia.  Tidak semua pekerjaan dalam HRD dapat dilakukan AI sepenuhnya.

Namun demikian, AI tetap dapat meningkatkan tugas SDM dalam keseharian. Pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif.  Banyak solusi yang dihasilkan oleh AI dapat meringankan beban kerja dari staf SDM. Tidak hanya itu, pengalaman karyawan juga meningkat secara keseluruhan.  Hal ini tentunya dapat mendorong produktivitas karyawan sehingga perusahaan dapat lebih cepat berkembang.

AI dapat dimanfaatkan untuk berbagai tugas di departemen sumber daya manusia yaitu:

1. Rekrutmen

Teknologi AI dapat membantu perusahaan dalam menemukan talenta yang akurat. Caranya adalah dengan menganalisis resume serta mencocokkannya dengan deskripsi pekerjaan.  Beberapa perangkat dapat melakukan seleksi resume untuk departemen HR, tetapi juga akan menggunakan data yang dihasilkan untuk mengumpulkan daftar kandidat ideal yang diambil dari sumber online, seperti Linkedin misalnya.

Bahkan, teknologi AI memungkinkan HRD untuk menulis email kepada kandidat. Dengan demikian, kandidat mengenal perusahaan lebih lanjut.  AI juga dapat melakukan proses evaluasi. Proses tersebut bisa melalui wawancara video untuk penilaian kepribadian dan sebagainya.  Proses rekrutmen seperti ini tidak hanya menghemat waktu kerja, tetapi juga memastikan bahwa tidak ada kandidat potensial yang diabaikan karena human error.

2. Tinjauan Kinerja Karyawan

Perusahaan besar kini melakukan tinjauan kinerja untuk karyawan melalui aplikasi berbasis AI. Caranya adalah dengan melacak dan menganalisis data kinerja karyawan selama setahun. Sistem ini mempertimbangkan faktor-faktor penting seperti tugas yang diselesaikan, keterlibatan proyek, dan umpan balik dari rekan sesama tim.

Saat akhir tahun, tim HRD menerima laporan komprehensif yang menyoroti semua aspek yang diperhitungkan. Selain itu, tim HRD dapat mendeteksi area yang mengalami peningkatan sekaligus kemajuan setiap anggota tim selama waktu peninjauan.  Proses menghilangkan dugaan yang sehingga penilaian lebih objektif dan adil untuk setiap tim.

3. Inisiatif keterlibatan karyawan

Tim SDM sering kesulitan mengukur keterlibatan karyawan secara akurat. Alat survey berbasis AI dapat melakukan otomatisasi untuk proses ini. Misalnya, staf HRD dapat memberikan survei otomatis meski singkat dan menarik. Dengan demikian, ada umpan balik yang jujur dan dari karyawan dimana hasilnya dianalisis oleh AI juga.

Hasilnya adalah staf HRD dapat mengidentifikasi tren dan bidang yang menjadi perhatian. Dengan demikian tim SDM mendapat wawasan yang mereka butuhkan dalam peningkatan kepuasan dan keterlibatan karyawan.

4. Pengembangan dan pelatihan

AI juga dapat mempersonalisasi pengembangan dan pelatihan untuk karyawan secara khusus.  Platform  AI dapat menganalisis keterampilan serta ambisi karir setiap karyawan.  AI merekomendasikan kursus pelatihan, webinar, atau lokakarya khusus, berdasarkan peran dan tujuan karyawan. Karyawan akan menghargai pendekatan secara personalisasi ini sehingga mereka termotivasi untuk terlibat dalam pengembangan karirnya secara aktif.

5. Perencanaan tenaga kerja

Tim eksekutif dalam departemen HRD yang bertugas melihat ulasan kinerja dapat mencari celah dan peluang. Dengan demikian, tim dapat menyusun rencana perekrutan tahun depan. Software berbasis AI dapat memprediksi peran mana yang mungkin perlu diisi di tahun depan. Caranya adalah dengan menganalisis data seperti keterampilan tenaga kerja saat ini, tren industri, dan rencana pertumbuhan perusahaan.

Perencanaan ini memastikan bahwa selama proses tidak ada karyawan yang terlewatkan dalam evaluasi. AI dapat mendeteksi pengembangan bakat di era yang sangat kompetitif ini. Terlebih, staf SDM juga lebih fokus pada tugas yang lebih kompleks.

6. Asisten Virtual dan Chatbot

Salah satu pengaruh AI di industri dalam manajemen SDM adalah chatbot yang berfungsi sebagai asisten SDM selama 24 jam.  Karyawan dapat mengajukan pertanyaan kepada chatbot tentang kebijakan cuti, tunjangan, dan lainnya. Hal ini memungkinkan tim SDM untuk fokus pada tugas-tugas strategis, sementara karyawan mendapatkan jawaban instan atas pertanyaan mereka.

Bisa jadi, di era mendatang, AI bisa dapat merekrut sekaligus memecat karyawan. Tidak hanya itu, AI juga dapat serta melakukan tugas yang lebih kompleks, seperti menjawab pertanyaan karyawan terkait SDM dengan lebih detail dan spesifik.  Terlepas dari manfaatnya, beberapa risiko juga terlibat saat menggabungkan AI dalam SDM, seperti keterbatasan alat AI dan seberapa rentannya terhadap cyber attack.

7. Orientasi Karyawan

AI dapat mengembangkan dan mengotomatisasi perekrutan karyawan baru dengan melakukan verifikasi dokumen karyawan, melakukan pelatihan induksi, serta menangani tugas administratif seperti memberikan ID dan akses ke hardware dan software perusahaan

Onboarding atau orientasi adalah bagian penting dari SDM. AI dapat mempermudah prosesnya secara lebih personal.  Chatbots bertenaga AI dapat memandu karyawan baru melalui proses orientasi, menjawab pertanyaan dan memberikan informasi dan petunjuk.

AI juga dapat membantu proses personalisasi dari orientasi. Caranya adalah menganalisis data pada setiap karyawan, seperti keterampilan dan preferensi mereka. Dengan demikian, staf HRD dapat menyesuaikan pelatihan mereka. Memang, perlu adanya investasi yang tidak murah untuk aplikasi ini ini meskipun hasilnya juga tidak mengecewakan.

Memanfaatkan Keuntungan AI

Tentu saja manajemen SDM harus dapat memanfaatkan AI dalam berbagai aspek. Pengaruh AI di industri dalam manajemen SDM telah banyak mengubah kinerja dari departemen ini, terutama di perusahaan besar. Kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan telah mengubah departemen SDM untuk memanfaatkan pembelajaran mesin dan algoritma dalam merampingkan pekerjaan mereka.

Sangat Efektif! Inilah 4 Imbas Teknologi dalam Manajemen SDM Tentang Cara AI Bantu Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan

cara ai bantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan

Beberapa tahun belakangan ini menjadi masa-masa dimana perkembangan teknologi mengambil alih. Pada ranah SDM misalnya, terdapat teknologi yang dipercaya sebagai cara AI bantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

Penerapan AI memberikan bantuan kepada perusahaan dalam menghadapi tantangan, situasi tak terduga, hingga mengelola kinerja tim. AI dapat memberikan data informasi performa karyawan, kehadiran, umpan balik, hingga keinginan individu.

Dalam pandangan yang lebih luas, penerapan AI dalam Manajemen SDM bukan hanya sekedar alat teknologi, melainkan mitra dalam mengoptimalkan kepuasan karyawan dan pertumbuhan organisasi. Terdapat 4 imbas positif, berikut penjabarannya:

1. Mengurangi Beban Kerja Karyawan

AI dapat melakukan beberapa tugas yang berat dan memakan waktu seperti membuat jadwal interview ke ratusan kandidat, memproses data, bahkan interview sekalipun. Kontribusi AI tersebut pada akhirnya mampu mengurangi jam kerja karyawan.

Imbas lainnya adalah karyawan tidak akan mudah jenuh, karena tugas seperti itu sebenarnya sangat monoton. Jadi, kelompok SDM juga bisa memiliki banyak waktu untuk lebih kreatif lagi atau melakukan pekerjaan lainnya.

Karena bantuan AI pada perusahaan tidak hanya untuk pekerjaan yang berat saja, tapi pekerjaan ringan sekalipun bisa dilakoni. Seperti halnya pekerjaan yang menjawab keluh kesah dari customer atau klien.

Terdapat teknologi AI yang mampu melakukan tugas itu, hal ini bukan berarti mengabaikan masalah pelanggan, tapi kebanyakan masalah mereka bermaksud sama. Oleh karena itu beberapa frequently asked questions bisa dijawab langsung oleh AI.

Hal tersebut akan mengurangi pekerjaan tim Call Center, selain dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, hal itu efektif juga dalam meningkatkan kebahagiaan karyawan karena mereka tidak perlu membaca keluhan secara berulang-ulang.

Tim Call Center pun tidak akan kewalahan menghandle banyak pertanyaan berulang.

Dampaknya bisa terlihat pada kinerja karyawan bisa semakin maksimal, lebih senang saat bekerja, dan mendedikasikan waktunya pada tanggung jawab yang dipegang.

Mereka juga bisa mengalokasikan waktunya,  seperti bergabung dengan tim satu divisi untuk berdiskusi lebih lanjut untuk meningkatkan performa perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa AI benar-benar membantu dari lingkup kecil ke lingkup yang besar.

AI telah membawa perubahan besar dalam cara kita menjalankan bisnis. Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun AI dapat mengurangi beban kerja, tapi interaksi antar manusia tetap penting dalam membangun koneksi yang kuat.

2. Menganalisis Perasaan Karyawan

Meskipun tujuan perusahaan harus diletakkan pada posisi pertama, tapi jika tidak memperhatikan perasaan karyawan adalah hal yang percuma. Mereka rata-rata mentahbiskan waktunya setengah hari bekerja.

Oleh karena itu perlu evaluasi agar hati kecil mereka terdengar. Mempekerjakan karyawan sudah sepatutnya mengerti perasaan mereka dengan baik, harapannya untuk menguntungkan kedua belah pihak terkait.

Langkah pertama adalah mengumpulkan data dan feedback dari karyawan. Data ini bisa berupa survei, review karyawan, komentar di platform internal, dan interaksi dalam media sosial yang terkait dengan perusahaan. Semakin banyak data semakin akurat hasilnya.

Kemudian Model AI didesain sedemikian rupa agar mampu mengerti data dari karyawan.

Setelah model dilatih sedemikian rupa, kemudian dilanjutkan dengan memberikan data karyawan yang dikumpulkan tadi untuk diperiksa.

Model akan menganalisa data yang berupa kata, kalimat yang mengandung jawaban dari perasaan setiap karyawan. Adapun sentimen umum yang dicari adalah positif, negatif, atau netral. Ketiga indikator tersebut sebagai hal penentu atas tindakan yang diambil setelahnya.

Data yang muncul akan membantu manajemen untuk menentukan bagian mana yang kurang, terabaikan, dan butuh perbaikan. Atau mungkin sebaliknya, data mungkin saja menunjukkan kepuasan karyawan.

Nah dari bagaimana cara ai bantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan pun terjawab melalui kemampuan analitik nya tersebut. Meski beberapa jawaban dari karyawan sedikit canggung, tapi jawaban itu benar-benar dibutuhkan.

Karena, apapun hasil yang muncul tentu saja memberikan gambaran yang jelas terhadap tim HR. Mereka kemudian bisa dengan mudah membuat rencana untuk memulihkan atau hanya sekedar meningkatkan.

3. Mengerti Kebutuhan Karyawan

Mengerti kebutuhan karyawan adalah cara AI bantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Kenapa demikian? Karena kemampuan analisa AI. Tentunya hal tersebut sebagai angin segar tim manajemen sumber daya manusia.

Salah satu tanggung jawab besar mereka akhirnya mampu dikerjakan oleh kecerdasan buatan. Meski tidak secara keseluruhan, tapi perusahaan setidaknya bisa menghabiskan sedikit waktu untuk masalah ini.

Kemampuan analisa pada AI dapat memberikan informasi yang konkrit kepada tim HR manajemen. Hal tersebut sebagai landasan untuk menentukan keputusan, baik itu secara personal maupun general. Secara umum biasanya pada bagian keterampilan.

Karena indikator ini berpengaruh pada keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Sementara pada bagian yang lebih personal adalah perasaan karyawan. Karena perasaan yang buruk akan berdampak pada tidak inginnya melanjutkan pekerjaannya lebih lama.

Selanjutnya, dengan analisis karyawan tersebut, AI dapat memprediksi kemungkinan  karyawan yang hendak resign. Tim HR dapat mengambil tindakan untuk mencegah karyawan mengirimkan surat pengunduran diri.

Mungkin seperti itu salah satu gambaran dari manfaat AI terhadap manajemen SDM. Masalah dapat diidentifikasi lebih awal agar segera mengambil tindakan pencegahan, terkhususnya pada masalah pengunduran diri yang berdampak besar pada jalannya perusahaan.

4. Mewujudkan Work Life Balance

Salah satu dampak baik dari teknologi analitik AI adalah mengetahui jumlah jam kerja karyawan. Manajemen SDM bisa melacak seberapa lama karyawan menghabiskan waktu untuk bekerja dalam sehari. Lagi-lagi survei dikirimkan, tentunya dibantu oleh AI.

AI kemudian memproses feedback yang didapat dan mengubahnya menjadi informasi yang relevan. Informasi yang didapatkan berupa lama waktu yang dihabiskan bekerja, dan apakah ada dampak terhadap kesehatan mental.

Jika melebihi jam kerja yang diberikan tapi tidak mengalami stress, maka hal tersebut bukan masalah yang besar tapi tetap butuh penerapan jam kerja yang sesuai. Kemudian, jika kelebihan waktu bekerja berdampak buruk pada mental, maka perlu langkah lebih lanjut.

Perusahaan kemudian bisa membuat rencana untuk memperbaiki masalah tersebut, bisa dilakukan dengan melakukan kerjasama pihak terkait, atau meringankan beban pekerjaan dengan mengoptimalkan lebih banyak alat AI lagi.

Atau menyarankan pekerjaan jarak jauh, terkadang seseorang dapat menikmati waktunya dengan mudah jika bekerja pada zona nyaman. Rumah, cafe, atau tempat tertutup bisa memberikan kenyamanan bekerja dan meningkatkan produktivitas seseorang.

Dengan begitu, perasaan karyawan akan selalu merasa dihargai karena diperhatikan dari berbagai aspek. Itulah bagaimana AI meningkatkan kepuasan karyawan, dan melindunginya dari serangan gangguan mental.

Kesimpulan

Bagaimana cara ai bantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan telah terjawab dengan rinci dengan beberapa pembuktian. Meskipun pada awal diperkenalkannya membuat orang berspekulasi akan ancaman, tapi seiring berjalannya waktu justru membuat AI membuktikan kinerjanya.

Jadi, perkembangan teknologi bukanlah sebuah ancaman jika dipergunakan semestinya. Dan jangan terlalu khawatir, karena 100% AI masih dibawah kontrol manusia. Gunakan secara bijak sesuai kebutuhan untuk memaksimalkan kelebihannya.

Cara Memperkuat SDM di Era Kecerdasan Buatan agar Perusahaan Kompetitif

SDM harus terus dikembangkan menyesuaikan perkembangan teknologi, seperti AI. Penyesuaian terhadap teknologi yang eksis sangat menunjang performa perusahaan. Terlebih lagi AI diciptakan untuk membantu kinerja manusia agar lebih efektif dan efisien secara waktu. Waktu sendiri bagi perusahaan sangat berkiatan dengan uang. Kami akan menjelaskan mengenai cara memperkuat SDM di era kecerdasan buatan agar mampu berkompetisi dengan perusahaan global lainnya. Persaingan global bukan hal mudah dan ada banyak perusahaan yang merugi akibat tidak dapat bersaing secara global. Langsung saja simak mengenai bagaimana caranya di bawah ini.

cara memperkuat SDM di era kecerdasan buatan

  1. Update terhadap Perkembangan Teknologi Terbaru

Hampir setiap bidang telah dikembangkan teknologi yang memanfaatkan kecerdasan buatan. Jadi AI tidak hanya dibuat untuk aplikasi terkait HRD. Contoh dari penerapan AI pada bidang customer service adalah Chatbots. Penerapan Chatbots memungkinkan perusahaan untuk merekrut customer service dengan jumlah lebih sedikit. Setidaknya AI Chatbots dapat menjawab sejumlah pertanyaan yang sering ditanyakan konsumen. Kemudian karyawan customer service dapat berfokus untuk menjawab pertanyaan konsumen yang lebih kompleks atau jarang ada kasus yang terjadi. Diharapkan dengan menerapkan Chatbots juga membuat perusahaan berfokus untuk merekrut hanya karyawan-karyawan yang berkompetensi tinggi di bagian customer service. Ketika perusahaan memiliki bagian customer service yang berkualitas tinggi, bisa dipastikan bahwa masalah konsumen cepat terselesaikan. Hal ini akan berdampak positif terhadap performa perusahaan karena kepuasan pelanggan sangat krusial. Pelanggan yang puas punya kecenderungan untuk membeli kembali suatu produk maupun suatu layanan. Maka dari itu, perusahaan perlu untuk menerapkan Chatbots sekaligus memiliki bagian customer service yang berkualitas. Kemudian ada cara memperkuat SDM di era kecerdasan buatan lainnnya adalah menerapkan AI di bagian manajemen. Bagian manajemen perlu mengetahui aplikasi berkaitan email dan inbox management. Contoh dari aplikasi tersebut bernama SaneBox dan EmailTree. Aplikasi SaneBox berguna untuk memeriksa bagian inbox. Kemudian aplikasinya bisa memetakan siapa saja yang sering berkomunikasi dengan user. Sedangkan email dari seseorang yang tidak pernah berkomunikasi dengan user akan terfilter. Lalu aplikasi EmailTree berguna untuk menjawab secara otomatis terhadap email tertentu. Aplikasinya juga berguna untuk mengelola inbox. Tentu saja masih banyak lagi aplikasi berbasis AI yang dapat digunakan untuk mengembangkan performa perusahaan.

  1. Mengikuti Pelatihan dengan Materi Terbaru

Perusahaan juga perlu untuk mengembangkan kemampuan karyawan lama atau baru dengan mengikutsertakan karyawan-karyawan tadi ke berbagai pelatihan. Pelatihan yang diikuti harus menjelaskan tentang materi terbaru sehingga pengetahuan di dalamnya up to date. Sebisa mungkin materi yang ada juga bersangkutan dengan penggunaan AI untuk meningkatkan produktivitas masing-masing karyawan. Dengan kata lain, para karyawan penting untuk belajar mengenai meeting online, isi daftar kehadiran online, dan lain-lain. Tentu saja selain memperhatikan tentang pelatihan, perusahaan juga sebaiknya mempersiapkan infrastruktur yang berkaitan dengan pemanfaatan AI. Pemilihan terhadap materi pelatihan harus dilakukan dengan sangat selektif. Panitia pengadaan pelatihan perlu update pengetahuan terus-menerus sehingga mampu menilai apakah suatu pelatihan menawarkan hal yang baru dan mengikuti perkembangan teknologi AI. Bahkan, perusahaan bisa saja mengumpulkan karyawan untuk mengikuti pelatihan online. Ada banyak sekali pelatihan online local maupun mancanegara yang bisa diikuti guna pengembangan skill dan pengetahuan para karyawan. Contoh dari pelatihan online asal mancanegara yang berkualitas diadakan oleh MIT Management Executive Education. Durasi pembelajaran sekitar 6 sampai 8 jam per minggu. Hal lain yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah mengadakan training maupun seminar sesuai dengan budget yang tersedia. Sedangkan jenis seminar yang perlu diikuti oleh pihak content creator berbasis AI harus membahas tentang tools terbaru. Tools ini tentu saja berbeda dari tahun ke tahun sehingga pengetahuan yang ada harus terus diperbaharui. Contoh dari AI untuk para content creator adalah Publer, Jasper, maupun Murf (Trend AI tersebut berlangsung pada tahun 2023). Usahakan seluruh karyawan di divisi content creator memperoleh pelatihan tentang tools tersebut di tahun 2023. Kemudian pelatihan para content creator di tahun berikutnya bisa mengikuti versi terbaru dari tools yang sudah disebutkan bila memang tools tersebut masih mendukung produktivitas. Cara memperkuat SDM di era kecerdasan buatan yang satu ini selalu diterapkan oleh setiap perusahaan kompetitif.

  1. Memberikan Penghargaan terhadap Karyawan Berprestasi

Sistem pemberian reward di setiap perusahaan berbeda. Pemberian reward sendiri harus dilakukan secara konsisten dan dapat disesuaikan dengan orangnya. Saat memberikan reward juga perlu diberikan penjelasan agar karyawan yang mendapatkannya paham. Jenis penghargaan yang diberikan juga harus menyesuaikan dengan budget yang tersedia di perusahaan. Diharapkan pemberian reward dapat memacu karyawan yang berprestasi maupun karyawan yang belum mendapatkan prestasi tersebut. Terdapat beberapa alasan lain mengapa karyawan perlu diberikan reward, seperti:

  • Mengurangi keinginan untuk pindah atau keluar dari pekerjaan (terutama bagi karyawan berprestasi).
  • Menciptakan suasana yang menyenangkan di tempat kerja.

Namun seorang manager maupun atasan juga perlu untuk membangun suasana yang tepat dalam memotivasi para karyawan sehingga kondisi kantor tetap kondusif. Seorang leader tetap harus mampu menciptakan suasana kerjasama tim yang baik. Jika perlu suatu pencapaian tertentu dirayakan bersama dengan tim yang menangani proyek tersebut. Pemberian penghargaan juga sebaiknya memperhatikan prestasi yang diraih. Beberapa contoh penghargaan yang bisa diberikan kepada karyawan berprestasi:

  • Memperbolehkan karyawan pulang lebih awal.
  • Perbolehkan karyawan untuk bekerja dari rumah dalam waktu sehari.
  • Pergi outbound bersama.
  • Makan bersama dengan satu tim di restaurant.
  • Berikan ucapan selamat atas prestasi yang diraih dengan menggunakan notes.
  • Berikan pelatihan atau edukasi tambahan sesuai dengan bidang kerja karyawan berprestasi.
  • Berikan sarapan pagi khusus.
  • Menyediakan tiket untuk pergi ke suatu festival atau event khusus.

Masih banyak lagi pemberian jenis penghargaan lainnya yang dapat disesuaikan dengan prestasi karyawan dan ketersediaan budget. Seorang leader bisa saja memilih memperbolehkan karyawan pulang lebih awal atau bekerja dari rumah sebagai hadiah yang tidak perlu mengeluarkan banyak budget. Namun bagi prestasi yang besar, seorang leader memang sebaiknya menyiapkan dana khusus dari perusahaan untuk diberikan kepada karyawan berprestasi. Cara memperkuat SDM di era kecerdasan buatan yang satu ini juga dapat memacu mereka untuk berprestasi.

Kini Anda telah mengetahui banyak cara untuk meningkatkan kualitas SDM. Anda perlu menerapkan keinginan karyawan untuk terus update perkembangan teknologi terbaru. Pengetahuan tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas yang berdampak pada performa perusahaan. Kemudian karyawan juga harus mengikuti pelatihan dan seminar yang berisikan materi terbaru. Materi tersebut harus berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan terbaru. Penting bagi perusahaan untuk menyiapkan infrastruktur pendukung agar ilmu dan skill yang diterima dari pelatihan dapat diimplementasikan. Langkah terakhir yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan penghargaan terhadap karyawan berprestasi. Pemberian prestasi harus disesuaikan dengan jenis prestasi yang diraih maupun budget yang tersedia.

Cara Mendapatkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bagi Pekerja Industri

Setiap karyawan yang bekerja di perindustrian umumnya mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan. Sebaiknya Anda juga perlu untuk mengetahui tentang adanya program perlindungan kehilangan pekerjaan bernama JKP. Program tersebut pertama kali diselenggarakan pada tahun 2022 silam. Ada beberapa cara mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan. Ketahui berbagai persyaratan dan juga caranya di bawah ini.

cara mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan

Persyaratan Mendapatkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Kami akan membahas terlebih dahulu mengenai sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi ketika ingin memperoleh JKP sebelum membahas cara mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan. Pastikan Anda sudah memenuhi seluruh persyaratan tersebut sehingga kehidupan sehari-hari tidak terlalu terganggu ketika terjadi pemutusan hubungan kerja.

Persyaratan yang pertama adalah sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Anda bisa mencari tahu terlebih dahulu apakah pabrik tempat Anda bekerja memberikan fasilitas BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan ini mengharuskan seluruh pesertanya untuk membayarkan iuran bulanan dengan nominal tertentu. Hal ini telah diatur dengan regulasi khusus yang bisa dilihat melalui website JKP resmi buatan Pemerintah. Setidaknya setiap peserta BPJS sudah terdaftar sebagai peserta dan melaksanakan iuran selama 12 bulan secara minimal dalam 2 tahun terakhir. Peraturan lain terkait hal ini adalah peserta BPJS melaksanakan iuran tersebut secara berturut-turut dalam 6 bulan terakhir sebelum terjadinya PHK. Kemudian setelah itu, peserta BPJS juga harus memahami adanya persyaratan kategori yang tidak masuk tanggungan JKP.

Beberapa kategori yang tidak masuk dalam tanggungan BPJS tersebut adalah peserta yang melakukan pengunduran diri, pensiun, mengalami kecatatan total tetap, meninggal dunia, dan juga berakhirnya kontrak dari pekerja PKWT. Selain ketentuan tersebut, Anda dapat memahami juga sejumlah persyaratan lain ketika mengajukan laporan untuk klaim JKP. Sejumlah dokumen yang harus dipersiapkan dapat kamu lihat dalam beberapa poin yang ada di bawah ini.

  • Pengajuan laporan yang disertakan dengan bukti terjadinya PHK (diperoleh dari surat PHK yang diberikan oleh tempat bekerja para peserta).
  • Berkomitmen untuk segera kembali bekerja dengan melamar berbagai pekerjaan lagi.
  • Resmi dilaporkan menjadi non aktif dari perusahaan yang disampaikan ke BPJS Ketenagakerjaan.
  • Tidak berstatus sedang kembali bekerja di bagian Sektor PU (Penerimaan Upah).
  • Mengajukan klaim JKP dalam waktu selambat-lambatnya 3 bulan setelah alami pemutusan hubungan pekerjaan.

Cara Klaim JKP untuk Peserta BPJS Ketenagakerjaan

Kini Anda telah memahami sejumlah persyaratan yang diperlukan untuk mengajukan bantuan JKP. Kita akan langsung melanjutkan pembahasan yang berkaitan dengan cara mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan mulai dari klaim yang dilakukan pada bulan pertama. Pada bulan pertama, Anda bisa mulai membuka potal Siap Kerja yang ada di website JKP.

Kemudian Anda bisa pilih Ajukan Klaim pada portal tersebut. Dilanjutkan dengan melengkapi formulir terkait data diri. Pastikan dalam proses pengisian benar, termasuk dalam mengisi nomor rekening maupun surat KAPK. Apabila sudah selesai Anda bisa coba untuk menunggu proses validasi data yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Setelah itu, para peserta yang lolos dalam proses validasi data akan mendapatkan informasi melalui email. Dalam email tersebut terdapat informasi mengenai proses klaim JKP. Ikuti langkah-langkah yang tertera dalam email untuk bisa memperoleh bantuan uang tunai dari JKP. Apabila Anda berniat mengajukan klaim JKP pada bulan kedua atau ketiga setelah di PHK, maka Anda perlu untuk melakukan cara yang agak sedikit berbeda.

Kami juga akan menjelaskan langkah-langkah tersebut sehingga Anda tetap bisa mendapatkan uang tunai dari JKP. Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah membuka portal asesmen diri pada portal Siap Kerja atau JKP. Jika sudah selesai membuka portal asesmen diri, maka Anda dapat melanjutkan pengisian lamaran pekerjaan. Paling tidak Anda perlu mengisi minimal 5 perusahaan untuk proses pencarian pekerjaan yang barus etelah PHK. Bagian ini juga dapat digantikan ketika Anda telah selesai melakukan wawancara dan hanya tinggal menunggu hasil dari 1 perusahaan.

Kemudian Anda perlu melanjutkan dengan bimbingan konseling. Mengenai bimbingan konseling ini, para peserta akan mendapatkan bimbingan konseling terkait dunia kerja. Bimbingan konseling diharapkan mampu memberikan pembekalan yang cukup agar kelak peserta yang mengalami PHK bisa memperoleh karir lancar di tempat kerja berikutnya. Sejumlah keunggulan dari pemberian bimbingan konseling adalah memperoleh informasi terkait dunia pekerjaan mulai dari sectoral, regional, dan nasional. Selain itu, pemberian konseling diharapkan mampu memberikan informasi kepada para peserta terkait kemampuan dasar, karakter, minat, dan juga kepribadian para peserta.

Kemudian manfaat selanjutnya dari pemberian bimbingan konseling yakni memberikan informasi terkait rekomendasi peluang kerja kepada para peserta. Lalu dilanjutkan dengan mengikuti berbagai pelatihan terkait pekerjaan dan hal ini diberikan rkeomendasi oleh Petugas Antar Kerja. Setidaknya peserta yang ingin klaim JKP perlu untuk menghadiri pelatihan kerja minimal 80%. Proses menghadiri pelatihan kerja biasanya dilakukan pada periode bulan 2 hingga 5. Peserta juga dituntut untuk melanjutkan klaim di periode bulan selanjutnya. Waktu pengajuan klaim tersebut akan dicantumkan dalam akun Siap Kerja.

Jika keseluruhan proses tadi sudah selesai, maka peserta tinggal menunggu uang tunai yang dijaminkan oleh JKP dalam rekening masing-masing. Mengenai seberapa banyak uang tunai yang diberikan oleh JKP juga tertera dalam website JKP. Uang tunai yang diberikan kepada peserta sebesar 45% dari gaji yang diterima oleh peserta JKP pada bulan pertama. Namun besaran nominal tersebut akan berganti pada 3 bulan selanjutnya menjadi 25% dari upah yang diterima oleh peserta JKP yang terkena PHK.

Bagi Anda yang sedang mencari tahu cara mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan juga perlu memahami berbagai informasi tambahan lain, seperti informasi pasar kerja dan jenis pelatihan kerja yang diberikan oleh program JKP.  Informasi pasar kerja memberikan kesempatan kepada para peserta JKP untuk bertemu dengan para pemberi kerja. Para peserta dapat mencari tahu lapangan pekerjaan mana yang paling cocok dengan mereka. Diharapkan dari proses tersebut dapat memberikan kecocokan antara peserta yang mencari kerja dengan para pemberi pekerjaan. Kecocokan yang dimaksud meliputi banyak hal, seperti kompetensi kerja, kecocokan lingungan kerja, dan juga lain-lain.

Bahkan para peserta pelamar juga berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dari luar negeri. Dengan kata lain, para pencari kerja bisa saja memperoleh peluang lebih besar untuk bisa berkontribusi membangun negara. Semua proses ini dapat dilakukan melalui online sehingga peserta JKP tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya terkait transportasi. Kemudian penjelasan selanjutnya akan berkaitan dengan pelatihan kerja.

Pelatihan kerja yang diberikan oleh program JKP memungkinan peserta JKp untuk melakukan pengembangan kompetensi kerja yang diiringi dengan perbaikan kedisiplinan, etos kerja, produktivitas, dan lain-lain. Hal ini memungkinkan para peserta yang mengalami PHK untuk bisa kembali bekerja dengan kualitas diri yang meningkat. Tentu saja pelatihan kerja tersebut akan sangat membantu para peserta JKP untuk bisa memperoleh pekerjaan kembali.

Ini Dia Cara Memutuskan Hubungan Kerja dengan Baik

cara memutuskan hubungan kerja dengan baik

Pada suatu titik dalam karir seseorang, mungkin akan datang saatnya untuk memutuskan hubungan kerja dengan perusahaan tempat Anda bekerja sehingga banyak yang mencari bagaimana cara memutuskan hubungan kerja dengan baik. Keputusan ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti mencari peluang yang lebih baik, perubahan dalam tujuan karir, atau bahkan ketidakpuasan dengan kondisi kerja saat ini.

Terlepas dari alasannya, penting bagi setiap individu untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam memutuskan hubungan kerja dengan baik. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa panduan praktis untuk membantu Anda melakukan hal tersebut.

Cara Memutuskan Hubungan Kerja dengan Baik

Mengakhiri hubungan kerja dengan baik adalah tindakan yang penting untuk membangun reputasi profesional yang baik.

Mengikuti langkah-langkah di bawah akan membantu Anda menghormati perusahaan dan rekan kerja Anda, serta meninggalkan kesan positif yang akan membantu Anda di masa depan. Ingatlah selalu untuk tetap profesional, jujur, dan terbuka dalam setiap tahap proses ini.

1. Evaluasi Alasan Anda

Sebelum mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan kerja, penting bagi Anda untuk mengevaluasi dan memahami alasan di balik keputusan ini. Apakah Anda tidak puas dengan kondisi kerja saat ini, atau apakah Anda mencari peluang yang lebih baik?

Menyadari alasan di balik keputusan Anda akan membantu Anda menjelaskan niat Anda secara jelas dan memberikan landasan yang kuat untuk langkah selanjutnya.

2. Berbicara dengan Atasan atau Manajer Anda

Setelah Anda yakin dengan keputusan Anda, adalah langkah yang bijaksana untuk mengadakan pertemuan pribadi dengan atasan atau manajer Anda. Sampaikan niat Anda secara terbuka dan jujur, dan jelaskan alasan di balik keputusan ini.

Berikan apresiasi yang tulus atas kesempatan yang diberikan kepada Anda dan tunjukkan rasa terima kasih Anda kepada perusahaan atas pengalaman yang Anda peroleh selama bekerja di sana.

3. Persiapkan Surat Resmi

Selain berbicara langsung dengan atasan atau manajer, biasanya diharapkan untuk menyusun surat resmi yang berisi pemberitahuan resmi tentang niat Anda untuk berhenti dari pekerjaan. Surat ini haruslah singkat, jelas, dan profesional.

Sertakan tanggal yang spesifik untuk menginformasikan perusahaan tentang kapan Anda berencana untuk meninggalkan perusahaan.

4. Siapkan Alasan Anda

Pada beberapa kasus, perusahaan mungkin ingin mengetahui alasan di balik keputusan Anda untuk memutuskan hubungan kerja. Persiapkan penjelasan yang jujur dan sopan tentang alasan Anda, tetapi hindari berbicara negatif tentang perusahaan atau rekan kerja. Jaga sikap profesional dan terus berfokus pada keputusan Anda sendiri.

5. Jaga Profesionalisme Selama Masa Transisi

Setelah pemberitahuan Anda diterima, penting bagi Anda untuk tetap menjaga sikap profesional selama masa transisi.

Tidak peduli seberapa buruk atau negatif pengalaman Anda, hindari terlibat dalam gossip atau konflik dengan rekan kerja atau atasan. Teruslah memberikan kontribusi yang bermanfaat selama waktu tersisa Anda di perusahaan, dan pastikan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sedang Anda kerjakan dengan baik.

6. Menjalin Hubungan yang Baik dengan Rekan Kerja

Mempertahankan hubungan baik dengan rekan kerja adalah penting, baik selama masa kerja maupun setelah Anda pergi. Jaga kontak dengan mereka dan jangan ragu untuk memberikan referensi yang baik jika diminta. Jaringan profesional yang baik dapat membantu memperluas peluang karir Anda di masa depan.

7. Evaluasi Pengalaman Kerja Anda

Setelah Anda meninggalkan perusahaan, cara memutuskan hubungan kerja dengan baik selanjutnya adalah dengan ambil waktu untuk mengevaluasi pengalaman kerja Anda secara keseluruhan. Periksa apa yang telah Anda pelajari, pencapaian apa yang telah Anda raih, dan bagaimana pengalaman ini akan membantu Anda di masa depan. Evaluasi ini akan membantu Anda dalam membangun karir yang lebih baik di tempat kerja berikutnya.

Alasan Kenapa Harus Memutuskan Hubungan Kerja dengan Bijaksana

Memutuskan hubungan kerja adalah keputusan yang penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini dapat memiliki dampak signifikan pada karir, kesejahteraan finansial, dan kehidupan pribadi seseorang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa penting untuk memutuskan hubungan kerja dengan bijaksana:

1. Kepuasan dan Pertumbuhan Karir

Jika Anda tidak puas dengan pekerjaan Anda saat ini, memutuskan hubungan kerja dapat memberi Anda kesempatan untuk mencari lingkungan kerja yang lebih memuaskan dan mendukung. Ini mungkin mencakup mencari pekerjaan yang lebih menantang, memiliki peluang pengembangan karir yang lebih baik, atau mencari tempat kerja yang sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan pribadi Anda.

2. Kesejahteraan Emosional dan Kesehatan Mental

Pekerjaan yang tidak memuaskan dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan emosional dan kesehatan mental seseorang. Stress yang berkepanjangan, tekanan kerja yang tinggi, konflik dengan rekan kerja atau atasan, dan kurangnya dukungan dapat mengakibatkan kelelahan, kecemasan, dan bahkan masalah kesehatan mental yang serius.

Memutuskan hubungan kerja yang tidak sehat dapat memberi Anda kesempatan untuk memulihkan dan menjaga kesejahteraan mental Anda.

3. Kesempatan Karir yang Lebih Baik

Terkadang, memutuskan hubungan kerja dapat membuka pintu untuk kesempatan karir yang lebih baik. Ini mungkin berarti pindah ke perusahaan yang menawarkan gaji dan fasilitas yang lebih baik, lebih banyak peluang untuk belajar dan berkembang, atau bekerja di industri yang lebih sesuai dengan minat dan passion Anda.

Dengan mencari peluang yang lebih baik, Anda dapat membangun karir yang lebih memuaskan dan memperluas jaringan profesional Anda.

4. Peningkatan Keseimbangan Hidup dan Kualitas Hidup

Kadang-kadang, pekerjaan yang memakan banyak waktu dan energi dapat mengorbankan keseimbangan hidup dan kualitas hidup seseorang. Jika pekerjaan Anda tidak memungkinkan Anda memiliki waktu yang cukup untuk keluarga, hobi, dan aktivitas lain yang penting dalam hidup Anda, memutuskan hubungan kerja dapat membantu Anda mencari pekerjaan yang memberikan keseimbangan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.

5. Perubahan Tujuan dan Prioritas

Dalam hidup, tujuan dan prioritas seseorang dapat berubah seiring waktu. Mungkin Anda ingin menjelajahi jalur karir yang berbeda, memulai bisnis sendiri, atau fokus pada pengembangan pribadi. Memutuskan hubungan kerja dengan baik memberi Anda kebebasan untuk mengejar tujuan baru dan menyesuaikan prioritas hidup Anda sesuai keinginan.

Hal yang Harus Dihindari saat Memutuskan Hubungan Kerja

Saat memutuskan hubungan kerja, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari agar prosesnya berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan konsekuensi negatif. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dihindari:

1. Mengundurkan diri secara mendadak

Meskipun terkadang keinginan untuk segera meninggalkan pekerjaan yang tidak memuaskan bisa kuat, sebaiknya hindari mengundurkan diri secara mendadak tanpa memberikan pemberitahuan yang cukup. Memberikan pemberitahuan yang tepat akan memberikan waktu bagi perusahaan untuk mengatur pengganti Anda dan memastikan kelancaran proses transisi.

2. Memberikan pemberitahuan secara tidak sopan atau tidak professional

Ketika memberikan pemberitahuan, penting untuk melakukannya dengan sopan dan profesional. Hindari mengeluarkan kata-kata kasar, mengkritik perusahaan secara negatif, atau menyalahkan rekan kerja atau atasan. Jaga komunikasi tetap profesional dan fokus pada alasan pribadi atau profesional yang memotivasi keputusan Anda.

3. Menjalin konflik atau menciptakan ketegangan

Saat Anda memutuskan hubungan kerja, penting untuk menjaga suasana yang harmonis dan terhindar dari konflik atau ketegangan dengan rekan kerja atau atasan. Hindari memicu pertentangan atau menciptakan suasana yang tidak nyaman. Ini akan membantu Anda menjaga reputasi profesional yang baik dan memudahkan transisi Anda ke peran baru.

4. Mengabaikan tanggung jawab dan tugas kerja

Meskipun Anda sudah memutuskan untuk pergi, tetaplah menjaga komitmen Anda terhadap tanggung jawab dan tugas kerja hingga saat Anda benar-benar meninggalkan perusahaan. Hindari menyepelekan pekerjaan atau menurunkan produktivitas hanya karena Anda akan pergi. Menyelesaikan tugas dengan baik akan memberikan kesan yang positif dan menjaga hubungan baik dengan perusahaan dan rekan kerja.

5. Membocorkan rahasia perusahaan atau informasi rahasia

Pastikan untuk menjaga kerahasiaan perusahaan dan tidak membocorkan informasi rahasia yang Anda ketahui kepada pihak luar. Ini termasuk rahasia bisnis, data pelanggan, informasi keuangan, atau strategi perusahaan. Menjaga integritas dan menjunjung tinggi kerahasiaan perusahaan adalah tindakan yang penting untuk mempertahankan etika profesional dan melindungi kepentingan perusahaan.

6. Menyebarkan gosip negative

Hindari terlibat dalam gosip negatif tentang perusahaan, rekan kerja, atau atasan saat Anda memutuskan hubungan kerja. Menyebarluaskan gosip hanya akan mencerminkan buruk pada diri Anda sendiri dan dapat merusak reputasi profesional Anda. Tetaplah menjaga sikap positif dan fokus pada pengalaman yang Anda dapatkan selama bekerja di perusahaan tersebut.

7. Melupakan jaringan professional

Jaringan profesional adalah aset yang berharga dalam karir Anda. Jangan melupakan rekan kerja atau kontak lain yang mungkin dapat membantu Anda di masa depan. Pertahankan hubungan baik dengan mereka dan jangan ragu untuk memberikan referensi atau meminta dukungan mereka ketika diperlukan. Jaringan yang kuat dapat membantu Anda memperluas peluang karir dan mendukung perkembangan profesional Anda.

Dalam proses memutuskan hubungan kerja, penting untuk tetap menjaga sikap profesional, menghormati perusahaan, dan berkomunikasi dengan baik. Dengan menghindari hal-hal di atas, Anda dapat meninggalkan perusahaan dengan baik dan menjaga reputasi serta integritas profesional Anda.

Penting untuk diingat juga bahwa cara memutuskan hubungan kerja dengan baik adalah langkah yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Pertimbangkan konsekuensi dan dampaknya, termasuk keuangan, stabilitas, dan konsekuensi jangka panjang bagi karir Anda. Selalu lakukan dengan cara yang profesional, berkomunikasi dengan baik, dan berusaha memisahkan diri dengan baik dari perusahaan saat Anda melanjutkan ke babak berikutnya dalam karir Anda.