Kenali Kelebihan dan Kekurangan AI di Industri HR

Tidak banyak orang mengenal kelebihan dan kekurangan AI di industri HR atau human resources. Human resources yang juga dikenal dengan sumber daya manusia adalah salah satu department inti dalam perusahaan. AI atau Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan x machine learning sudah menjadi kebutuhan perusahaan termasuk dalam departemen ini.

kelebihan dan kekurangan AI di industri HR

Kecerdasan buatan menganalisis data dalam jumlah besar untuk menghasilkan respons dan informasi yang sangat mirip dengan manusia.  Tetapi AI melakukannya lebih cepat dan akurat, termasuk dunia SDM.  Kecerdasan buatan di departemen ini menjadi bahan pembicaraan hangat.

Kelebihan dan Kekurangan AI di Industri HR

Bagaimanapun juga, teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperhitungkan oleh perusahaan yang ingin mengaplikasikannya untuk departemen HR.    85% perusahaan telah mengaplikasikan AI untuk keperluan perusahaan, mulai dari mengidentifikasi kelayakan kandidat atau mendeteksi keahliannya. AI dapat melakukannya tanpa penilaian subjektif layaknya manusia dengan kemampuan untuk mempersingkat proses rekrutmen.

Kelebihan AI untuk kebutuhan departemen SDM adalah:

  1. Proses Rekrutmen Singkat dan Sederhana

Biasanya, proses rekrutmen menggunakan platform wawancara video atau chatbots. Proses rekrutmen menggunakan aplikasi dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya dengan merampingkan proses rekrutmen manual. AI dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemilihan kandidat dengan mengumpulkan data mereka dan menganalisisnya.

Contoh konkretnya adalah semua kandidat menjawab pertanyaan melalui chatbots sebelum wawancara sebenarnya dimulai. Dengan demikian, kandidat yang tidak sesuai kebutuhan perusahaan tidak perlu melanjutkan wawancara. AI dapat menyisihkan kandidat yang tidak sesuai kebutuhan perusahaan sehingga memungkinkan perekrut untuk fokus pada kandidat yang lebih berkualitas.

  1. Berkurangnya Subjektivitas

Subjektivitas manusia dalam proses rekrutmen adalah penyebab utama dalam kegagalan merekrut talenta terbaik.  Seringkali, beberapa kandidat terpilih hanya berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, penampilan, dan lainnya, bukan hanya berdasarkan keterampilan dan pengalaman mereka.

AI memecahkan masalah ini dengan mudah karena karakternya yang independen, objektif dan tidak memiliki bias terhadap kandidat terkait dengan stereotip apa pun.  Teknologi semacam itu menganalisis kompetensi berdasarkan pada pengetahuan dan keahlian kandidat sepenuhnya.

  1. Mendeteksi Pengalaman Kandidat Secara Akurat

Teknologi AI dalam bentuk chatbot atau asisten virtual dapat meningkatkan mendeteksi pengalaman kandidat secara akurat. Rekrutmen manual tidak dapat mencermati pengalaman setiap kandidat karena staf SDM masih disibukkan dengan banyaknya tugas lain selain rekrutmen. Tidak hanya itu, teknologi AI memungkinkan kandidat berinteraksi dengan perusahaan secara langsung dan mengenal deskripsi pekerjaan dengan cepat.

  1. Mengurangi Beban Pekerjaan SDM

AI memungkinkan staf departemen SDM Anda untuk fokus pada tugas lain selain rekrutmen.  Dengan demikian, departemen ini bisa lebih produktif. Aspek bisnis yang perlu mendapat perhatian seperti seperti training, peningkatan kenyamanan lingkungan kerja, dan sebagainya dapat ditingkatkan sementara AI menangani proses rekrutmen.

AI juga berpotensi membantu proyek yang membutuhkan pengetahuan lebih intensif , seperti pengembangan konten pelatihan. Beberapa perusahaan besar menggunakan alat AI generatif dalam mengembangkan skrip produksi untuk video pelatihan terkait etika dan kepatuhan.

AI juga dapat melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian. Pasalnya, staf HRD bisa melakukan kesalahan saat memasukkan data. Faktor seperti kelelahan tidak dapat memengaruhi kinerja AI seperti halnya manusia. AI dapat melakukan -tugas yang dapat direplikasi.

Kekurangan AI untuk Departemen SDM

Intinya, kelebihan AI dapat mengurangi waktu dan anggaran SDM untuk proses rekrutmen. Anggaran perusahaan berkurang dan staf SDM juga dapat lebih fokus. Namun tentunya ada kekurangan dari sistem kecerdasan buatan. Kekurangan tersebut adalah:

  1. Ketergantungan pada Kata Kunci

Sistem kerja AI terlalu bergantung pada kata kunci tertentu. Sistem rekrutmen menggunakan kata kunci tertentu saat memindai lamaran dimana pencarian tersebut berdasar kata dan frasa untuk memilih kandidat sesuai dengan posisi. Hal ini membuat banyak kandidat mengenali sistem kerja AI sehingga kandidat menggunakan kata kunci ini dalam aplikasi mereka, meski sebenarnya peran mereka tidak sesuai dengan lowongan tersebut.

  1. Kurangnya Keterlibatan Manusia

Pada dasarnya, proses rekrutmen masih membutuhkan tenaga manusia. Terkadang, melihat lamaran melalui sudut AI saja tidak cukup menentukan apakah seorang kandidat sesuai untuk pekerjaan yang ada. Perusahaan mungkin mengejar tujuan khusus dimana robot tidak akan selalu dapat mengikuti tujuan ini saat mencari kandidat yang tepat

Staf HRD biasanya lulusan jurusan psikologi yang dapat membaca karakter dari hasil wawancara. Namun, hal ini tentunya tidak dapat dilakukan AI. Pasalnya, AI hanya mengartikan beberapa frase sesuai program saja. Sedangkan hasil penilaian manusia bisa menilai karakter dari wawancara dan hasil psikotes.

  1. Hasil Kurang Sesuai

AI memang sangat membantu kinerja manusia meskipun masih jauh dari sempurna.  Tidak semua hasil teknologi AI sepenuhnya akurat. Terlebih, AI tidak dapat benar-benar diandalkan karena alat yang menggunakan teknologi ini seringkali tidak memperhitungkan beberapa faktor yang mungkin mengakibatkan kesalahan interpretasi dari aplikasi kandidat.

  1. Butuh SDM dengan Kemampuan Khusus

Teknologi AI terkadang terlalu canggih sehingga tidak semua staf HRD dapat mengoperasikannya. Penerapan teknologi kecerdasan buatan di departemen SDM membutuhkan profesional. Disinilah tantangan perusahaan yang harus dapat dipahami perusahaan dimana staf HRD harus terampil dalam mengoperasikan perangkat yang mengaplikasikan AI untuk rekrutmen.

  1. Penerapan Tidak Maksimal

Sama halnya dengan poin sebelumnya dimana tidak semua staf departemen SDM belum siap untuk meningkatkan keterampilan mereka. Tidak semua perusahaan merasa penerapan AI ke dalam alur kerja mereka. Segala jenis perubahan besar membutuhkan banyak perhatian karena tidak semua sumber daya tersedia di semua perusahaan.

Teknologi AI membutuhkan perangkat yang tidak murah. Biasanya, perusahaan kecil lebih banyak mengandalkan staf untuk mengerjakan berbagai tugas. Mereka belum berpikir bahwa AI merupakan investasi awal yang menguntungkan. Investasi di awal cukup besar dimana mungkin perusahaan belum siap dengan anggaran dan sumber daya manusia.

AI mendeteksi pola—tetapi pola bukanlah segalanya. AI dapat memproses data dalam jumlah besar dan mendeteksi pola dalam hitungan detik. Namun, itu tidak dapat secara efektif mengukur antusiasme, kemauan untuk belajar, kecerdasan sosial dan emosional yang sebenarnya, serta keterampilan dan atribut lain yang sangat (dan semakin) berharga dalam budaya tempat kerja kolaboratif yang sehat.

Kesimpulan

Kelebihan dan kekurangan AI di industri HR tentunya harus menjadi pertimbangan perusahaan. Dalam satu dekade mendatang, AI dapat mengambil alih begitu banyak aspek kehidupan, bukan hanya di departemen SDM. Perusahaan harus siap dengan kemungkinan ini.

Algoritma dan regulasi seputar AI terus berubah. Penggunaan kecerdasan buatan berkembang pesat. Hal ini membutuhkan staf yang dapat mengawasi sekaligus mengatur operasional AI. Terkadang, teknologi AI berpotensi melakukan pelanggaran privasi dan hak karyawan tanpa disadari.

Namun, AI masih memiliki kelebihan dimana AI masih dapat menggantikan tugas karyawan. Biasanya, AI generatif dapat membuat pengumuman internal untuk pendistribusian secara rutin ke semua saluran komunikasi dalam perusahaan.

Pengaruh AI Di Industri Dalam Manajemen SDM Berkontribusi untuk Kemajuan Perusahaan

pengaruh AI di industri dalam manajemen SDM

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh AI di industri dalam manajemen SDM sangat besar. Mengintegrasikan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam sumber daya manusia dapat meningkatkan perekrutan, ulasan kinerja, keterlibatan karyawan, pengembangan bakat, dan banyak tugas lain.

Artificial Intelligence (AI) mengacu pada pengembangan sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia.  Tugas ini termasuk kemampuan seperti belajar, penalaran, pemecahan masalah, dan pemahaman bahasa alami.  Misalnya seorang manajer SDM dapat menggunakan software yang mengaplikasikan AI yang banyak tersedia di internet.

Software untuk HR merupakan bagian dari strategi akuisisi bakat. Caranya adalah dengan proses otomatisasi proses rekrutmen.  Seleksi otomatis dapat mempersingkat waktu dan sumber daya yang terkuras untuk mewawancarai kandidat. Terlebih jika kandidat tidak memenuhi syarat untuk posisi yang dibutuhkan dalam perusahaan mereka.

Pengaruh AI di Industri dalam Manajemen SDM

Kecerdasan buatan atau AI mencakup beberapa jenis teknologi  meski sebelumnya banyak yang meremehkan.  AI juga sering diaplikasikan untuk manajemen sumber daya manusia untuk membantu keputusan tentang perekrutan, retensi, dan pengembangan karyawan. Bahkan,  AI juga dapat digunakan untuk melakukan otomatisasi tugas-tugas seperti penggajian dan serta allowances.

Menarik untuk disimak bahwa pembuatan kebijakan, kontrak, deskripsi pekerjaan, pertanyaan wawancara, dan sebagainya juga dapat menggunakan AI.  Tidak hanya itu, AI juga dapat mengantisipasi dan merencanakan hasil menggunakan analitik prediktif dan pembelajaran mesin. Departemen HRD pun dapat meluangkan waktu untuk pekerjaan SDM penting lainnya seperti mengelola hubungan karyawan atau merekrut anggota tim baru.

Apakah AI Menguntungkan SDM?

Tidak hanya itu, teknologi AI dapat mengurangi bias karena dapat meningkatkan analisis dan pengambilan keputusan secara objektif.  Tetapi, memang ada keterbatasan dalam sistem AI dibandingkan dengan tenaga manusia.  Tidak semua pekerjaan dalam HRD dapat dilakukan AI sepenuhnya.

Namun demikian, AI tetap dapat meningkatkan tugas SDM dalam keseharian. Pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif.  Banyak solusi yang dihasilkan oleh AI dapat meringankan beban kerja dari staf SDM. Tidak hanya itu, pengalaman karyawan juga meningkat secara keseluruhan.  Hal ini tentunya dapat mendorong produktivitas karyawan sehingga perusahaan dapat lebih cepat berkembang.

AI dapat dimanfaatkan untuk berbagai tugas di departemen sumber daya manusia yaitu:

1. Rekrutmen

Teknologi AI dapat membantu perusahaan dalam menemukan talenta yang akurat. Caranya adalah dengan menganalisis resume serta mencocokkannya dengan deskripsi pekerjaan.  Beberapa perangkat dapat melakukan seleksi resume untuk departemen HR, tetapi juga akan menggunakan data yang dihasilkan untuk mengumpulkan daftar kandidat ideal yang diambil dari sumber online, seperti Linkedin misalnya.

Bahkan, teknologi AI memungkinkan HRD untuk menulis email kepada kandidat. Dengan demikian, kandidat mengenal perusahaan lebih lanjut.  AI juga dapat melakukan proses evaluasi. Proses tersebut bisa melalui wawancara video untuk penilaian kepribadian dan sebagainya.  Proses rekrutmen seperti ini tidak hanya menghemat waktu kerja, tetapi juga memastikan bahwa tidak ada kandidat potensial yang diabaikan karena human error.

2. Tinjauan Kinerja Karyawan

Perusahaan besar kini melakukan tinjauan kinerja untuk karyawan melalui aplikasi berbasis AI. Caranya adalah dengan melacak dan menganalisis data kinerja karyawan selama setahun. Sistem ini mempertimbangkan faktor-faktor penting seperti tugas yang diselesaikan, keterlibatan proyek, dan umpan balik dari rekan sesama tim.

Saat akhir tahun, tim HRD menerima laporan komprehensif yang menyoroti semua aspek yang diperhitungkan. Selain itu, tim HRD dapat mendeteksi area yang mengalami peningkatan sekaligus kemajuan setiap anggota tim selama waktu peninjauan.  Proses menghilangkan dugaan yang sehingga penilaian lebih objektif dan adil untuk setiap tim.

3. Inisiatif keterlibatan karyawan

Tim SDM sering kesulitan mengukur keterlibatan karyawan secara akurat. Alat survey berbasis AI dapat melakukan otomatisasi untuk proses ini. Misalnya, staf HRD dapat memberikan survei otomatis meski singkat dan menarik. Dengan demikian, ada umpan balik yang jujur dan dari karyawan dimana hasilnya dianalisis oleh AI juga.

Hasilnya adalah staf HRD dapat mengidentifikasi tren dan bidang yang menjadi perhatian. Dengan demikian tim SDM mendapat wawasan yang mereka butuhkan dalam peningkatan kepuasan dan keterlibatan karyawan.

4. Pengembangan dan pelatihan

AI juga dapat mempersonalisasi pengembangan dan pelatihan untuk karyawan secara khusus.  Platform  AI dapat menganalisis keterampilan serta ambisi karir setiap karyawan.  AI merekomendasikan kursus pelatihan, webinar, atau lokakarya khusus, berdasarkan peran dan tujuan karyawan. Karyawan akan menghargai pendekatan secara personalisasi ini sehingga mereka termotivasi untuk terlibat dalam pengembangan karirnya secara aktif.

5. Perencanaan tenaga kerja

Tim eksekutif dalam departemen HRD yang bertugas melihat ulasan kinerja dapat mencari celah dan peluang. Dengan demikian, tim dapat menyusun rencana perekrutan tahun depan. Software berbasis AI dapat memprediksi peran mana yang mungkin perlu diisi di tahun depan. Caranya adalah dengan menganalisis data seperti keterampilan tenaga kerja saat ini, tren industri, dan rencana pertumbuhan perusahaan.

Perencanaan ini memastikan bahwa selama proses tidak ada karyawan yang terlewatkan dalam evaluasi. AI dapat mendeteksi pengembangan bakat di era yang sangat kompetitif ini. Terlebih, staf SDM juga lebih fokus pada tugas yang lebih kompleks.

6. Asisten Virtual dan Chatbot

Salah satu pengaruh AI di industri dalam manajemen SDM adalah chatbot yang berfungsi sebagai asisten SDM selama 24 jam.  Karyawan dapat mengajukan pertanyaan kepada chatbot tentang kebijakan cuti, tunjangan, dan lainnya. Hal ini memungkinkan tim SDM untuk fokus pada tugas-tugas strategis, sementara karyawan mendapatkan jawaban instan atas pertanyaan mereka.

Bisa jadi, di era mendatang, AI bisa dapat merekrut sekaligus memecat karyawan. Tidak hanya itu, AI juga dapat serta melakukan tugas yang lebih kompleks, seperti menjawab pertanyaan karyawan terkait SDM dengan lebih detail dan spesifik.  Terlepas dari manfaatnya, beberapa risiko juga terlibat saat menggabungkan AI dalam SDM, seperti keterbatasan alat AI dan seberapa rentannya terhadap cyber attack.

7. Orientasi Karyawan

AI dapat mengembangkan dan mengotomatisasi perekrutan karyawan baru dengan melakukan verifikasi dokumen karyawan, melakukan pelatihan induksi, serta menangani tugas administratif seperti memberikan ID dan akses ke hardware dan software perusahaan

Onboarding atau orientasi adalah bagian penting dari SDM. AI dapat mempermudah prosesnya secara lebih personal.  Chatbots bertenaga AI dapat memandu karyawan baru melalui proses orientasi, menjawab pertanyaan dan memberikan informasi dan petunjuk.

AI juga dapat membantu proses personalisasi dari orientasi. Caranya adalah menganalisis data pada setiap karyawan, seperti keterampilan dan preferensi mereka. Dengan demikian, staf HRD dapat menyesuaikan pelatihan mereka. Memang, perlu adanya investasi yang tidak murah untuk aplikasi ini ini meskipun hasilnya juga tidak mengecewakan.

Memanfaatkan Keuntungan AI

Tentu saja manajemen SDM harus dapat memanfaatkan AI dalam berbagai aspek. Pengaruh AI di industri dalam manajemen SDM telah banyak mengubah kinerja dari departemen ini, terutama di perusahaan besar. Kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan telah mengubah departemen SDM untuk memanfaatkan pembelajaran mesin dan algoritma dalam merampingkan pekerjaan mereka.

Bagaimana Dampak Teknologi AI Mengubah Pengalaman Kerja

Dampak Teknologi AI (kecerdasan buatan) semakin berkembang pesat dan mulai memberikan dampak mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Dari otomatisasi tugas-tugas rutin hingga analisis data yang mendalam, AI memberikan dampak signifikan pada cara perusahaan beroperasi dan bagaimana karyawan menjalani pengalaman kerjanya.

Tidak hanya meningkatkan efisiensi, AI juga berpotensi meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan karyawan dengan mengurangi beban kerja manual serta memberikan wawasan yang lebih baik untuk pengambilan keputusan.

Penerapan AI memberikan bantuan kepada perusahaan dalam menghadapi tantangan, situasi tak terduga, hingga mengelola kinerja tim. AI dapat memberikan data informasi performa karyawan, kehadiran, umpan balik, hingga keinginan individu.

4 Dampak Penerapan Teknologi AI Dalam Manajemen SDM

Dalam pandangan yang lebih luas, penerapan AI dalam Manajemen SDM bukan hanya sekedar alat teknologi, melainkan mitra dalam mengoptimalkan kepuasan karyawan dan pertumbuhan organisasi. Terdapat 4 imbas positif, berikut penjabarannya:

1. Mengurangi Beban Kerja Karyawan

AI dapat melakukan beberapa tugas yang berat dan memakan waktu seperti membuat jadwal interview ke ratusan kandidat, memproses data, bahkan interview sekalipun. Kontribusi AI tersebut pada akhirnya mampu mengurangi jam kerja karyawan.

Imbas lainnya adalah karyawan tidak akan mudah jenuh, karena tugas seperti itu sebenarnya sangat monoton. Jadi, kelompok SDM juga bisa memiliki banyak waktu untuk lebih kreatif lagi atau melakukan pekerjaan lainnya.

Karena bantuan AI pada perusahaan tidak hanya untuk pekerjaan yang berat saja, tapi pekerjaan ringan sekalipun bisa dilakoni. Seperti halnya pekerjaan yang menjawab keluh kesah dari customer atau klien.

Terdapat teknologi AI yang mampu melakukan tugas itu, hal ini bukan berarti mengabaikan masalah pelanggan, tapi kebanyakan masalah mereka bermaksud sama. Oleh karena itu beberapa frequently asked questions bisa dijawab langsung oleh AI.

Hal tersebut akan mengurangi pekerjaan tim Call Center, selain dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, hal itu efektif juga dalam meningkatkan kebahagiaan karyawan karena mereka tidak perlu membaca keluhan secara berulang-ulang.

Tim Call Center pun tidak akan kewalahan menghandle banyak pertanyaan berulang.

Dampaknya bisa terlihat pada kinerja karyawan bisa semakin maksimal, lebih senang saat bekerja, dan mendedikasikan waktunya pada tanggung jawab yang dipegang.

Mereka juga bisa mengalokasikan waktunya,  seperti bergabung dengan tim satu divisi untuk berdiskusi lebih lanjut untuk meningkatkan performa perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa AI benar-benar membantu dari lingkup kecil ke lingkup yang besar.

AI telah membawa perubahan besar dalam cara kita menjalankan bisnis. Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun AI dapat mengurangi beban kerja, tapi interaksi antar manusia tetap penting dalam membangun koneksi yang kuat.

2. Menganalisis Perasaan Karyawan

Meskipun tujuan perusahaan harus diletakkan pada posisi pertama, tapi jika tidak memperhatikan perasaan karyawan adalah hal yang percuma. Mereka rata-rata mentahbiskan waktunya setengah hari bekerja.

Oleh karena itu perlu evaluasi agar hati kecil mereka terdengar. Mempekerjakan karyawan sudah sepatutnya mengerti perasaan mereka dengan baik, harapannya untuk menguntungkan kedua belah pihak terkait.

Langkah pertama adalah mengumpulkan data dan feedback dari karyawan. Data ini bisa berupa survei, review karyawan, komentar di platform internal, dan interaksi dalam media sosial yang terkait dengan perusahaan. Semakin banyak data semakin akurat hasilnya.

Kemudian Model AI didesain sedemikian rupa agar mampu mengerti data dari karyawan.

Setelah model dilatih sedemikian rupa, kemudian dilanjutkan dengan memberikan data karyawan yang dikumpulkan tadi untuk diperiksa.

Model akan menganalisa data yang berupa kata, kalimat yang mengandung jawaban dari perasaan setiap karyawan. Adapun sentimen umum yang dicari adalah positif, negatif, atau netral. Ketiga indikator tersebut sebagai hal penentu atas tindakan yang diambil setelahnya.

Data yang muncul akan membantu manajemen untuk menentukan bagian mana yang kurang, terabaikan, dan butuh perbaikan. Atau mungkin sebaliknya, data mungkin saja menunjukkan kepuasan karyawan.

Nah dari bagaimana cara ai bantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan pun terjawab melalui kemampuan analitik nya tersebut. Meski beberapa jawaban dari karyawan sedikit canggung, tapi jawaban itu benar-benar dibutuhkan.

Karena, apapun hasil yang muncul tentu saja memberikan gambaran yang jelas terhadap tim HR. Mereka kemudian bisa dengan mudah membuat rencana untuk memulihkan atau hanya sekedar meningkatkan.

3. Mengerti Kebutuhan Karyawan

Mengerti kebutuhan karyawan adalah cara AI bantu meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Kenapa demikian? Karena kemampuan analisa AI. Tentunya hal tersebut sebagai angin segar tim manajemen sumber daya manusia.

Salah satu tanggung jawab besar mereka akhirnya mampu dikerjakan oleh kecerdasan buatan. Meski tidak secara keseluruhan, tapi perusahaan setidaknya bisa menghabiskan sedikit waktu untuk masalah ini.

Kemampuan analisa pada AI dapat memberikan informasi yang konkrit kepada tim HR manajemen. Hal tersebut sebagai landasan untuk menentukan keputusan, baik itu secara personal maupun general. Secara umum biasanya pada bagian keterampilan.

Karena indikator ini berpengaruh pada keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Sementara pada bagian yang lebih personal adalah perasaan karyawan. Karena perasaan yang buruk akan berdampak pada tidak inginnya melanjutkan pekerjaannya lebih lama.

Selanjutnya, dengan analisis karyawan tersebut, AI dapat memprediksi kemungkinan  karyawan yang hendak resign. Tim HR dapat mengambil tindakan untuk mencegah karyawan mengirimkan surat pengunduran diri.

Mungkin seperti itu salah satu gambaran dari manfaat AI terhadap manajemen SDM. Masalah dapat diidentifikasi lebih awal agar segera mengambil tindakan pencegahan, terkhususnya pada masalah pengunduran diri yang berdampak besar pada jalannya perusahaan.

4. Mewujudkan Work Life Balance

Salah satu dampak baik dari teknologi analitik AI adalah mengetahui jumlah jam kerja karyawan. Manajemen SDM bisa melacak seberapa lama karyawan menghabiskan waktu untuk bekerja dalam sehari. Lagi-lagi survei dikirimkan, tentunya dibantu oleh AI.

AI kemudian memproses feedback yang didapat dan mengubahnya menjadi informasi yang relevan. Informasi yang didapatkan berupa lama waktu yang dihabiskan bekerja, dan apakah ada dampak terhadap kesehatan mental.

Jika melebihi jam kerja yang diberikan tapi tidak mengalami stress, maka hal tersebut bukan masalah yang besar tapi tetap butuh penerapan jam kerja yang sesuai. Kemudian, jika kelebihan waktu bekerja berdampak buruk pada mental, maka perlu langkah lebih lanjut.

Perusahaan kemudian bisa membuat rencana untuk memperbaiki masalah tersebut, bisa dilakukan dengan melakukan kerjasama pihak terkait, atau meringankan beban pekerjaan dengan mengoptimalkan lebih banyak alat AI lagi.

Atau menyarankan pekerjaan jarak jauh, terkadang seseorang dapat menikmati waktunya dengan mudah jika bekerja pada zona nyaman. Rumah, cafe, atau tempat tertutup bisa memberikan kenyamanan bekerja dan meningkatkan produktivitas seseorang.

Dengan begitu, perasaan karyawan akan selalu merasa dihargai karena diperhatikan dari berbagai aspek. Itulah bagaimana AI meningkatkan kepuasan karyawan, dan melindunginya dari serangan gangguan mental.

Di tengah perkembangan pesat teknologi AI, jelas bahwa dampaknya terhadap pengalaman kerja tidak bisa diabaikan. AI bukan hanya alat untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel, kolaboratif, dan memberdayakan karyawan.

Namun, tantangan juga tetap ada, terutama terkait adaptasi dan pelatihan ulang tenaga kerja untuk mengimbangi kemajuan teknologi ini. Pada akhirnya, keberhasilan penerapan AI di tempat kerja sangat bergantung pada keseimbangan antara memanfaatkan kecanggihan teknologi dan menjaga peran manusia tetap sentral dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan memuaskan. Dengan strategi yang tepat, AI memiliki potensi untuk terus memperkaya pengalaman kerja di masa depan.