Kenapa Kinerja Karyawan Menurun? Pahami Penyebab dan Solusinya

Performa perusahaan atau bisnis dalam menghadapi ketatnya kompetisi sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan. Namun kinerja karyawan bisa saja mengalami penurunan. Ternyata ada beberapa factor yang mempengaruhi kenapa kinerja karyawan menurun. Keseluruhan dari faktor penyebabnya dapat kamu simak berikut. Sumber: https://www.pexels.com/photo/man-working-using-a-laptop-2696299/ 1. Keharusan Menjalankan Multitasking Hampir sebagian besar dari perusahaan yang ada masih mengharuskan karyawan melakukan multitasking. Bagi mereka, multitasking merupakan sarana yang sangat menunjang untuk peningkatan produktivitas. Namun otak manusia tidak didesain untuk melakukan multitasking. Alhasil tingkat error dalam pengerjaan tugas menjadi lebih tinggi ketika banyak karyawan yang diharuskan menjalankan sistem ini. Hal tersebut juga sudah dibuktikan dengan banyak penelitian. Pekerjaan seperti multitasking hanya bisa dilakukan saat perusahaan telah menjalankan sistem pengoperasian mesin otomatis. Karyawan hanya bertugas untuk mengawasi jalannya alat-alat tersebut. Tidak heran bila banyak penelitian yang membuktikan bahwa “Multitasking mengganggu produktivitas”. Banyak dari penelitian tersebut berkesimpulan kalau seseorang bisa saja mencapai target lebih cepat dengan menyelesaikan satu tugas dahulu. Baru setelah tugas itu selesai, orang tadi dapat berpindah ke tugas berikutnya. Orang-orang yang fokus terhadap satu pekerjaan sering kali dapat mengatasi hambatan dalam pekerjaan dengan lebih baik. 2. Stress dan Alami Burnout Tidak ada pekerjaan yang tidak melelahkan meskipun berkaitan dengan passion seseorang. Pada akhirnya para karyawan tetap bisa merasakan stress dan burnout. Mungkin sebagian besar dari kita telah memahami tentang apa itu dampak stress. Namun istilah burnout memiliki dampak yang lebih parah daripada stress. Burnout merupakan kondisi dimana karyawan merasakan kecemasan berlebihan akibat pekerjaan yang bertekanan tinggi. Para karyawan yang mengalami hal ini cenderung punya tingkat konsentrasi rendah. Mereka mudah terganggu dalam mengerjakan tugas. Ujung-ujungnya karyawan yang demikian tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Karyawan burnout sering kali diharuskan menyelesaikan tugas yang terlalu banyak dalam tenggat waktu sama. Tak jarang mereka terpaksa bekerja lebih dari 8 jam. Lembur yang tidak terhindari setiap kali masuk kantor dapat menyebabkan tubuh kekurangan waktu istirahat. Padahal tubuh yang kekurangan istirahat tidak punya waktu untuk beregenerasi memperbaiki sel rusak. Pada akhirnya daya ingat akan menurun, termasuk konsentrasi. Solusi terbaik untuk karyawan yang alami burnout adalah berdiskusi dengan atasan. Maka dari itu, seorang atasan yang baik harus dapat menciptakan suasana kondusif sehingga karyawan lain dapat membantu tugas dari karyawan yang alami burnout. 3. Tindakan Toxic Setiap karyawan pasti mendambakan lingkungan kerja kondusif. Hanya saja tidak semua tempat kerja punya lingkungan yang supportive. Akibatnya mereka terpaksa berhubungan dengan lingkungan kerja yang toxic. Perilaku toxic ini sering kali membuat karyawan produktif menderita. Terlebih lagi ketika ada karyawan toxic yang berusaha untuk melakukan sabotase dan manipulasi. Karyawan produktif tersebut bisa saja mulai tidak betah. Sebagian besar dari karyawan yang merasa risih dengan kejadian tadi cenderung ingin pindah ke lingkungan kerja baru. Seorang leader yang baik perlu menganalisa dan mencari tahu siapa yang menjadi karyawan toxic. Tidak mudah memang untuk mencari akar tindakan toxic. Namun hal ini perlu dilakukan agar kondisi kantor menjadi kondusif kembali. Seorang manajer perlu mengetahui cara-cara untuk mengubah lingkungan menjadi supportive juga. Cara pertama ada berusaha memperlakukan seluruh karyawan layaknya manusia. Mereka bukan data atau angka yang bisa diubah dengan mudah seperti robot. Manajer harus berusaha mendekati masing-masing karyawan dan peduli pada mereka. Peduli dalam artian tidak hanya kinerja mereka, melainkan juga mereka secara personal dan karakter. Berusaha tanamkan kepada seluruh karyawan untuk saling memperbaiki kondisi ketika ada sesuatu yang salah. Beri penghargaan kepada mereka yang berhasil memberikan performa baik. Perlakukan para karyawan layaknya keluarga. Kenyamanan dalam bekerja akan sangat membantu karyawan betah berada di perusahaan dalam waktu lama. 4. Terlalu Sering Meeting Seorang pemimpin tim perlu mengetahui berapa banyak harus mengadakan rapat. Waktu pelaksanaan meeting tidak disarankan menjadi terlalu sering. Gunakan waktu meeting hanya sebagai sarana untuk memunculkan banyak ide. Anda juga dapat menggunakan meeting sebagai sarana brain storming bersama saat buntu menyelesaikan masalah. Tidak perlu untuk mengadakan meeting terlalu sering. Paling cepat mengadakan meeting adalah seminggu sekali. Jika tidak ada hal yang terlalu urgen maka disarankan untuk lakukan meeting sebulan sekali. Pelaksanaan rapat yang terlalu sering sendiri dapat menyebabkan produktivitas menurun. Padahal masa globalisasi seperti sekarang, performa dan produktivitas tinggi sangat diperlukan. Untuk bisa mengerti perkembangan masing-masing karyawan dengan real-time maka manajer bisa memberlakukan sistem upload pekerjaan melalui cloud. Strategi ini jauh lebih baik untuk mengejar produktivitas perusahaan. Manajer juga bisa memantau perkembangan suatu proyek hanya melalui layar laptop dan smartphone. 5. Buruknya Manajemen Kenapa kinerja karyawan menurun juga bisa disebabkan oleh buruknya manajemen pada tempat kerja. Manajemen yang buruk dapat mempengaruhi motivasi karyawan bekerja. Padahal penting bagi karyawan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi kemajuan perusahaan. Seorang manajer tidak boleh terlalu mengekang kebebasan karyawan selama karyawan berhasil membuktikan mereka mampu mencapai target. Selain itu, seorang manajer perlu tahu cara untuk menjadi manajer yang baik. Manajer yang baik perlu untuk menyelesaikan tugas sendiri dahulu. Setelah menyelesaikan tugasnya, maka ia bertugas untuk memantau kinerja tim. Tata cara mengelola setiap karyawan juga perlu disesuaikan dengan karakter mereka. Setiap orang punya dambaan pemimpin yang khusus. Alhasil seorang manajer perlu pandai dalam menyesuaikan diri terhadap karakter setiap orang yang dipimpinnya. Kemudian Anda juga perlu tahu cara untuk mendelagasikan pekerjaan kepada masing-masing karyawan. Dibutuhkan kepercayaan untuk bisa mendelegasikan pekerjaan. Anda tidak lagi dapat menyelesaikan pekerjaan dengan mengandalkan diri sendiri. Pencapaian yang besar hanya bisa diperoleh dengan bantuan kerjasama tim. Maka dari itu, seorang manajer yang baik perlu memahami kekuatan, kelemahan, pengalaman, dan skill dari setiap orang yang dikelolanya. Pengetahuan tentang semua itu akan membuat manajer mampu mendelegasikan tugas ke orang yang tepat. Alhasil suatu proyek lebih mudah untuk mencapai goal yang diinginkan. 6. Terlupakan Sense of Belonging Setiap karyawan juga perlu memiliki rasa kepedulian terhadap performa perusahaan. Bagaimanapun semua yang ada dalam perusahaan adalah bagian dari orang yang mengubah performa perusahaan. Perusahaan perlu untuk menghargai setiap karyawan tanpa membedakan karyawan baru dan lama. Memberikan penghargaan yang tepat kepada karyawan dapat memotivasi mereka untuk memberikan kemampuan terbaik. Mereka akan merasa jadi bagian dalam suatu perusahaan. Hal ini menjadi salah satu solusi dari pertanyaan kenapa kinerja karyawan menurun. Apabila ada karyawan yang belum mampu menyelesaikan tugas dengan baik maka seorang manajer perlu untuk memberikan pelatihan yang tepat. Pelatihan dapat meningkatkan kemampuan seorang karyawan dalam menghadapi suatu proyek. Kini Anda sudah memahami kenapa kinerja karyawan menurun dan solusinya. Terapkan pada perusahaan tempat Anda bekerja agar karyawan bisa kembali semangat memajukan perusahaan.

Performa perusahaan atau bisnis dalam menghadapi ketatnya kompetisi sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan. Namun kinerja karyawan bisa saja mengalami penurunan. Ternyata ada beberapa factor yang mempengaruhi kenapa kinerja karyawan menurun. Keseluruhan dari faktor penyebabnya dapat kamu simak berikut.

 

1. Keharusan Menjalankan Multitasking

Hampir sebagian besar dari perusahaan yang ada masih mengharuskan karyawan melakukan multitasking. Bagi mereka, multitasking merupakan sarana yang sangat menunjang untuk peningkatan produktivitas. Namun otak manusia tidak didesain untuk melakukan multitasking. Alhasil tingkat error dalam pengerjaan tugas menjadi lebih tinggi ketika banyak karyawan yang diharuskan menjalankan sistem ini.

Hal tersebut juga sudah dibuktikan dengan banyak penelitian. Pekerjaan seperti multitasking hanya bisa dilakukan saat perusahaan telah menjalankan sistem pengoperasian mesin otomatis. Karyawan hanya bertugas untuk mengawasi jalannya alat-alat tersebut. Tidak heran bila banyak penelitian yang membuktikan bahwa “Multitasking mengganggu produktivitas”.

Banyak dari penelitian tersebut berkesimpulan kalau seseorang bisa saja mencapai target lebih cepat dengan menyelesaikan satu tugas dahulu. Baru setelah tugas itu selesai, orang tadi dapat berpindah ke tugas berikutnya. Orang-orang yang fokus terhadap satu pekerjaan sering kali dapat mengatasi hambatan dalam pekerjaan dengan lebih baik.

2. Stress dan Alami Burnout

Tidak ada pekerjaan yang tidak melelahkan meskipun berkaitan dengan passion seseorang. Pada akhirnya para karyawan tetap bisa merasakan stress dan burnout. Mungkin sebagian besar dari kita telah memahami tentang apa itu dampak stress. Namun istilah burnout memiliki dampak yang lebih parah daripada stress.

Burnout merupakan kondisi dimana karyawan merasakan kecemasan berlebihan akibat pekerjaan yang bertekanan tinggi. Para karyawan yang mengalami hal ini cenderung punya tingkat konsentrasi rendah. Mereka mudah terganggu dalam mengerjakan tugas. Ujung-ujungnya karyawan yang demikian tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.

Karyawan burnout sering kali diharuskan menyelesaikan tugas yang terlalu banyak dalam tenggat waktu sama. Tak jarang mereka terpaksa bekerja lebih dari 8 jam. Lembur yang tidak terhindari setiap kali masuk kantor dapat menyebabkan tubuh kekurangan waktu istirahat. Padahal tubuh yang kekurangan istirahat tidak punya waktu untuk beregenerasi memperbaiki sel rusak. Pada akhirnya daya ingat akan menurun, termasuk konsentrasi.

Solusi terbaik untuk karyawan yang alami burnout adalah berdiskusi dengan atasan. Maka dari itu, seorang atasan yang baik harus dapat menciptakan suasana kondusif sehingga karyawan lain dapat membantu tugas dari karyawan yang alami burnout.

3. Tindakan Toxic

Setiap karyawan pasti mendambakan lingkungan kerja kondusif. Hanya saja tidak semua tempat kerja punya lingkungan yang supportive. Akibatnya mereka terpaksa berhubungan dengan lingkungan kerja yang toxic. Perilaku toxic ini sering kali membuat karyawan produktif menderita. Terlebih lagi ketika ada karyawan toxic yang berusaha untuk melakukan sabotase dan manipulasi. Karyawan produktif tersebut bisa saja mulai tidak betah.

Sebagian besar dari karyawan yang merasa risih dengan kejadian tadi cenderung ingin pindah ke lingkungan kerja baru. Seorang leader yang baik perlu menganalisa dan mencari tahu siapa yang menjadi karyawan toxic. Tidak mudah memang untuk mencari akar tindakan toxic. Namun hal ini perlu dilakukan agar kondisi kantor menjadi kondusif kembali.

Seorang manajer perlu mengetahui cara-cara untuk mengubah lingkungan menjadi supportive juga. Cara pertama ada berusaha memperlakukan seluruh karyawan layaknya manusia. Mereka bukan data atau angka yang bisa diubah dengan mudah seperti robot. Manajer harus berusaha mendekati masing-masing karyawan dan peduli pada mereka. Peduli dalam artian tidak hanya kinerja mereka, melainkan juga mereka secara personal dan karakter.

Berusaha tanamkan kepada seluruh karyawan untuk saling memperbaiki kondisi ketika ada sesuatu yang salah. Beri penghargaan kepada mereka yang berhasil memberikan performa baik. Perlakukan para karyawan layaknya keluarga. Kenyamanan dalam bekerja akan sangat membantu karyawan betah berada di perusahaan dalam waktu lama.

4. Terlalu Sering Meeting

Seorang pemimpin tim perlu mengetahui berapa banyak harus mengadakan rapat. Waktu pelaksanaan meeting tidak disarankan menjadi terlalu sering. Gunakan waktu meeting hanya sebagai sarana untuk memunculkan banyak ide. Anda juga dapat menggunakan meeting sebagai sarana brain storming bersama saat buntu menyelesaikan masalah.

Tidak perlu untuk mengadakan meeting terlalu sering. Paling cepat mengadakan meeting adalah seminggu sekali. Jika tidak ada hal yang terlalu urgen maka disarankan untuk lakukan meeting sebulan sekali. Pelaksanaan rapat yang terlalu sering sendiri dapat menyebabkan produktivitas menurun. Padahal masa globalisasi seperti sekarang, performa dan produktivitas tinggi sangat diperlukan.

Untuk bisa mengerti perkembangan masing-masing karyawan dengan real-time maka manajer bisa memberlakukan sistem upload pekerjaan melalui cloud. Strategi ini jauh lebih baik untuk mengejar produktivitas perusahaan. Manajer juga bisa memantau perkembangan suatu proyek hanya melalui layar laptop dan smartphone.

5. Buruknya Manajemen

Kenapa kinerja karyawan menurun juga bisa disebabkan oleh buruknya manajemen pada tempat kerja. Manajemen yang buruk dapat mempengaruhi motivasi karyawan bekerja. Padahal penting bagi karyawan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi kemajuan perusahaan. Seorang manajer tidak boleh terlalu mengekang kebebasan karyawan selama karyawan berhasil membuktikan mereka mampu mencapai target.

Selain itu, seorang manajer perlu tahu cara untuk menjadi manajer yang baik. Manajer yang baik perlu untuk menyelesaikan tugas sendiri dahulu. Setelah menyelesaikan tugasnya, maka ia bertugas untuk memantau kinerja tim. Tata cara mengelola setiap karyawan juga perlu disesuaikan dengan karakter mereka. Setiap orang punya dambaan pemimpin yang khusus. Alhasil seorang manajer perlu pandai dalam menyesuaikan diri terhadap karakter setiap orang yang dipimpinnya.

Kemudian Anda juga perlu tahu cara untuk mendelagasikan pekerjaan kepada masing-masing karyawan. Dibutuhkan kepercayaan untuk bisa mendelegasikan pekerjaan. Anda tidak lagi dapat menyelesaikan pekerjaan dengan mengandalkan diri sendiri. Pencapaian yang besar hanya bisa diperoleh dengan bantuan kerjasama tim. Maka dari itu, seorang manajer yang baik perlu memahami kekuatan, kelemahan, pengalaman, dan skill dari setiap orang yang dikelolanya. Pengetahuan tentang semua itu akan membuat manajer mampu mendelegasikan tugas ke orang yang tepat. Alhasil suatu proyek lebih mudah untuk mencapai goal yang diinginkan.

6. Terlupakan Sense of Belonging

Setiap karyawan juga perlu memiliki rasa kepedulian terhadap performa perusahaan. Bagaimanapun semua yang ada dalam perusahaan adalah bagian dari orang yang mengubah performa perusahaan. Perusahaan perlu untuk menghargai setiap karyawan tanpa membedakan karyawan baru dan lama. Memberikan penghargaan yang tepat kepada karyawan dapat memotivasi mereka untuk memberikan kemampuan terbaik.

Mereka akan merasa jadi bagian dalam suatu perusahaan. Hal ini menjadi salah satu solusi dari pertanyaan kenapa kinerja karyawan menurun. Apabila ada karyawan yang belum mampu menyelesaikan tugas dengan baik maka seorang manajer perlu untuk memberikan pelatihan yang tepat. Pelatihan dapat meningkatkan kemampuan seorang karyawan dalam menghadapi suatu proyek.

Kini Anda sudah memahami kenapa kinerja karyawan menurun dan solusinya. Terapkan pada perusahaan tempat Anda bekerja agar karyawan bisa kembali semangat memajukan perusahaan.