Boeing. Toyota. Exxon. Samsung. IBM. General Electric. Ini adalah segelintir daftar perusahaan – perusahaan kelas dunia yang selama ini acap menjadi acuan dalam memahat best management practices. Dan kesamaan faktor apa (common factor) yang membuat mereka menjadi kelas dunia? Jawabnya mudah : because they have great people. A group of great people who always perform the best.
Dan kenapa orang-orang itu menjadi kategori great people, karena kinerja mereka dikelola dengan sistematis dan efektif. Penuh dengan perencanaan yang matang. Sarat dengan perhitungan yang seksama.
Toh demikian, meski semua perusahaan kelas dunia berangkat dari latar industri yang berbeda, ada satu hal yang menyamakan mereka : ketika melakukan pengukuran kinerja SDM, mereka fokus pada dua elemen kunci, yakni elemen kinerja (performance results) dan elemen perilaku/sikap kerja/budaya kerja.
Contoh Lengkap KAMUS KOMPETENSI MANAJER HRD bisa di-download DISINI.
Elemen pertama merupakan performance results, atas sasaran kinerja yang terukur. Atau target kerja yang ingin dicapai. Elemen ini merepresentasikan hasil kerja yang hendak diraih oleh pegawai. Ibarat tim sepakbola, elemen ini merupakan gol yang harus diciptakan dalam pertandingan.
Sementara elemen kedua merupakan elemen proses yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dan sikap kerja. Elemen ini menggambarkan apa yang harus kita lakukan, dan juga tipe perilaku serta sikap kerja apa yang harus ditampilkan, agar aspek hasil kerja bisa dicapai. Dalam tim sepakbola, elemen ini diwujudkan dalam bentuk skills dan sikap bermain yang harus ditunjukkan agar mampu menciptakan gol demi gol ke gawang lawan.
Dalam sistem manajemen kinerja individu (SMKI) yang dijalankan di PERUSAHAAN, elemen-elemen diatas juga telah dimasukkan sebagai bahan untuk penilaian kinerja pegawai. Secara lebih detil, terdapat tiga aspek penilaian dalam SMKI di PERUSAHAAN, yakni : 1) Performance Goals. 2) Sikap Kerja dan 3) Budaya Procise.
Elemen performance goals, seperti yang telah diungkapkan diatas, merupakan sasaran kinerja yang ingin dicapai. Show me the results, demikian kata kuncinya. Tunjukkan hasil kerja nyata yang ingin Anda raih. Dan semuanya harus bisa diukur, baik dari sisi volume pekerjaan, tingkat akurasi ataupun target waktunya. Penyusunan performance goals yang ampuh mesti mengacu pada prinsip SMART goals (yang diuraiakan dalam tulisan lain di buku ini. Lihat tulisan bertajuk : Smart Goals will create Smart People).
Elemen kedua adalah sikap kerja. Disini ada empat item penting yakni : motivasi berprestasi; pengetahuan kerja; perencanaan dan pengelolaan; serta kerjasama tim.
Motivasi berprestasi atau achievement orientation telah lama dianggap sebagai variabel paling krusial untuk menentukan tingkat kesuksesan kinerja seseorang. Makin tinggi Need for Acheievement (nAch) yang Anda miliki, ada peluang besar Anda akan merengkuh kinerja yang top.
Pengetahuan kerja tentu saja harus dimiliki kala seseorang mau menampilkan kinerja yang bagus. Tanpa pengetahuan yang mumpuni, proses penyelesaian pekerjaan pasti akan banyak mengalami hambatan. Dan bahkan bisa membuka ruang bagi munculnya kecelakaan kerja. Good Safety record bisa terancam karenanya.
Sementara aspek Perencanaan dan pengelolaan amat diperlukan karena merupakan kunci utama dari penyelesaian pekerjaan secara tuntas. Studi manajemen perusahaan kelas dunia menunjukkan, elemen planning and organizing ini merupakan senjata ampuh untuk merajut kinerja bisnis yang melegenda.
Kerjasama tim. Pada akhirnya kita akan selalu ingat singkatan dari kata TEAM : Together, Everyone Achieves More. Semangatnya adalah : keberhasilan kinerja perusahaan hanya akan bisa dipetik kala setiap anggota dan unit kerjanya mampu menayangkan ketrampilan kerjasama yang solid dan kompak.
Sebab seperti apa yang pernah ditulis John Kotter di buku Corporate Culture, nilai-nilai budaya perusahaan selalu menjadi penentu kesuksesan beragam perusahaan kelas dunia. Disanalah kita pernah bertemu dengan prinsip Toyota Way atau IBM Values.
Contoh Lengkap KAMUS KOMPETENSI MANAJER HRD bisa di-download DISINI.
Dengan Procise, kita ingin agar juga bisa terbangun semacam prinsip PERUSAHAAN Ways yang akan membawa perusahaan menjadi world class company. Itulah kenapa elemen Procise juga menjadi salah satu aspek yang perlu dipantau dan dinilai pencapaiannya dalam sistem manajemen kinerja individu.
Itulah tiga aspek pilar yang akan mengisi bangunan SMKI : yakni aspek performance goals, aspek sikap kerja dan aspek budaya Procise. Kalau saja tiga elemen ini seraca serempak ditampilkan dengan ekselen, maka kinerja setiap insan PERUSAHAAN pastilah juga akan berada pada level kelas dunia. Being a world class performer.