Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur adalah bagian penting bagi instansi pemerintah untuk berperan sebagai penggerak utama dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan organisasi pemerintah. Alasan utamanya adalah Manajemen SDM ASN (Aparatur Sipil Negara) menjadi salah satu ujung tombak pemerintahan agar bisa mewujudkan pembangunan nasional yang lebih baik.
Namun tentunya untuk merealisasikan hal tersebut bukanlah hal yang mudah, perlu adanya evaluasi berkala dan komitmen untuk terus berorientasi pada kepatuhan dan pemenuhan tanggung jawab.
Meskipun kedengarannya merupakan hal yang sulit, apabila hal ini bisa terlaksana dengan baik maka ini bisa memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tindakan Penting untuk Meningkatkan Manajemen SDM ASN
Kami menilai ada sejumlah tindakan yang bisa dilakukan untuk mengupayakan peningkatan Sumber Daya Manusia dalam ASN.
Beberapa di antaranya sebagai berikut. Ini akan menjadi proses yang panjang, tapi jika tidak memulainya maka sampai kapanpun kualitas ASN di Indonesia tidak bisa berubah.
1. Memperbaiki Sistem Rekrutmen
Sistem rekrutmen ASN saat ini menggunakan metode CPNS, terbuka untuk semua masyarakat Indonesia tidak membeda-bedakan strata sosial maupun kondisi ekonomi.
Rekrutmen ini haruslah dijalankan dengan transparan dan objektif untuk memastikan mereka yang terpilih memang kompeten di bidangnya dan layak untuk menjadi bagian dari ASN.
Namun, dalam implementasinya ada banyak risiko yang bisa muncul menyebabkan hasil pengujian tidak objektif dan bahkan menyeleweng dari ketentuan yang ada.
Tindakan kecurangan seperti memanipulasi hasil tes, mengutamakan “Golongan sendiri”, serta beberapa tindakan tidak terpuji lainnya ternyata memang bisa terjadi dalam proses rekrutmen ASN.
Ini sama sekali bukan hal yang sepele, kecurangan berpotensi menjadi bibit dari masalah yang lebih buruk, contohnya seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).
Jika tidak segera diberantas, maka lambat laun kualitas dari ASN akan memburuk dan kepercayaan masyarakat terus memudar.
Adapun upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki sistem rekrutmen ASN antara lain seperti penegasan terhadap pentingnya kejujuran, menjatuhkan sanksi tegas kepada oknum yang terlibat, dan sebagainya.
2. Meningkatkan Motivasi ASN Tapi Tidak Memanjakannya
Dengan memikul tanggung jawab yang berat, tentu ada kemungkinan pegawai ASN mengalami demotivasi dalam menjalankan tugasnya.
Oleh karenanya, perlu dilakukan program khusus untuk meningkatkan motivasi mereka melalui pemberian bonus kinerja, pelatihan dan pengembangan, apresiasi terhadap kinerja, meningkatkan transparansi, dan sebagainya.
Namun, hal ini juga tidak boleh dilakukan berlebihan. Fenomena yang akhir-akhir ini kerap terjadi adalah ASN terkesan terlalu dimanjakan.
Kenaikan gaji dan tunjangan tentu harus sepadan dengan performa kerja yang diberikan oleh para ASN. Jangan sampai performa buruk bukannya mendapatkan evaluasi dan penegasan untuk perbaikan malah terus-terusan diberi bonus.
Untuk menyeimbangkan antara motivasi ASN dan mendisiplinkannya manajemennya harus bijak, jangan sampai terjadi pemborosan anggaran.
3. Mengatasi Kendala dan Hambatan
ASN di negara kita masih harus menghadapi berbagai risiko dan tantangan yang terbilang cukup serius. Kendala dan masalah ini bisa menyebabkan ambruknya kualitas dari aparatur negara.
Beberapa di antaranya sudah terlalu sering diulang dalam media massa. Pertama, soal korupsi sebagai musuh utama yang merusak moral sekaligus etika dari para ASN.
Mereka yang melakukan tindakan ini hanya mementingkan diri sendiri. Namun, secara tidak langsung ini juga menunjukkan adanya kegagalan dalam manajemen, kurangnya pengawasan, serta berbagai problem lainnya.
Tidak hanya itu, ASN juga cukup rawan terhadap kendala keberpihakan. Sudah ditegaskan berulang bahwa aparatur negara tidak boleh memihak dan harus selalu netral dalam pemilu.
Dalam penerapannya tidak begitu, masih banyak aparatur negara yang melakukan keberpihakan.
Ini merupakan masalah, padahal di dalam undang-undang sudah tertera bahwa setiap ASN wajib bersifat netral akan tetap mengutamakan kepentingan umum di atas subjektivitas pribadi.
Baca juga: Tujuan Pengembangan SDM, Seberapa Besar Pengaruhnya?
Apakah Dibutuhkan Pihak Ketiga Dalam Manajemen SDM ASN?
Bergantung pada kondisinya, apabila internal kesulitan untuk menemukan solusi dalam manajemen aparatur negara maka tidak ada salahnya untuk menggunakan layanan dari konsultan manajemen SDM ASN pihak ketiga.
Salah satunya seperti layanan yang disediakan oleh Pakar Kinerja yang disediakan oleh beliau bapak Yodhia Antariksa. Sebagai konsultan yang bergerak di bidang jasa pengembangan SDM, kami bisa memberikan solusi untuk memperbaiki sistem manajemen ASN.
Beliau pernah menjadi konsultan manajemen untuk Kementerian Keuangan RI serta dipercaya sebagai pakar manajemen untuk perusahaan BUMN seperti PLN Persero, Pertamina, Angkasa Pura, dan lain sebagainya.
Sebagai penyedia layanan konsultan manajemen, kami berupaya untuk memberikan layanan yang berkualitas. Terlebih lagi untuk memperbaiki sistem manajemen dari ASN, tentunya ini merupakan tugas yang cukup berat.
Meskipun begitu, kami justru merasa senang jika lembaga ASN memerlukan bantuan dari kami bisa menghubungi bapak Yodhia Antariksa melalui kontak yang tersedia. Mari perbaiki kualitas ASN untuk memajukan negara.