Bagaimana Cara Menyusun Kamus Kompetensi SDM

Sistem manajemen SDM berbasis kompetensi merupakan cara mengelola kinerja SDM berdasar tingkat kecakapan atau kompetensi yang diperlukan.

Pengembangan kompetensi SDM merupakan salah satu aspek kunci untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan juga kinerja bisnis.

Pengembangan dan pengelolaan kompetensi karyawan dapat dilakukan pertama-tama dengan menyusun kampus kompetensi.

Kamus kompetensi adalah semacam daftar jenis kompetensi, definisi kompetensi dan deskrispsi untuk setiap level kecakapan/kompetensi yang disusun.

Kamus kompetensi sebaiknya juga mencakup dua jenis kompetensi yakni : kompetensi manajerial atau soft competency dan kompetensi teknis atau functional competency.

Kompetensi manajerial merujuk pada jenis kompetensi soft atau kompetensi yang berhubungan dengan kecakapan yang diperlukan untuk mengelola orang dan pekerjaan. Contoh kompetensi manajerial antara lain adalah : leadership, communication skills, problem solving, planning skills, teamwork, strategic thinking skills, dan customer service skills.

Kamus kompetensi untuk kompetensi manajerial disusun dengan menjelaskan definisi untuk tiap kompetensi yang ada. Definisi merujuk pada key behaviors yang diperlukan untuk menjalankan kompetensi itu.

Setelah definisi, maka kamus kompetensi juga menguraikan leveling atau tingkat kecakapan kompetensi mulai dari level basic, intermediate hingga level master.

Setiap level tersebut juga kemudian harus diuraiakan deskripsinya secara detil dan berfokus pada key behaviors.
Kamus kompetensi juga harus mencakup kompetensi teknis. Kompetensi ini adalah kecakapan teknis yang berkaitan dengan fungsi pekerjaan yang dijalankan. Contoh kompetens teknis untuk bidang HRD antara lain : recruitment skills, training delivery skills, manpower planning skills, organizational development skills, dll.

Kompetensi teknis untuk bagian marketing misalnya : marketing planning skills, marketing research skills, branding management, customer service skills, dll.

Sama dengan kompetensi manajerial, maka kompetensi teknis ini juga harus merumuskan definisi dari setiap kompetensi yang ada. Leveling untuk setiap jenis kompetensi harus juga disusun, dan setiap level ini diberi deskripsi detil.

Contoh lengkap KAMUS KOMPETENSI bisa di-download disini.

Setelah kamus kompetensi – baik untuk kompetensi manajerial ataupun kompetensi fungsional – disusun, maka tahapan berikutnya adalah menyusun kebutuhan kompetensi jabatan (KKJ).

Kebutuhan kompetensi jabatan merupakan persyaratan minimal level kompetensi yang dibutuhkan untuk setiap posisi. Misal untuk posisi Manajer HRD harus memiliki kompetensi Manpower Planning Skills dengan level master. Atau posisi Marketing Manager harus memiliki kompetensi Marketing Planning Skills dengan level master. Dst.

Jika kamus kompetensi sudah selesai, dan juga kebutuhan kompetensi jabatan sudah disusun maka tahapan berikutnya adalah melakukan asesmen kompetensi.

Tingkat kompetensi karyawan, baik untuk kompetensi manajerial dan fungsional, di-uji dan di-ases. Bagaimana mengujinya?

Untuk kompetensi manajerial, tingkat kompetensi bisa diukur melalui metode asesmen center. Instrumen lengkap asesmen center untuk mengukur kompetensi ada DISINI.

Untuk kompetensi fungsional, maka pengukuran kompetensi bisa dilakukan dengan cara tes tertulis dan presentasi. Setiap manajer diminta untuk menyusun makalah mengenai aspek teknis dari pekerjaannya, atau yang menyangkut kompetensi teknis dari pekerjaannya.

Misal Manajer Pemasaran diminta untuk menyusun makalah tentang marketing strategy. Manajer HRD diminta menyusun makalah mengenai Organizational Diagnosis.

Dari makalah itu bisa diukur seberapa bagus tingkat kompetensi teknis dari masing-masing karyawan.

Dari uraiana diatas, maka pengembangan dan pengukuran kompetensi dimulai dari penyusunan Kamus Kompetensi. Kamus Kompetensi merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk menerapkan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi.