Bias dan Aspek Subyektivitas dalam Penilaian Kinerja Karyawan

Dalam tulisan yang berjudul : Bias dan Error dalam Penilaian Kinerja, kita telah mengulik sejumlah error yang acap menempel dalam pikiran seseorang ketika memberikan nilai kinerja kepada bawahannya.

Bias dan error itu tentu saja memberikan implikasi yang suram bagi proses pengembangan karir dan kinerja pegawai. Sebab bisa saja terjadi, pekerjanya yang secara faktual memiliki kinerja bagus mendapatkan penilaian yang standar saja. Sementara pekerja yang secara faktual kurang kompeten justru mendapatkan nilai yang bagus.

Itulah kenapa ikhtiar serius perlu dilakoni agar kita bisa terhindar dari petaka subyektivisme tersebut. Sebelum kita menjelajah beragam cara ampuh untuk membuat proses penilaian kinerja pegawai menjadi lebih obyektif dan tepat sasaran, maka layak kita ingat dulu aspek apa saja yang dinilai dalam penilaian kinerja di perusahaan. Continue reading “Bias dan Aspek Subyektivitas dalam Penilaian Kinerja Karyawan”

Menentukan Target Kerja dengan Metode SMART

Ada sebuah hasil studi menarik yang pernah diungkap oleh para periset bidang perilaku dan kinerja : orang-orang yang menuliskan sasaran kinerjanya dengan jelas dan terukur ternyata memiliki level produktivitas empat kali lebih tinggi dibanding mereka yang sasarannya ditulis dengan sumir dan normatif.

Itulah kenapa perumusan sasaran kinerja atau performance goals harus selalu ditulis secara jelas, spesifik dan terukur. Sebab level produktivitas tim Anda boleh jadi akan amat bergantung pada proses ini.

Peter Drucker, salah satu guru manajemen dunia, juga pernah bertutur : You can not manage what you can not measure. Anda tidak dapat mengelola apa yang tidak bisa Anda ukur. Continue reading “Menentukan Target Kerja dengan Metode SMART”

Tiga Langkah Utama dalam Penilaian Kinerja Karyawan

Jack Welch, mantan CEO General Electric yang legendaris itu pernah bilang : sebenarnya ada cara yang paling mudah untuk membuat saya bisa tidur nyenyak. Pastikan bahwa kinerja semua karyawan berjalan dengan ekselen. Just that. Begitu ia pernah bertutur.

Ya sesimpel itu : pastikan bahwa kinerja seluruh karyawan berjalan dengan ekselen. It’s all about people performance. Sebab kinerja pegawai-lah yang akan menggerakkan seluruh roda bisnis organisasi : pipa yang membentang ribuan kilometer, kapal regasifikasi yang terus beroperasi, hingga proses penagihan ke pelanggan-pelanggan.

Kinerja pegawai ekselen, maka kinerja organisasi juga akan pasti mencorong. Kinerja pegawai rapuh, maka roda bisnis juga akan macet. Ibarat pemain sepakbola, kinerja pegawai yang akan menentukan apakah sebuah organisasi akan menjelma seperti tim Barcelona, atau tim yang terdegradasi ke divisi non unggulan. Continue reading “Tiga Langkah Utama dalam Penilaian Kinerja Karyawan”