Pentingnya Performance Management System Untuk Pengembangan Perusahaan

performance management system

Proses performance management system atau sistem manajemen kinerja berkelanjutan mengacu pada evaluasi secara berkesinambungan terhadap karyawan., sesuai peran individu dalam departemen masing-masing. Performance management termasuk pengembangan rencana kinerja untuk mencapai tujuan masing-masing karyawan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Langkah Utama Performance Management System

Proses manajemen kinerja mencakup beberapa langkah krusial sebagai berikut.

1. Rencana

Langkah dasar dalam proses pengelolaan kinerja karyawan adalah ‘perencanaan’.  Perencanaan tersebut adalah evaluasi karyawan secara efektif sekaligus menetapkan tujuan siklus manajemen kinerja.

Saat menetapkan tujuan, seseorang harus memastikan bahwa tujuan tersebut memenuhi persyaratan tujuan dengan istilah SMART:

S – Specific (Spesifik)

M – Measurable (Terukur)

A –  Achievable (Tercapai)

R – Relevant (relevan)

T – Time bound (Terikat waktu)

Strategi perencanaan yang tepat dapat menyelaraskan kinerja karyawan dengan tujuan perusahaan . Hal ini juga dapat diubah sesuai dengan perubahan prioritas bisnis. Dengan demikian, ada kepastian keterlibatan penuh dari seluruh karyawan.

2. Pengaplikasian

Setelah penetapan tujuan, manajemen harus menyampaikan hal yang sama kepada stafnya dan mengumpulkan umpan balik untuk membuat perubahan sesuai saran mereka.  Setelah semuanya selesai, sekarang saatnya untuk mengimplementasikan rencana.

Manajer harus mulai mengevaluasi karyawan berdasarkan tujuan kinerja.  Seorang manajer juga harus menerima umpan balik rutin dari staf untuk mendorong keterlibatan mereka.

3. Pemantauan

Langkah selanjutnya adalah pemantauan kemajuan staf secara kontinu. Langkah ini penting untuk memahami apakah mereka berada pada jalur yang benar.

Manajer harus mengenali dan menghargai karyawan yang konsisten, namun juga tetap memantau karyawan dengan berkinerja buruk untuk mengevaluasi hambatan yang mereka hadapi.  Manajer dapat menggunakan berbagai instrumen seperti umpan balik 360 derajat (360-degree feedback,), evaluasi rekan kerja, dan sebagainya demi tinjauan kinerja secara komprehensif.

4. Ulasan

Ulasan kinerja adalah bagian dari proses performance management system yang membantu manajer mengkomunikasikan pemikiran dan analisis dengan staf.  Ulasan atau review dapat dilakukan setelah manajer mengevaluasi kinerja.

Manajer dapat membantu staf mereka memahami seberapa besar kontribusi mereka terhadap pertumbuhan perusahaan. Tentu, harus ada  penghargaan yang sesuai.

Manajer juga dapat mendiskusikan tujuan karir karyawan dan menyelaraskannya dengan tujuan perusahaan. Faktor ini penting  untuk memastikan keterlibatan yang maksimal.

Komponen Utama dari Sistem Manajemen Kinerja

Sistem manajemen kinerja dapat berfungsi secara efisien melalui pengaplikasian beberapa komponen. Komponen tersebut memastikan bahwa sistem berjalan lancar tanpa menghambat pekerjaan karyawan sehari-hari.

Komponen sistem manajemen kerja juga berfungsi memberi instrument kuat untuk sumber daya manusia dan keseluruhan tim.  Dengan demikian manajer melibatkan staf sambil mengevaluasi kinerja mereka di perusahaan secara aktif.

Komponen utama kunci dari sistem manajemen kinerja adalah:

1. Penetapan Tujuan

Penetapan tujuan merupakan komponen dasar dari setiap sistem manajemen kinerja karyawan. Penetapan tujuan dapat membantu penetapan SMART yang krusial bagi karyawan, sesuai deskripsi pekerjaan mereka.

Manajer juga harus berhati-hati agar staf memahami arti tujuan mereka. Mereka juga harus tahu bagaimana tujuan tersebut terkait dengan tujuan organisasi.

Dengan penetapan tujuan, karyawan dapat tetap terlibat.  Mereka akan menyadari betapa pentingnya pekerjaan mereka bagi perusahaan.

2. Efektivitas Komunikasi

Komunikasi yang terbuka adalah landasan keberhasilan perusahaan dengan berbagai skala.  Oleh karena itu, seorang manajer harus menumbuhkan budaya komunikasi terbuka.

Kolaborasi yang baik akan menjaga motivasi staf. Seorang manajer harus dapat menjaga jalur komunikasi terbuka sehingga karyawan selalu mengetahui kemajuan mereka serta seberapa relevan pekerjaan mereka bagi perusahaan.

3. Peninjauan Berkala

Peninjauan berkala adalah komponen penting dalam perangkat lunak manajemen kinerja. Alasannya adalah instrument ini dapat mengkomunikasikan pendapat manajemen tentang kinerja staf pada tingkat individu.

Penilaian kinerja biasanya dilakukan setiap tahun atau triwulanan dalam metode manajemen kinerja konvensional. Namun, hal ini telah digantikan dengan umpan balik berkelanjutan di sistem yang lebih baru.

4. Pengakuan Karyawan

Karyawan akan merasa terlibat jika mereka ‘diakui’ keberadaannya. Karyawan perlu menyadari pentingnya keberadaan mereka dalam perusahaan.

Pengakuan karyawan yang tepat akan membuat perusahaan menjaga karyawan untuk termotivasi dalam bekerja lebih keras.  Saat ini, sistem manajemen kinerja yang lebih modern hadir dengan berbagai jenis modul reward dan pengakuan karyawan supaya manajer lebih mudah mengenali upaya karyawan mereka.

5. Umpan Balik Bermanfaat

Manajer tidak hanya memberikan umpan balik kepada karyawan. Tetapi, manajer harus memastikan bahwa umpan balik tersebut bersifat membangun.

Umpan balik yang membangun mengacu pada bentuk umpan balik yang memotivasi karyawan untuk memahami cara memperbaiki diri.  Jadi karyawan tidak merasa bahwa kekurangannya saja yang dicari-cari.

Umpan balik lebih bermanfaat dari sekedar pujian. Manajer harus memberi mereka alasan tentang umpan balik tersebut sehingga mereka tahu yang benar dan salah.

6. Pelatihan Berkelanjutan

Karyawan harus mendapatkan pembelajaran dan pengembangan secara berkelanjutan. Training berjalan seiring dengan umpan balik kinerja karena peningkatan keterampilan dan pelatihan karyawan adalah bagian penting dari manajemen kinerja.

Karyawan dengan kinerja baik dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan perusahaan demi menghasilkan citra merek yang lebih baik.  Oleh karena itu, manajer harus menciptakan budaya pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan agar karyawan terus berkembang sesuai kebutuhan zaman.

Bisakah Sistem Manajemen Kinerja Gagal?

Sayangnya, sistem manajemen kinerja bisa gagal. Mengapa demikian?

1. Sistem Tidak Akurat

Hal ini sering terjadi ketika perusahaan memilih review tahunan dibandingkan bulanan atau semester. Seorang karyawan tidak dapat dinilai akurat ketika kinerja mereka sepanjang tahun dirangkum dalam satu waktu.

Seorang manajer tidak dapat mengingat semua peristiwa dalam setahun. Review tahunan tidak dapat memberikan tingkat umpan balik efektif.

2. Karyawan Sebagai Pelengkap

Karyawan bukan pelengkap perusahaan dimana hal ini sering terjadi karena manajer sekedar melakukan tinjauan dan memberikan umpan balik sebagai formalitas.  Para manajer tidak sungguh-sungguh menilai dan melakukan review sehingga tidak ada revisi.

3. Penggunaan Penilaian Konvensional

Penilaian kinerja karyawan konvensional dengan pencatatan manual semakin tidak efektif. Teknologi  menjadi lebih terjangkau, sederhana, dan lebih mudah diakses dibandingkan sebelumnya.

Perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak untuk sistem manajemen kinerja. Dengan demikian, penilaian lebih efektif dan objektif.

Kesimpulan

Performance management system hadir untuk pengembangan sumber daya manusia dan perusahaan. Namun, butuh sistem akurat dan canggih untuk dapat melakukan penilaian sekaligus evaluasi demi peningkatan produktivitas karyawan.

Kenali Perbedaan Performance Management Dan Performance Appraisal

Perbedaan performance management dan performance appraisal

Perbedaan performance management dan performance appraisal cukup signifikan meski keduanya berperan penting dalam departemen sumber daya manusia. Keduanya mewakili pendekatan berbeda dengan cakupan serta implementasi berbeda.

Perbedaan Performance Management Dan Performance Appraisal

Baik performance management dan performance appraisal berperan penting dalam mendorong kinerja karyawan. Bahkan, keduanya harus dapat berjalan seimbang.

Kenali Performance Management

Performance management adalah fungsi departemen sumber daya manusia yang berfokus pada peningkatan kinerja, keterlibatan, dan pengembangan karyawan dalam suatu perusahaan.  Proses ini komprehensif serta berkelanjutan.  Performance management melibatkan penetapan ekspektasi kinerja yang jelas, pemantauan kemajuan secara teratur, memberikan umpan balik dan pembinaan, dan menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan organisasi.

Tujuan dari performance management adalah :

1. Menyelaraskan Tujuan

Performance management bertujuan menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan perusahaan serta menetapkan tujuan yang jelas dan terukur bagi karyawan. Tujuan tersebut harus selaras dengan tujuan perusahaan untuk mencapai keberhasilan organisasi dalam jangka panjang.

2. Meningkatkan Kinerja

Performance management bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Caranya adalah dengan memberikan umpan balik, pembinaan, dan dukungan secara teratur untuk membantu individu meningkatkan keterampilan mereka, mengatasi tantangan, dan mencapai potensi penuh mereka.

3. Pengembangan Karyawan

Performance management  juga berfokus pada pengembangan karyawan dan melibatkan identifikasi area untuk perbaikan dan pembuatan rencana pengembangan,  Pengembangan dipersonalisasi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi karyawan. Perusahaan dapat membangun tenaga kerja yang berbakat dan cakap melalui investasi pertumbuhan karyawan,

Penekanan performance management adalah pendekatan proaktif untuk meningkatkan kinerja dengan cara sebagai berikut:

1. Penentuan Tujuan

Departemen HRD harus menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, relevan, realistis. Tujuan ini terikat waktu yang selaras dengan tujuan organisasi.

2. Feedback Berkesinambungan

Departemen HRD perlu memberikan umpan balik yang konstruktif kepada karyawan secara rutin. Fokusnya adalah pada kinerja,  area yang perlu ditingkatkan, dan ekspektasi kinerja.

3. Pengukuran Kinerja

Implementasi penilaian kinerja karyawan melalui berbagai metode. Metode tersebut termasuk penilaian diri, evaluasi rekan kerja, dan metrik objektif.

4. Perencanaan Pengembangan SDM

HRD dapat mengidentifikasi area untuk perbaikan kinerja karyawan. Setelah itu, harus ada rencana pengembangan yang dipersonalisasi untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi.

5. Diskusi kinerja

Diskusi berkala kinerja perlu dilakukan untuk pantau kemajuan. Tidak hanya itu, karyawan juga dapat mengatasi tantangan serta menetapkan tujuan baru melalui diskusi secara rutin.

6. Penghargaan dan Pengakuan

Karyawan perlu mendapatkan pendekatan personal. Mereka juga perlu penghargaan, terutama saat mereka menunjukkan kinerja tinggi.  Dengan demikian, hal ini memperkuat perilaku positif dan memotivasi keunggulan yang berkelanjutan.

Kenali Performance Appraisal

Performance appraisal adalah proses sistematis yang penerapannya menilai kinerja pekerjaan masing-masing karyawan dan memberikan umpan balik.  Proses ini melibatkan evaluasi formal secara berkala, baik setiap tahun atau 6 bulan. Tujuannya adalah mengukur pencapaian, kekuatan, area perbaikan, dan kontribusi keseluruhan karyawan terhadap organisasi.

Tujuan performance appraisal yang menonjolkan perbedaan performance management dan performance appraisal

1. Evaluasi Kinerja Pegawai

Tujuan utama performance appraisal adalah untuk mengevaluasi kinerja pekerjaan karyawan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.  Evaluasi ini memberikan proses terstruktur untuk menilai pencapaian, kekuatan, dan area yang perlu ditingkatkan.  Umpan balik yang diberikan selama penilaian membantu karyawan memahami kinerja mereka dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka.

2. Pengembangan Pegawai

Performance appraisal dapat mendukung pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Dengan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menetapkan tujuan pengembangan, karyawan dapat menerima bimbingan, pelatihan, dan dukungan untuk meningkatkan kinerja dan memperluas keahlian mereka.

3. Penetapan Tujuan Terukur dan Dapat Dicapai

Performance appraisal memfasilitasi penetapan sasaran kinerja baru atau peninjauan sasaran kinerja yang sudah ada. Dengan menetapkan tujuan yang terukur dan menyelaraskannya dengan tujuan organisasi, karyawan termotivasi untuk berkontribusi terhadap keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

4. Pemeliharaan Komunikasi dan Keterlibatan

Performance appraisal menyediakan platform formal untuk komunikasi antara manajer dan karyawan. Hal ini mendorong dialog terbuka, transparansi, dan pertukaran umpan balik. Diskusi kinerja rutin selama proses penilaian mendorong keterlibatan karyawan, memungkinkan penyelesaian permasalahan, dan mendorong hubungan kerja kolaboratif.

Mayoritas perusahaan menggunakan beberapa jenis metode performance appraisal yaitu:

1. Skala Penilaian

Evaluasi karyawan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan menggunakan penilaian numerik atau deskriptif.

2. Feedback 360 Derajat

Feedback terangkum dari berbagai sumber. Supervisor  rekan kerja, dan bawahan memberikan pandangan kinerja yang komprehensif.

3. Observasi Perilaku

Implementasi penilaian kinerja melalui pengamatan langsung terhadap perilaku dan tindakan karyawan.

4. Teknik Insiden Kritis

Semua kejadian spesifik, baik perilaku berprestasi atau justru bermasalah perlu mendapatkan pencatatan. Pencatatan tersebut akan menjadi dasar evaluasi dan umpan balik.

5. Evaluasi Narasi atau Esai

Penilaian kinerja melalui narasi tertulis yang menggambarkan kekuatan, kelemahan, dan area yang perlu ditingkatkan.

6. Evaluasi Diri

Karyawan juga dapat melakukan evaluasi dengan cara menilai kinerja mereka sendiri Perusahaan biasanya menentukan kriteria, sesuai departemen. Mereka dapat melakukan evaluasi diri untuk refleksi perbaikan perusahaan.

Perbedaan Mendasar antara Performance Management dan Performance Appraisal

Performance management dan performance appraisal adalah dua konsep berbeda yang berbeda dalam tujuan, jangka waktu, fokus, orientasi umpan balik, dan penggunaan data.  Performance management  adalah proses holistik dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja, keterlibatan, dan pengembangan karyawan.  Penekanannya adalah umpan balik yang berkelanjutan, penetapan tujuan, pengembangan keterampilan, dan menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan organisasi.

Performance management merupakan pendekatan proaktif yang menumbuhkan budaya berbasis kinerja. Di sisi lain, performance management adalah komponen spesifik dari manajemen kinerja. Departemen HRD melakukan penilaian kinerja dari manajemen setiap tahun atau pada interval tertentu.

Sedangkan performance appraisal adalah adalah evaluasi dan penilaian kinerja karyawan terhadap kriteria atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.  Performance appraisal memiliki proses umpan balik yang lebih formal dan terstruktur, dari manajer kepada karyawannya.

Jadi, perbedaan performance management dan performance appraisal adalah dari pengaplikasian dan hasil evaluasi akhir.  Namun demikian, perusahaan perlu mengaplikasikan keduanya. Tujuan akhir adalah untuk pengembangan perusahaan sekaligus pengembangan kinerja karyawan.

Skema Contoh Tes Asesmen Kompetensi Karyawan Yang Umum Digunakan HRD

contoh tes asesmen kompetensi

Asesmen kompetensi memiliki peranan penting dalam proses perekrutan karyawan berbakat. Dalam hal ini, HRD perusahaan perlu mempersiapkan skema dan contoh tes asesmen kompetensi guna mencari kandidat bertalenta. Calon kandidat pun harus siap menghadapi tes asesmen selama proses perekrutan. Adapun berbagai bentuk asesmen yang mesti dipersiapkan HRD, dan juga diikuti calon kandidat sebagai persyaratan. Nah, apa saja itu? Simak penjelasannya lebih lanjut!

5 Pertimbangan Melaksanakan Tes Asesmen Kompetensi

Asesmen kompetensi berguna untuk mengukur perilaku (attitude), keahlian (skill), dan pengetahuan (knowledge) kandidat sesuai dengan kualifikasi perusahaan. Dengan melaksanakan asesmen kompetensi ini juga dapat membantu HRD perusahaan memprioritaskan kinerja karyawannya. Terutama dalam hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi agar proses perekrutan lebih terarah dan hasil asesmen pun lebih akurat.

Untuk mempermudah proses asesmen ini, berikut 5 pertimbangan melaksanakan tes asesmen kompetensi karyawan perusahaan:

Konsistensi

HRD perlu menyiapkan contoh tes asesmen kompetensi yang melibatkan konsistensi untuk mencapai hasil yang sesuai dan seimbang. Ini akan meminimalisir ambiguitas dan mendapatkan hasil asesmen yang konsisten.

Fokus dan Terarah

Asesmen kompetensi yang diproses dengan baik akan menampilkan kandidat dengan skill, knowledge, dan attitude sesuai dengan jabatannya dan tujuan perusahaan. Ini akan memudahkan tim HRD dalam menemukan kesenjangan keterampilan (skills gap) untuk menyesuaikan program pelatihan dan pengembangan untuk mengatasi masalah.

Efisiensi

Dengan adanya asesmen kompetensi, tugas HRD akan lebih mudah dalam menyaring sejumlah kandidat yang paling cocok untuk jabatan tertentu. Asesmen ini sudah pasti menghemat waktu dan juga biaya selama proses perekrutan berlangsung. Sehingga, HRD dapat memfokuskan keahlian kandidat yang diinginkan yang memiliki kompetensi tinggi untuk jabatan tersebut.

Mudah beradaptasi

Sebelum HRD perusahaan menerapkan asesmen kompetensi final dalam proses perekrutan, maka mesti mempersiapkan contoh tes asesmen kompetensi terlebih dahulu. Tak hanya itu, contoh tes harus siap beradaptasi dan berubah secara berkala. Sehingga suatu saat nanti akan selaras dengan tujuan perusahaan dan tren industri yang terus berkembang.

Skalabilitas

Skalabilitas disini berarti kemampuan HRD untuk memulai inovasi strategis dan holistik yang berkelanjutan dan menginspirasi karyawan untuk mencapai tujuan mereka. Inovasi skema tersebut dapat disesuaikan untuk berbagai asesmen kompetensi dalam penerapan evaluasi di berbagai departemen dalam perusahaan.

5 Cara Efektif Uji Contoh Tes Asesmen Kompetensi

Ketika melakukan pengujian kompetensi, HRD perusahaan perlu membuat skema karakteristik asesmen dari berbagai kompetensi yang berbeda. Disini HRD dapat melihat setiap kinerja yang unggul ataupun yang buruk. Berikut beberapa cara untuk menguji kompetensi kandidat:

Wawancara Berbasis Kompetensi

Wawancara adalah suatu asesmen yang paling sering digunakan. Pihak HRD akan menetapkan daftar pertanyaan yang berfokus pada suatu kompetensi. Seperti misalnya membandingkan kinerja kandidat di masa lalu ditandai dengan attitude kinerja kandidat di masa depan. Berikut contoh tes asesmen kompetensi berbasis wawancara yang umum digunakan:

  • Jelaskan style kepemimpinan kamu dan berikan contoh disaat kamu memimpin?
  • Bagaimana cara kamu menangani konflik di tempat kerja?
  • Apa pencapaian terbesar kamu dalam hidup?

Kuesioner Berbasis Kompetensi

Kuesioner diberikan kepada kandidat berupa daftar pertanyaan standar tentang bidang pekerjaan tertentu. Biasanya kuesioner ini bersifat metris yang mencakup latar belakang kandidat, pengambilan keputusan, aktivitas fisik, lingkungan kerja, dll.

Observasi Langsung

Observasi langsung dilakukan HRD dengan menyimak atau mendengarkan kandidat saat mereka terlibat dalam beberapa jenis aktivitas. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi ketika kandidat berhasil atau tidaknya menangani berbagai situasi di tempat kerja. HRD akan mencatat perilaku kandidat, serta memberikan semacam umpan balik kepada kandidat.

Pusat Asesmen (Assessment Centres)

Pusat asesmen adalah simulasi atau evaluasi kandidat berdasarkan wawancara, tes psikologi, dan pekerjaan yang ditugaskan. Simulasi tersebut digunakan untuk mengevaluasi kandidat berdasarkan perilaku yang sesuai dengan kompetensi pekerjaan yang ditawarkan. Berbagai tugas pekerjaan disimulasikan dalam bentuk rangkaian tes yang divalidasi. Asesmen kompetensi ini menilai apakah kandidat selaras dengan kompetensi perusahaan dalam aktivitas yang ditunjukkan.

Asesmen Psikometri

Penilaian psikometri bertujuan untuk menilai mental dan perilaku karyawan dalam suatu perusahaan termasuk bakat, penalaran, prestasi, dan tes kepribadian. Berikut contoh tes asesmen kompetensi dalam bentuk psikometri:

  • Tes penalaran numerik
  • Tes penalaran abstrak
  • Tes penalaran verbal (pertanyaan benar atau salah)
  • Tes penalaran induktif
  • Tes spasial

Skema Umum Contoh Tes Asesmen Kompetensi Karyawan

Contoh Tes Kepribadian:

Pilih satu pernyataan yang paling menggambarkan diri kamu, dan satu pernyataan yang paling tidak menggambarkan diri kamu:

  • Saya suka menganalisis informasi.
  • Saya seorang negosiator yang efektif.
  • Saya berusaha untuk berada dalam posisi berkuasa.
  • Saya selalu merencanakan pengeluaran saya terlebih dahulu.

Tes Asesmen Keterampilan

Keterampilan umum yang diuji meliputi pengetikan, pengoperasian komputer atau mesin, keterampilan bahasa atau pemrograman, dll. Asesmen tersebut merupakan indikasi mengenai bagaimana seorang kandidat akan menjalankan jabatannya tersebut.

Tes Kemampuan Kognitif

Biasanya 20-50 pertanyaan pilihan ganda mengukur kemampuan kognitif kandidat dan harus dijawab dalam batas waktu yang ditentukan.

Contoh:

Jika dua pernyataan pertama benar, apakah pernyataan terakhir benar?

Kebanyakan ular berwarna hijau.

Kebanyakan ular cepat.

Setidaknya satu ular berwarna hijau dan cepat.

  • Ya
  • Tidak
  • Tidak Pasti

Contoh Tes Integritas

  • Apakah kamu orang yang dapat dipercaya?
  • Apa yang kamu lakukan ketika melakukan kesalahan?
  • Apa kegagalan terbesar dalam hidup kamu? Bagaimana cara kamu mengatasinya?

Tes Kecerdasan Emosional

Putri merasa stres dan menjadi sedikit cemas ketika memikirkan semua pekerjaan yang harus dia lakukan. Ketika manajernya membawakannya proyek tambahan, dia merasa ____.

  1. a) Kewalahan
  2. b) Depresi
  3. c) Malu
  4. d) Gelisah

Kesimpulan

Ada banyak cara agar HRD perusahaan dapat menilai kandidat baru mereka dalam proses perekrutan. Yang terpenting adalah mengadakan asesmen kompetensi kinerja dan mengevaluasi apakah kandidat memiliki skill, knowledge, dan attitude untuk jabatannya. Asesmen kompetensi dapat diukur melalui keterampilan, kognitif, kecerdasan emosional, kepribadian, dll.

Maka dari itu, HRD mesti mempersiapkan contoh tes asesmen kompetensi yang efektif sebelum proses perekrutan. Hal ini mempermudah HRD melakukan evaluasi sesuai tujuan perusahaan. Di sisi lain, karyawan memiliki tugas yang jelas untuk mendapatkan efisiensi dan kepuasan kerja yang maksimal.