Contoh KPI Karyawan Produksi dan Penjelasannya, Bisa Langsung Dicoba

Setiap jabatan kerja pasti mempunyai KPI yang berbeda-beda. Indikator penilaian ini yang nantinya bisa membantu manajemen SDM atau pimpinan untuk mengetahui seperti apa performa kerja karyawan. Salah satu KPI yang banyak dicari oleh para pebisnis adalah KPI karyawan produksi.

Mengingat Anda juga membaca tulisan ini berarti besar kemungkinan penjelasan ini memang sesuai dengan apa yang sedang dicari.

Baik, jadi begini key performance indicator bagian produksi memang bisa saja berbeda antara satu perusahaan yang satu dengan yang lain. Namun, ada contoh aplikatif yang bisa langsung Anda terapkan.

Seperti apa KPI karyawan produksi? Mari simak penjelasan berikut!

Contoh KPI Karyawan Produksi

Berikut ini kami sudah siapkan contoh KPI karyawan produksi yang bisa digunakan untuk berbagai jenis industri.

No.Key Performance IndicatorsUnit PengukuranTarget (ilustrasi)
1Durasi machine downtimeJammaks 60 menit per tahun
2Frekuensi machine downtimeAngkamaks 2 kali/tahun
3Defect rate%maks 0,002 %
4% jumlah order produksi yang dapat dipenuhi sesuai skedul%100%
5% pemenuhan terhadap standar Good Manufacturing Practices%100%
6% waste (scrap)%maks 0,5%
7Kapasitas produksi per jamTon/jam100 ton/jam
8Biaya lembur karyawan produksi per shiftRupiahRp 15 juta/shift

 

Penjelasan Mengenai Isi KPI Produksi

Apakah Anda sudah mengetahui poin-poin KPI karyawan produksi yang kami contohkan di atas? Berikut kami sertakan penjelasan lebih lengkapnya mengenai bagian yang telah disebutkan sebagai referensi.

Anda juga bisa menggunakan software KPI untuk menyederhanakan proses pengukuran kinerja.

1. Durasi Machine Downtime

Pertama, ada yang disebut sebagai durasi machine downtime merujuk pada total waktu berhenti yang dialami mesin selama satu tahun. Waktu downtime harus dikendalikan agar tidak mengganggu produktivitas dan efisiensi produksi.

Target yang ideal (sesuai contoh KPI) adalah maksimal 60 menit per tahun, yang berarti setiap peralatan diharapkan beroperasi hampir tanpa gangguan.

Hal ini penting untuk menjaga ritme produksi dan menghindari keterlambatan pengiriman produk akibat masalah teknis pada mesin.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah seperti ini?

Pertanyaan bagus, Anda bisa memastikan bahwa karyawan paham bagaimana cara menggunakan mesin produksi dengan benar sesuai SOP. Selain itu, tim teknis juga bertanggung jawab untuk menjadwalkan pemeliharaan terjadwal.

2. Frekuensi Machine Downtime

Frekuensi machine downtime adalah jumlah kejadian mesin berhenti atau mengalami kerusakan dalam satu tahun.

Target maksimal yang ditetapkan adalah dua kali dalam setahun, yang berarti perusahaan wajib berusaha menjaga performa mesin tetap stabil dan andal. Mengurangi frekuensi downtime membantu meningkatkan produktivitas, karena lebih sedikit waktu yang terbuang saat mesin tidak bisa dioperasikan sama sekali (kerusakan yang fatal).

3. Defect Rate

Kemudian, ada juga istilah defect rate. Ini adalah persentase produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

Target defect rate yang rendah, yaitu maksimal 0,002%, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kualitas produk yang tinggi.

Tingkat cacat yang rendah membantu meminimalkan biaya akibat produksi ulang atau perbaikan produk, serta meningkatkan kepuasan pelanggan karena produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.

Adapun hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko defect yaitu dengan membekali tenaga kerja melalui pelatihan dan pengembangan pengoperasian mesin, sistem shift pekerja untuk meminimalisir kelelahan, dan sebagainya.

4. Persentase Jumlah Order Produksi

KPI ini juga mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pesanan produksi tepat waktu.

Targetnya adalah 100%, yang berarti perusahaan harus dapat memenuhi semua pesanan sesuai jadwal yang telah disepakati dengan pelanggan.

Tingkat kepatuhan terhadap jadwal ini sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan dan mengoptimalkan operasional produksi.

Baca juga: Ini Manfaat Performance Appraisal Berbasis KPI dalam Bisnis

5. Persentase Pemenuhan Terhadap Standar (GMP)

Good Manufacturing Practices (GMP) adalah standar yang menjamin produk dibuat dalam kondisi yang higienis dan aman.

Target pemenuhan 100% terhadap standar GMP mencerminkan komitmen perusahaan untuk mematuhi aturan yang berlaku dan menjaga kualitas serta keamanan produk yang dihasilkan. GMP juga berfungsi untuk menjaga reputasi perusahaan dalam menghasilkan produk yang andal dan berkualitas tinggi.

Perusahaan belum menerapkan standar GMP? Anda mungkin bisa berkonsultasi dengan konsultan terlebih dahulu. Karena implementasi Good Manufacturing Practice juga membutuhkan proses yang tidak sebentar.

6. Persentase Waste (Scrap)

Persentase waste atau scrap adalah jumlah material yang terbuang selama proses produksi. Target maksimal yang ditetapkan adalah 0,5%, sehingga perusahaan berusaha untuk meminimalkan jumlah material yang tidak terpakai.

Mengurangi waste berkontribusi pada efisiensi produksi dan membantu perusahaan dalam menekan biaya produksi serta mendukung upaya keberlanjutan dengan mengurangi dampak lingkungan.

7. Kapasitas Produksi per Jam

Kapasitas produksi per jam adalah jumlah output yang bisa dihasilkan dalam satu jam. Targetnya adalah 100 ton per jam, yang menunjukkan seberapa efisien mesin dan tenaga kerja dapat bekerja untuk mencapai produktivitas maksimal.

Pencapaian target ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar dengan kecepatan produksi yang sesuai, sekaligus menjaga kestabilan operasional.

8. Biaya Lembur Karyawan Produksi per Shift

Biaya lembur karyawan produksi per shift adalah pengeluaran tambahan yang dikeluarkan untuk membayar waktu kerja ekstra karyawan produksi.

Target maksimal yang ditetapkan adalah Rp 15 juta per shift, dengan harapan perusahaan dapat mengontrol biaya lembur secara efektif.

Biaya lembur yang terkontrol membantu mengurangi pengeluaran operasional, tanpa mengurangi produktivitas atau memperpanjang waktu produksi lebih dari yang dibutuhkan.

Catatan: KPI di atas hanyalah contoh dan poin di dalamnya bisa saja diubah dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan.

Itu dia informasi mengenai contoh KPI produksi dan penjelasan detail per bagiannya. Kami harap penjelasan ini bisa membantu pebisnis manufaktur, pemilik usaha produksi untuk meningkatkan kualitas karyawan dan mengembangkan bisnis menjadi lebih maju lagi.

Butuh contoh KPI untuk posisi lainnya? Dapatkan template KPI terbaru dan lengkap dari Pakarkinerja.com, unduh contoh KPI lainnya di website kami.

Apa itu Analisis Jabatan? Tujuan, Manfaat, dan Cara Melakukannya

Sebelum menyusun uraian jabatan atau job description, maka Anda perlu melakukan proses analisis terlebih dahulu. Secara sederhana analisis jabatan adalah proses mengumpulkan, menganalisis, serta menyusun informasi untuk suatu posisi tertentu dalam lingkup pekerjaan.

Informasi ini bisa berupa tanggung jawab yang harus dijalankan oleh pemegang jabatan hingga persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan tugas tersebut sesuai dengan prosedur yang ada.

Adapun pihak yang biasanya bertugas melakukan analisis jabatan biasanya manajemen HRD atau departemen SDM.

Terlepas dari hal itu, apa tujuan dari proses analisis tersebut dan bagaimana cara melakukannya? Simak penjelasan berikut untuk mengetahui jawabannya.

Tujuan dan Manfaat Melakukan Analisis Jabatan dalam Perusahaan

Dalam pelaksanaannya, analisis jabatan bertujuan untuk mencapai hal-hal berikut. Di sini kami jelaskan secara umum menyesuaikan dengan hal yang biasanya banyak terjadi di lingkup perusahaan.

  • Deskripsi Jabatan: Menyusun gambaran yang jelas dan rinci tentang apa yang dilakukan dalam suatu jabatan.
  • Spesifikasi Jabatan: Menentukan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi suatu jabatan, seperti pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan kemampuan.
  • Evaluasi Jabatan: Menilai nilai relatif dari suatu jabatan dibandingkan dengan jabatan lainnya dalam organisasi.
  • Pengembangan Sistem Penggajian: Menentukan besaran gaji yang sesuai untuk setiap jabatan berdasarkan nilai dan tanggung jawabnya.
  • Rekrutmen: Membuat deskripsi pekerjaan yang akurat untuk menarik calon karyawan yang tepat.
  • Pelatihan dan Pengembangan: Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan berdasarkan persyaratan jabatan.
  • Perencanaan Suksesi: Mengidentifikasi calon pengganti untuk posisi-posisi penting dalam organisasi.

Lalu bagaimana dengan manfaatnya? Proses yang terbilang cukup kompleks ini tentunya juga bisa memberikan pengaruh positif untuk peningkatan kualitas kerja, serta berbagai aspek lainnya.

Berikut ini beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan analisis jabatan:

  • Efisiensi: Membantu organisasi dalam mengalokasikan sumber daya manusia secara efektif.
  • Keadilan: Memastikan bahwa setiap karyawan mendapatkan penghargaan yang adil atas kontribusinya.
  • Produktivitas: Meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka
  • Perencanaan: Membantu organisasi dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja di masa depan.

Baca juga: Pentingnya Asesmen Kompetensi untuk Promosi Jabatan Karyawan Perusahaan

6 Tahapan Penting dalam Analisis Jabatan Kerja

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, analisis jabatan merupakan proses yang cukup panjang. Tidak bisa dilakukan dalam sehari atau dua hari, terlebih lagi jika pekerjaan tersebut sifatnya rumit.

Berikut ini gambaran untuk bagaimana cara melakukan analisis jabatan dalam perusahaan.

1. Pengumpulan Data

Tahap awal analisis jabatan adalah mengumpulkan informasi yang akurat dan relevan mengenai suatu pekerjaan.

Ini melibatkan wawancara langsung dengan karyawan yang memegang jabatan tersebut, mengamati secara langsung bagaimana pekerjaan dilakukan, serta mengkaji dokumen-dokumen terkait seperti deskripsi pekerjaan yang sudah ada. Semua informasi yang diperoleh kemudian dicatat secara sistematis.

2. Perbandingan dengan Standar Industri

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah membandingkan informasi yang diperoleh dengan standar industri. Ini dilakukan dengan cara membandingkan deskripsi pekerjaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa deskripsi pekerjaan yang dimiliki sudah sesuai dengan praktik umum di industri terkait. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan platform seperti LinkedIn untuk melihat bagaimana perusahaan lain mendefinisikan peran yang serupa.

3. Penyesuaian dengan Kebutuhan Bisnis

Analisis jabatan harus selalu relevan dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Setelah memahami keterampilan yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan, kita perlu mengevaluasi tingkat kesulitan setiap tugas dan menentukan keterampilan apa saja yang perlu dimiliki oleh karyawan.

Hal ini akan membantu memastikan bahwa setiap posisi memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

4. Penetapan Tujuan Jabatan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, kita dapat menentukan tujuan yang jelas untuk setiap jabatan. Tujuan ini akan menjadi acuan dalam menyusun deskripsi pekerjaan.

Selain itu, kita juga perlu menetapkan standar kinerja yang jelas untuk setiap posisi, sehingga karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka.

5. Evaluasi dan Penyesuaian Tugas

Tidak semua tugas yang ada saat ini mungkin masih relevan atau efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap setiap tugas untuk memastikan bahwa tugas tersebut masih sesuai dengan tujuan jabatan dan diberikan kepada orang yang tepat.

Jika ada tugas yang sudah tidak relevan atau bisa didelegasikan ke orang lain, maka perlu dilakukan penyesuaian.

6. Penyusunan Deskripsi Pekerjaan

Tahap akhir dari analisis jabatan adalah menyusun deskripsi pekerjaan yang jelas dan akurat.

Deskripsi pekerjaan ini akan menjadi dokumen resmi yang berisi informasi mengenai tugas, tanggung jawab, persyaratan, dan tujuan dari suatu jabatan. Job description yang baik akan membantu dalam proses rekrutmen, pengembangan karyawan, dan evaluasi kinerja menjadi lebih efisien.

Itu dia penjelasan mengenai analisis jabatan dalam perusahaan, semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk perusahaan Anda. Butuh template atau panduan untuk menyusun deskripsi pekerjaan?

Download contoh job desc lengkap dan template SDM premium yang disusun langsung oleh konsultan berpengalaman.

Pelatihan Performance Management, Ini 5 Tujuan Utamanya

Pelatihan performance management atau manajemen kinerja merupakan sebuah upaya untuk mengidentifikasi, mengukur, serta mengevaluasi kinerja organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

Secara sederhana, apabila manajemen performa kerja SDM diterapkan dengan baik maka bisa mendorong tercapainya visi dan misi dari perusahaan. Mulai dari peningkatan kualitas layanan, stabilitas keberlangsungan bisnis jangka panjang, dan lain sebagainnya.

Mengingat ada banyak hal yang perlu dipelajari dalam manajemen kinerja, perusahaan dianjurkan untuk mengikuti pelatihan bersama pakar SDM yang kompeten untuk mempersiapkannya.

Pakarkinerja.com menyediakan pelatihan performance management yang dibutuhkan oleh badan usaha. Salah satu bagian penting dalam manajemen performa tersebut adalah KPI (Key Performance Indicator).

Konsultan akan membantu Anda untuk mengevaluasi KPI dan memberikan solusi yang tepat untuk menerapkan manajemen yang lebih baik.

Tujuan Mengikuti Pelatihan Performance Management

Training manajemen kinerja bertujuan untuk meningkatkan kualitas manajemen perusahaan dan mengatasi berbagai permasalahan seputar KPI, dan sebagainnya. Berikut ini beberapa tujuan mengikuti pelatihan ini:

  1. Meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan secara efektif dan efisien.
  2. Selain itu, training ini juga membantu badan usaha mempelajari manajemen kinerja, upaya pengembangan SDM
  3. Mengatasi masalah atau kasus yang berkaitan dengan kendala dalam performance management
  4. Membimbing tim internal badan usaha untuk menyusun KPI yang benar sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan tanggung jawabnya
  5. Mampu mengembangkan KPI sebagai salah satu metode untuk mendorong tercapainya goals perusahaan

Mengingat pentingnya pelatihan performance management. Perusahaan sebaiknya tidak mengabaikan kesempatan training ini untuk memperbaiki manajemen kinerja tim internal menjadi lebih baik lagi.

Outline Materi Pelatihan Manajemen Kinerja (Performance Management)

Adapun untuk materi yang diajarkan mulai dari hal yang mendasar sampai pembahasan tingkat lanjut. Berikut ini beberapa materinya:

  1. Pengenalan KPI: Termasuk membahas pengertian, posisi KPI dalam performance appraisal karyawan, manfaat KPI, dan sebagainnya
  2. Tahapan menyusun KPI yang tepat: Menjelaskan contoh katalog KPI untuk berbagai fungsi di perusahaan baik itu marketing, HRD, keuangan, IT, hingga audit dan legal
  3. Menentukan pengukuran KPI: Anda juga akan diajarkan cara mengukur KPI, hal ini bertujuan untuk memastikan setiap KPI yang sudah dipilih dapat dilacak data pencapaian-pencapaiannya
  4. Menentukan target KPI: Selain itu, pelatihan ini juga akan membantu perusahaan untuk menentukan target KPI baik menggunakan persentase, waktu, atau angka nominal. Kriteria dan faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan target juga akan dijelaskan
  5. Menghitung skor KPI: Selanjutnya, peserta juga akan memahami cara menghitung skor KPI dengan benar termasuk penjelasan fungsi skor KPI untuk melakukan penilaian kinerja karyawan

Baca juga: Ini Manfaat Performance Appraisal Berbasis KPI dalam Bisnis

Siapa yang Sebaiknya Mengikuti Pelatihan Ini?

Pelatihan performance management ditujukan kepada mereka yang menjabat sebagai manager, pimpinan divisi, staff, supervisor SDM, dan sebagainnya.

Utamanya adalah tim manajemen HR atau SDM, mengingat tanggung jawab mereka terfokus pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan juga penilaian terhadap kinerja karyawan, rekrutmen, dan hal relevan lainnya.

Adapun untuk banyaknya orang yang mengikuti pelatihan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Peserta dalam jumlah sedikit setidaknya 2 orang, apabila ingin mengadakan in house training maka paling tidak ada 10 orang yang hadir ke training tersebut.

Metode Penyampaian dan Profil Pengajar

Metode penyampaian materi bisa secara online atau offline secara in house training dalam format pemaparan presentasi, diskusi, studi kasus.

Perusahaan dapat menentukan metode penyampaian yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Adapun untuk waktu pelatihan juga fleksibel, bisa di konsultasikan terlebih dahulu dengan admin.

Kemudian, untuk pemateri atau instruktur pelatihan performance management akan dipimpin oleh Bapak Yodhia Antariksa , Msc yang merupakan seorang konsultan SDM, konsultan KPI berpengalaman. Menjadi founder sekaligus owner dari perusahaan PT Manajemen Kinerja Utama

Selain itu, beliau telah membantu lebih dari 70 klien perusahaan BUMN dan Swasta dalam proses pengembangan kinerja berbasis KPI. Yodhia Antariksa menjadi alumnus Master Program of HR Management dari Texas A&M University (USA).

Cara Mendaftar Pelatihan Performance Management

Ikuti workshop pengembangan SDM, Pelatihan KPI, dan sebagainnya hari ini. Lakukan pendaftaran melalui metode sederhana berikut:

  • Pertama, hubungi admin kami melalui kontak yang tersedia No.HP 0817-4823-235 atau email : antariksa@exploreHR.org
  • Kemudian, sampaikan kebutuhan Anda mengenai pelatihan SDM yang ingin diikuti.
  • Lalu, tentukan jadwal pelatihan yang sesuai beserta tempatnya (apabila dilakukan tatap muka). Pembayaran biaya pelatihan bisa disampaikan langsung kepada admin
  • Pelaksanaan training sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya

Demikian penjelasan mengenai pelatihan performance management, semoga informasi di atas bermanfaat bagi pembaca.