Apa Itu Matriks Training Plan untuk Pengembangan SDM?

Dalam upaya pengembangan SDM, penting bagi perusahaan untuk mempunyai rencana yang jelas. Dengan begitu masalah seperti rendahnya kompetensi tenaga kerja, kurangnya pelatihan soft skill atau hard skill bisa dicegah. Oleh karena itu, untuk mempermudah tim manajemen merencanakan pengembangan SDM ada yang disebut sebagai matriks training plan.

Secara sederhana, matriks training plan adalah sebuah rencana yang disusun dalam bentuk tabel atau lainnya untuk mengetahui kebutuhan dari suatu jenjang SDM dalam suatu perusahaan. Kebutuhan tersebut bisa berupa pelatihan atau pemberian training.

Fungsi Training Plan SDM, Perusahaan Anda Membutuhkannya!

Dengan adanya training plan, maka jauh lebih mudah  bagi manajemen untuk merencanakan jenis pelatihan seperti apa yang dibutuhkan oleh karyawan internal. Berikut ini beberapa fungsi dan tujuan training plan untuk perencanaan SDM.

  • Mempermudah pengembangan karir karyawan
  • Mengetahui skill dan keahlian yang dibutuhkan dalam posisi tertentu
  • Mencegah kekeliruan pelatihan atau training yang akan diikuti
  • Mempermudah pemenuhan syarat tenaga kerja untuk menunjang operasional/proyek

Bisa dipahami training plan merupakan hal yang cukup penting dan bermanfaat. Cukup disayangkan apabila perusahaan Anda belum memilikinya.

Adapun untuk jenis pelatihan yang biasanya direncanakan dalam training plan antara lain soft skills, functional skills untuk bidang pemasaran (marketing), keuangan (finance), HRD, dan sebagainya.

Tips Menyusun Training Plan yang Baik (Cocok untuk Semua Bisnis)

Rencana pelatihan sebenarnya bisa dibuat sendiri. Barangkali Anda dan tim berniat untuk melakukannya, berikut ini sejumlah tips yang bisa kami sampaikan agar hasil matriks training plan nantinya bisa selesai dengan struktur yang tepat dan tidak keliru.

1. Pahami Kebutuhan Training

Bagian pertama yang perlu dilakukan sebelum Anda mulai membuat tabel kebutuhan training, adalah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini menyangkut siapa atau kemampuan seperti apa yang ingin diajarkan  kepada tim internal.

Sebagai contoh, akhir-akhir ini perusahaan sering menerima klien dari luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan bahasa asing yang baik dari tim internal untuk menjaga komunikasi dengan pelanggan dan menjangkau target pasar yang lebih luas.

2. Memilih Jenis Pelatihan yang Sesuai

Selanjutnya, adalah mempertimbangkan jenis pelatihan seperti apa yang sekiranya cocok dengan tim Anda?

Apakah itu bersifat eLearning atau pelatihan online atau offline dengan sistem berkelompok/individu. Menentukan metode pelatihan yang tepat bisa berpengaruh terhadap seberapa efektif nantinya hasil training tersebut.

3. Mempelajari Kondisi Tim Internal

Selain itu, pastikan untuk mempelajari tim internal dengan baik sebelum mengadakan pelatihan atau training sebagai bentuk pengembangan SDM.

Pihak manajemen bisa memperhatikan poin-poin penting seperti menilai urgensi dari training, apakah ini sifatnya opsional atau wajib?
Lalu, pertimbangan lainnya dengan memperhatikan kekuatan tim, efektivitas training, dan lain sebagainya.

Pelatihan yang baik sebaiknya relevan dengan apa yang dibutuhkan tim. Dengan begitu, nilai antusiasme mereka juga akan meningkat.

4. Pikirkan Soal Target atau Tujuan Pembelajaran

Secara sederhana semua pelatihan pasti memiliki tujuan sendiri-sendiri. Diharapkan setelah mengikuti suatu training, nantinya tim Anda bisa mempunyai skill atau peningkatan tertentu yang bisa memberikan pengaruh baik untuk kemajuan perusahaan dan kelancaran operasional bisnis.

Melanjutkan contoh di atas, pelatihan bahasa asing dalam perusahaan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan skill mendasar mengenai komunikasi. Baik itu cara berbicara (speaking), mendengar (listening), dan menulis (writing).

Begitu pula dengan jenis pelatihan lainnya, seperti training digital marketing, training motivasi karyawan, dan lain sebagainya.

5. Menyiapkan Sarana untuk Training

Tidak lupa pengadaan training juga membutuhkan yang namanya sarana dan prasarana. Ini bisa berupa materi atau alat penunjang untuk mempermudah jalannya proses training.

Sebagai contoh sarana pelatihan yang umumnya dibutuhkan seperti SOP, manual pelatihan, proyektor untuk presentasi atau mungkin papan tulis jika ingin menggunakan metode konvensional.

Baca juga: 4 Contoh Materi Training untuk Karyawan Baru

Matriks Training Plan dan Silabus Lengkap Training

Menyusun training plan secara manual bisa memakan banyak waktu, sebagai solusinya Anda bisa mendapatkan template siap pakai yang sudah dibuat oleh tenaga profesional di bidang manajemen SDM. Kami menyediakan tool lengkap siap pakai training plan, sudah termasuk:template training plan sdm

  • Judul-judul pelatihan yang harus diberikan kepada setiap jenjang karyawan mulai dari staf hingga level senior manager
  • Topik pelatihan mencakup tema soft skill dan hard skill berbagai bidang
  • 10 modul pelatihan dalam bidang manajemen SDM dan manajemen skills

Ingin mendapatkan template matriks training plan? Hubungi kami dan dapatkan tools ini untuk menyusun rencana pelatihan dengan lebih mudah.

Mengenal 5 Contoh Asesmen Kompetensi dan Penjelasannya

Asesmen kompetensi – Untuk mendapatkan karyawan terbaik, biasanya perusahaan akan menjalankan serangkaian test untuk menguji kompetensi dari perusahan tersebut.

Ada berbagai macam metode dan teknik yang digunakan, salah satunya yaitu dengan mengikuti teknis kompetensi.

Pada kesempatan kali ini kami ingin mengajak Anda untuk mencari tahu bagian-bagian yang termasuk ke dalam metode pengujian kompetensi tenaga kerja yaitu melalui sistem in-basket exercise, role play, group discussion dan behavior event interview.

Untuk memahami lebih jauh mengenai setiap bagian-bagian tersebut, silahkan simak penjelasan di bawah ini.

5 Asesmen Kompetensi yang Sering Digunakan Perusahaan

Kelima asesmen asesmen di atas merupakan hal yang cukup kompleks. Di sini kami hanya menjelaskan dasar-dasarnya saja sebagai pengenalan awal mengenai sistem pengujian karyawan untuk mendapatkan kandidat terbaik.

template asesmen kompetensi

1. In Basket Exercise

In basket exercise atau tes dalam keranjang adalah metode rekrutmen yang digunakan badan usaha untuk melihat kompetensi calon pekerja dengan melakukan tugas-tugas yang berkaitan langsung dengan pekerjaan yang akan mereka lakukan.

Bukan lagi menebak atau memperkirakan keahlian seseorang, pengetesan secara langsung seperti ini diharapkan bisa memberikan hasil yang lebih pasti.

Contoh asesmen calon karyawan dengan metode in basket exercise misalnya untuk lowongan posisi staff admin kantor, maka yang bersangkutan akan dites keahliannya mengenai pengoperasian basic hingga advanced penggunaan software admin untuk melakukan input data, mengelola dokumen, rekap data, dan lain sebagainya.

2. Role Play

Selain menguji karyawan melalui keahlian mereka, perusahaan juga bisa menerapkan teknik role play simulasi yang digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi atau interaksi sosial.

Penggunaan metode ini seringkali dikaitkan dengan sistem wawancara kerja. Nantinya dari pihak HR atau bahkan atasan bisa mengajukan beberapa pertanyaan secara acak untuk mengetahui seperti apa respons dan jawaban dari calon karyawan mengenai suatu pembicaraan.

Metode role play juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui seperti apa kepribadian dari calon pendaftar dan menilai seberapa serius mereka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Selain itu, dalam skenario role play terdapat beberapa hal yang menjadi poin penilaian seperti komunikasi lisan, kemampuan mempengaruhi, keterampilan interpersonal, dan lain-lain.

Baca juga: Contoh Materi Tes Assessment Center dalam Asesmen Kompetensi

3. Group Discussion

Ketiga ada metode group discussion atau diskusi secara grup, metode seleksi rekrutmen karyawan tingkat lanjut. Sesuai dengan namanya, group discussion mengharuskan calon karyawan untuk hadir dan mengikuti diskusi secara grup.

Biasanya diskusi ini terdiri dari 6-15 orang menyesuaikan dengan bagaimana kebijakan dari perusahaan terkait.

Teknik assesment digunakan untuk melihat berbagai aspek calon tenaga kerja dari segi kepercayaan diri, pengetahuan, pemahaman, berpikir kritis, problem solving, dan lain sebagainya.

Dari pihak perusahaan bisa menentukan topik diskusi secara bebas dan acak (tidak diberitahukan sebelumnya). Pengujian dengan metode seperti ini memang cukup memakan waktu, dalam sekali diskusi bisa 20-45 menit.

Pastikan juga untuk menyediakan moderator diskusi untuk memastikan semuanya tetap berjalan secara kondusif.

4. Case Study

Berikutnya, ada metoda asesmen dengan mengadakan studi kasus. Latihan studi kasus bertujuan untuk menilai kompetensi calon pegawai mengenai kemampuan berpikir analitis, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan sebagainya.

Adapun teknis dari studi kasus itu sendiri bisa berupa pembuatan laporan tertulis, presentasi, atau diskusi secara kelompok.

Teknik pengujian ini membutuhkan persiapan yang cukup banyak. Mulai dari mengumpulkan materi, merancang pembahasan, dan lain-lain. Dalam penerapannya hanya perusahaan di sektor bidang tertentu yang menggunakan case study sebagai metode assesmen untuk merekrut karyawan.

5. Behavior Event Interview

Asesmen kompetensi yang terakhir adalah behavior event interview pertanyaan yang ditanyakan guna memahami cara karyawan berpikir dan menyikapi kondisi-kondisi tertentu, khususnya dalam lingkup pekerjaan.

Salah satu tes yang cukup rumit dan tidak jarang membuat calon karyawan merasa bingung. Karena dalam proses behavior event interview ini tidak ada jawaban yang salah atau benar.

Dalam pelaksanaannya, calon karyawan akan diminta bercerita tentang dirinya. Baik itu aktivitas keseharian yang ia lakukan, hobi, atau sebagainya.

Itu dia penjelasan mengenai asesmen kompetensi dalam dunia kerja yang bisa diterapkan untuk berbagai sektor usaha. Anda bisa mencoba salah satu teknik di atas atau memadukannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Ingin menerapkan teknik-teknik asesmen asesmen dengan lebih terencana? Pakarkinerja.com menyediakan template dan tools panduan lengkap Asesmen Assessment Center + Panduan Jawaban Asesmen Kompetensi. Anda bisa mendapatkannya tools ini dengan menghubungi kami.

Dapatkan materi asesmen kompeten langsung dari konsultan SDM yang ahli di bidangnya hari ini.

Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan, Coba Perhatikan 5 Bagian Ini

Ada banyak materi pelatihan motivasi kerja, meskipun begitu tujuannya tetap sama yaitu meningkatkan semangat dan mendorong produktivitas karyawan.

Namun, jika Anda ingin mencoba memperbaiki motivasi kerja karyawan, maka sepertinya kami bisa memberikan beberapa gambaran umum mengenai materi atau sejumlah poin yang perlu diperhatikan.

Apa Saja Materi Training Motivasi Karyawan Agar Kinerja Lebih Baik?

Berikut ini sejumlah materi training motivasi kerja yang mungkin bisa menjadi pengenalan awal bagi organisasi dan perusahaan.

Beberapa di antaranya mungkin sudah pernah Anda dengar, karena lingkupnya sendiri tidak jauh-jauh dari peningkatan semangat dalam bekerja hingga memperhatikan kebutuhan fasilitas penunjang kenyamanan karyawan.

1. Pengalaman Inspiratif

Pertama, organisasi terlebih dahulu perlu menumbuhkan semangat dalam bekerja di tengah karyawan atau tenaga kerja.

Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mengadakan program seminar motivasi dari narasumber yang berpengalaman.

Dengan mendengarkan motivasi seperti ini, sedikit-sedikit akan membantu peningkatan semangat dalam bekerja.

Jika tidak memungkinkan untuk mengundang narasumber dari pihak ketiga, pemberian sesi motivasi juga bisa disampaikan langsung oleh Anda selaku owner perusahaan.

Sampaikan kata-kata dan pengalaman inspiratif untuk mendorong semangat kerja para karyawan Anda.

2. Reward dan Apresiasi

Tidak diragukan lagi semangat kerja akan bertambah saat karyawan mendapatkan reward atau bonus tertentu. Buatlah sistem pemberian reward menyesuaikan dengan pencapaian dan hasil kerja karyawan.

Dengan adanya hal ini,maka mereka akan merasa dihargai dan lebih bersemangat untuk memberikan hasil yang lebih baik dari hari ke hari.

Dengarkan pendapat mereka mengenai hal ini, diskusikan dengan karyawan apakah mereka setuju dengan konsep reward yang telah dibuat.

Upaya ini merupakan tindak lanjut dari bagian pertama, tentu dalam penerapannya kata-kata motivasi saja terkadang tidak cukup untuk memotivasi karyawan. Oleh karena itu, pemberian reward diharapkan bisa mendukung upaya tersebut.

3. Loyalitas

Materi motivasi kerja lainnya berkaitan dengan usaha untuk menumbuhkan loyalitas atau kesetiaan antara perusahaan dan karyawan.

Cara yang bisa dicapai salah satunya yaitu dengan berusaha membangun relasi yang baik, menjaga komunikasi, dan lain sebagainya.

Pimpinan yang terlalu menjaga jarak dengan karyawan, mempunyai sifat arogan, tidak peduli terhadap karyawan akan menjadi bumerang tersendiri bisa mengurangi loyalitas karyawan.

Menciptakan lingkungan kerja yang didasari atas loyalitas dan keramahan bisa memperkuat motivasi kerja karyawan.

Namun tentunya hal ini sebaiknya tetap dalam kendali, jangan sampai keakraban mengurangi rasa hormat dan etika.

4. Memahami Kebutuhan Karyawan

Tidak perlu bicara jauh-jauh, terkadang semangat kerja juga bisa dimaksimalkan perusahaan melalui pemberian perhatian dan memahami apa yang dibutuhkan karyawan.

Terutama dari segi fasilitas dan alat operasional, coba cek lagi apakah alat-alat kerja tenaga kerja dalam keadaan optimal atau justru sudah usang?

Hal ini tampaknya belum begitu banyak dibahas, seringkali saat membicarakan soal motivasi kerja bagian yang kita fokuskan adalah pemberian reward dan kata-kata motivasi.

Perhatian terhadap kelayakan fasilitas kerja terabaikan, dengan memahami apa yang dibutuhkan oleh tenaga kerja maka ini bisa menjadi upaya nyata meningkatkan semangat dalam bekerja.

5. Leadership

Apa kaitannya leadership (kepemimpinan) dengan pelatihan motivasi kerja? Secara umum sifat kepemimpinan membawa mindset positif yang bisa memperbarui semangat karyawan dalam bekerja.

Beberapa di antaranya seperti melatih rasa percaya diri, sifat optimisme, kemauan untuk terus belajar, dan lain sebagainya.

Apabila sifat positif tersebut telah menjadi bagian dari setiap tenaga kerja, maka tentunya ini bisa menjadi perubahan besar terhadap motivasi dan semangat dalam bekerja.

Beberapa materi motivasi kerja di atas merupakan contoh atau gambaran umum. Sebagian besar bisa Anda coba terapkan di perusahaan. Namun, untuk efektivitas dan keberhasilan kembali lagi ke karyawan atau tim Anda.

Pasalnya apapun strategi peningkatan motivasi kerja yang diterapkan apabila tidak ada kemauan untuk bersemangat dalam bekerja maka akan sulit untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Meskipun demikian, mencoba lebih baik daripada tidak sama sekali. Silahkan Anda diskusikan dengan internal guna mengatasi berkurangnya motivasi tenaga kerja melalui beberapa materi yang telah kami jelaskan di atas.

Baca juga: 5 Hal Utama yang Dibutuhkan untuk Pengembangan SDM di Era Industri 4.0

Konsultan SDM dan Upaya Peningkatan Motivasi Kerja Karyawan

Apabila Anda sudah mencoba meningkatkan semangat kerja karyawan tapi tidak kunjung memberikan perubahan, maka ada baiknya untuk mencari solusi dari pihak ketiga seperti konsultan SDM untuk mengadakan pelatihan motivasi kerja.

training motivasi karyawan

Tenaga profesional seperti konsultan mampu merancang materi motivasi kerja karyawan dengan lebih baik. Mereka mampu menganalisis kondisi sumber daya manusia, tantangan, risiko dan lain sebagainya.

Dari data yang telah terkumpul dapat mempermudah konsultan SDM untuk menentukan metode yang tepat untuk menumbuhkan motivasi kerja.

Apabila bisnis Anda punya kendala dengan persoalan ini dan kebingungan dengan materi pelatihan motivasi kerja, konsultasikan bersama jasa pelatihan SDM. Temukan solusi yang tepat untuk mengembalikan semangat kerja dari tenaga kerja.