Rahasia Menguasai Competency-Based Interview Skills

competency-based interview skills

Calon pencari kerja harus menguasai competency-based interview skills karena saat ini, wawancara kerja selalu melibatkan pertanyaan berbasis kompetensi.   Hal ini dilakukan karena pemberi kerja menyempurnakan proses rekrutmen. Mereka meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi kandidat terbaik.

Popularitas pertanyaan berbasis kompetensi atau competency-based interview menjadi semakin populer dalam wawancara.  Meskipun beberapa pertanyaan sering menantang, pertanyaan-pertanyaan tersebut memberikan kesempatan kepada para profesional untuk menekankan pencapaian dan keterampilan berharga mereka pada tahap wawancara.

Jika Anda sedang mencari pekerjaan, tentu Anda harus menguasai kemampuan interview berbasis kompetensi. Dengan demikian, Anda memastikan bahwa kemampuan utama Anda dapat menjadi andalan dalam mencari pekerjaan yang Anda minati.

Cara Menguasai Competency-Based Interview Skills

1. Persiapkan Secara Matang

Tentu persiapan adalah kunci menghadapi wawancara dimanapun.   Pastikan Anda mengidentifikasi contoh target spesifik yang telah Anda lakukan pada pekerjaan sebelumnya. Tentunya, target tersebut sama dengan spesifikasi pekerjaan.

Spesifikasi pribadi sekaligus keterampilan utama yang Anda tulis dalam resume adalah indikator terbaik tentang jenis pertanyaan yang akan ditanyakan saat wawancara.  Banyak perusahaan ingin Anda memberikan contoh spesifik pekerjaan yang pernah Anda lakukan. Mereka akan menghubungkannya dengan kemampuan Anda untuk mengaplikasikan keterampilan dan pengalaman Anda di pekerjaan baru ini.

2. Persiapkan Jawaban Terstruktur

Asah competency-based interview skills Anda karena Anda akan menjawab pertanyaan berbasis kompetensi.   Anda harus menyampaikan jawaban secara rinci, jelas dan terstruktur.  Kandidat manapun harus mampu berbicara kepada pewawancara melalui contoh yang mereka berikan, menjelaskan proses yang digunakan untuk mengatasi masalah atau mencapai target.

Perlu diketahui bahwa peran karyawan profesional memerlukan keterampilan organisasi dan manajemen waktu yang baik. Karena itu, pemilik bisnis memerlukan karyawan atau profesional dengan kemampuan menangani banyak tugas secara efisien dan efektif. Anda harus ingat bahwa hal ini sangat penting sehingga Anda perlu menyiapkan jawaban terstruktur.

3. Perhatikan Instruksi pewawancara Secara Detail

Hal penting dalam wawancara berbasis kompetensi adalah membaca petunjuk yang diberikan oleh pewawancara.  Saat Anda menjelaskan apa yang mereka inginkan, perhatikan apakah bahasa tubuh atau perilaku pewawancara menghasilkan respons positif. Kandidat terkuat adalah mereka yang dapat menyesuaikan jawaban dan perilaku dengan apa yang dicari oleh pewawancara.

Perlu diingat bahwa Anda juga harus menyajikan jawaban dengan cara yang dapat mempengaruhi pewawancara.  Ambil isyarat dari tingkat formalitas mereka. Dengan demikian, Anda menunjukkan bahwa Anda memperhatikan situasi serta memposisikan diri untuk dapat menjadi karyawan terbaik dengan cara apa pun yang Anda bisa.

4. Antisipasi Pertanyaan

Bagian penting dari proses persiapan lainnya adalah mengantisipasi pertanyaan pewawancara. Jika Anda telah mempertimbangkan kemungkinan pertanyaan berbasis kompetensi sebelumnya, Anda akan lebih siap untuk memberikan jawaban yang bagus.  Banyak pertanyaan yang di luar dugaan dan merupakan perkembangan dari pertanyaan umum.

Pertanyaan umum berbasis kompetensi saat wawancara biasanya terkait dengan kemampuan Anda bekerja dengan tenggat waktu yang ketat, sambil tetap mengelola beban kerja normal Anda; menjelaskan contoh di mana Anda mengembangkan strategi untuk tetap terorganisir dan memastikan semua pekerjaan Anda selesai di bawah tekanan dan mengatur waktu secara efektif dan memprioritaskan tugas Anda saat Anda mengerjakan banyak proyek.

5. Menjadi Diri Sendiri

Kesan terbaik memang menjadi salah satu syarat wawancara.  Anda memang harus menunjukkan kompetensi Anda. Tetapi, jangan sampai Anda terlihat berpura-pura. Para pewawancara profesional dapat mengetahui ketika seseorang berusaha terlalu keras untuk memberikan jawaban yang “benar” dibandingkan jawaban yang asli.

Berikan jawaban yang relevan, jujur, dan terstruktur. Jawaban tersebut harus menunjukkan pengalaman Anda sekaligus menonjolkan kepribadian Anda.  Pengusaha tidak menginginkan jawaban seperti layakknya teks di buku. Mereka ingin melihat cara Anda berinteraksi saat menyajikan informasi.

Contoh Competency-Based Interview

Biasanya, pewawancara menggunakan beberapa pendekatan. Pertama-tama, pertanyaan yang paling umum spesifik adalah seperti ini, “Ceritakan momen ketika Anda mencapai suatu tujuan; langkah apa yang Anda ambil?”

Setelah Anda menjawab, mereka biasanya langsung memberikan beberapa pertanyaan serupa yang mencakup kompetensi utama.  Bagi Anda,  mungkin Anda merasa seperti mendapatkan ‘interogasi’ meski dengan tutur kata yang sopan dan lembut.  Tetapi, pastikan Anda tetap menjawab secara terstruktur  sehingga Anda tetap pada pokok permasalahan.

Hal berikutnya adalah model pertanyaan yang lebih umum seperti prestasi yang Anda anggap paling signifikan.  Biasanya, nanti akan ada pertanyaan lanjutan setelah Anda menjelaskan beberapa contoh kompetensi dalam jawaban Anda.  Anda harus memastikan bahwa jawaban Anda lengkap, namun tidak bertele-tele atau menghabiskan terlalu banyak waktu hanya untuk menjelaskan tugas.

Rahasia Menyusun Jawaban Competency-Based Interview

Para pakar human resources menjabarkan cara menyusun jawaban dengan menggunakan metode STAR yaitu:

  • Situation : Jelaskan situasi atau latar belakang secara singkat
  • Task: Jelaskan tugas utama atau kegiatan Anda tanpa bertele-tele
  • Action: Jabarkan tindakan yang telah Anda ambil selama menyelesaikan tugas hingga selesai
  • Result : Berikan kesimpulan akan hasil yang sudah Anda capai dari tiga poin tersebut diatas.

Berikan minimal dua contoh untuk masing-masing poin.  Tetapi, apabila Anda tidak dapat menemukan dua contoh, mungkin Anda tidak sesuai dengan pekerjaan yang hendak Anda masuki.

Pewawancara yang profesional tentu ingin tahu apa yang telah Anda pelajari dari pengalaman yang sudah Anda alami di perusahaan lama. Secara detail, mereka ingin mencari tahu apakah Anda bisa menyelesaikan masalah secara berbeda di perusahaan yang baru.  Tentu saja, persiapan matang harus Anda siapkan.

Bagaimana Mempersiapkan Competency-Based Interview? 

Persiapan tersebut sangatlah sederhana.  Pertama-tama, Anda harus memiliki daftar kompetensi untuk pekerjaan yang ingin Anda lamar. Pastikan Anda selalu memperbarui CV minimal dua kali setahun.

Kedua, carilah rekan yang Anda anggap cukup kritis. Lalu, berlatihlah wawancara dengannya sehingga Anda dapat menjawab dengan lancar.  Hal ini jarang dilakukan banyak orang dimana mereka bisa gugup saat wawancara dan lupa dengan jawaban yang telah dirancang sebelumnya.

Kesimpulan

Competency-based interview skills mutlak dimiliki oleh siapa saja yang ingin mendapatkan pekerjaan impian.  Tak lupa, Anda harus mengetahui latar belakang perusahaan dimana Anda melamar. Dengan demikian, Anda tahu kompetensi yang mereka anggap penting dalam memajukan perusahaan mereka.

Mengenal Employee Relations dan Cara Pengelolaannya dalam Perusahaan

Sudahkah tim Anda memberikan kontribusi terbaik dalam pekerjaan? Mereka bahkan menunjukkan dedikasi dan rasa memiliki dalam tim. Hal ini terjadi karena employee relations yang berjalan dengan baik di perusahaan.

Employee relations berhubungan dengan upaya perusahaan dalam membangun dan menjaga hubungan positif dengan karyawan. Secara sederhana, employee relations menggambarkan hubungan antara karyawan dan pemberi kerja.

Di beberapa industri, ada istilah industrial relations atau hubungan karyawan di lingkungan kerja atau industri. Tujuannya adalah membangun komunikasi dengan karyawan agar hak dan kewajiban terpenuhi dengan adil dan kondisi lingkungan kerja tetap harmonis.

Mari kita bahas lebih detail tentang penerapan employee relations, mengapa hal ini penting, dan bagaimana cara mengoptimalkan keberadaannya.

Pengertian Employee Relations

Employee relations merupakan bidang yang mengkaji hubungan antara karyawan dan manajemen dalam sebuah organisasi. Termasuk di dalamnya adalah hal-hal seperti komunikasi, perundingan, konflik, dan pengambilan keputusan. Employee relations juga mencakup kebijakan, prosedur, dan praktik yang berkaitan dengan karyawan, seperti penggajian, manfaat, dan peluang karir.

Pentingnya Employee Relations

Employee relations yang baik dapat meningkatkan produktivitas, kepuasan kerja, dan retensi karyawan. Ketika karyawan merasa dihargai dan didengar oleh manajemen, mereka cenderung lebih bersemangat dalam bekerja. Selain itu, hubungan yang baik antara karyawan dan manajemen juga dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Apakah perbedaan antara Employee Relations dan HR?

Keberadaan Employee Relations (ER) di perusahaan terkait dengan fungsi HR. Di beberapa perusahaan, ER menempati posisi khusus sebagai ER specialist.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua peran tersebut. Manajer Employee Relations (ER manager) bertanggung jawab memastikan hubungan antara karyawan dan manajemen berjalan baik.

Secara umum, peran HR lebih luas karena tidak hanya terkait dengan Employee Relations, tetapi juga terkait dengan engagement karyawan, kesehatan dan keselamatan karyawan. Hal ini mencakup tidak hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesejahteraan psikologis dan emosional yang mendukung produktivitas.

Employee Relations merupakan bagian dari fungsi HR di organisasi. Tugasnya dapat dilakukan oleh tim HR atau oleh staf khusus.

Cara Mengelola Employee Relations

Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola employee relations dengan baik:

1. Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif antara karyawan dan manajemen sangat penting dalam menciptakan hubungan yang baik. Manajemen harus mendengarkan masukan dan pendapat dari karyawan dan memberikan umpan balik yang jelas dan terbuka. Karyawan juga harus diberi kesempatan untuk berbicara dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

2. Menyediakan Pelatihan dan Pengembangan

Menyediakan pelatihan dan pengembangan adalah salah satu cara untuk menunjukkan kepada karyawan bahwa perusahaan memperhatikan mereka dan ingin membantu mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini juga dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan karyawan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja.

3. Memberikan Kompensasi yang Adil

Memberikan kompensasi yang adil dan sesuai dengan kontribusi dan kinerja karyawan juga sangat penting dalam mengelola employee relations. Karyawan yang merasa bahwa mereka tidak dihargai atau dibayar dengan adil cenderung kurang termotivasi dan bahkan mencari pekerjaan di tempat lain.

4. Menjaga Kesetaraan

Kesetaraan sangat penting dalam mengelola employee relations. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua karyawan tanpa diskriminasi, baik itu dalam hal penggajian, promosi, atau peluang karir.

5. Menangani Konflik dengan Baik

Konflik antara karyawan dan manajemen dapat terjadi dalam setiap organisasi. Oleh karena itu, manajemen harus memiliki strategi untuk menangani konflik dengan baik dan segera

6. Memberikan Pengakuan dan Apresiasi

Memberikan pengakuan dan apresiasi kepada karyawan dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian penghargaan atau pengakuan atas kontribusi dan prestasi mereka.

7. Membuat Kebijakan yang Jelas

Membuat kebijakan yang jelas dan terstruktur dapat membantu menghindari konflik dan ketidakpastian di antara karyawan dan manajemen. Kebijakan yang jelas juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan risiko.

8. Mendorong Partisipasi Karyawan

Mendorong partisipasi karyawan dalam keputusan yang berdampak pada mereka dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam perusahaan. Hal ini dapat dilakukan melalui pengaturan forum karyawan atau kelompok kerja yang bertugas memberikan masukan dan ide-ide baru.

Baca Juga : Aplikasi HRIS Terbaik di Indonesia untuk Pengelolaan Karyawan

9. Memperhatikan Kesejahteraan Karyawan

Perusahaan juga harus memperhatikan kesejahteraan karyawan mereka, seperti menyediakan fasilitas kesehatan dan keselamatan yang memadai, memberikan waktu istirahat yang cukup, dan menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

10. Menjalin Hubungan yang Baik dengan Serikat Pekerja

Jika ada serikat pekerja di perusahaan, manajemen harus menjalin hubungan yang baik dengan mereka dan memperhatikan tuntutan mereka. Dalam hal ini, manajemen harus membuka komunikasi dengan serikat pekerja dan bekerja sama dengan mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Kesimpulan

Employee relations merupakan aspek penting dalam mengelola perusahaan. Dalam artikel ini, kita telah membahas pengertian employee relations, pentingnya dalam perusahaan, dan beberapa cara untuk mengelolanya. Mengelola employee relations yang baik dapat meningkatkan produktivitas, kepuasan kerja, dan retensi karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan dan berinvestasi dalam mengelola hubungan antara karyawan dan manajemen dengan baik.

Bagaimana Cara Menerapkan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi?

Di era global yang penuh tantangan ini semua perusahaan berpacu dengan waktu untuk bisa bertahan dengan masifnya kemunculan perusahaan-perusahaan baru setiap harinya.

Ada perusahaan yang dapat bertahan bahkan bisa berjaya hingga belasan tahun, namun tak sedikit pula yang dalam hitungan bulan sudah gulung tikar. Hal ini pun pastinya menjadi momok bagi para pelaku bisnis sekaligus PR besar bagi mereka. Lantas sebenarnya apa yang salah? Poin apa yang paling vital pada pengelolaan sebuah perusahaan? Jawabannya adalah tercapainya manajemen SDM berbasis kompetensi yang baik.

Sebelum bicara mengenai omset, pesaing yang bermunculan hari demi hari ataupun bagaimana menyusun strategi bisnis yang baik, sebenarnya pengelolaan manajemen SDM itulah kunci pertama yang harus perusahaan dapatkan untuk membuka gerbang kesuksesan. Mengapa? Karena SDM lah yang mengelola perusahaan kita.

Continue reading “Bagaimana Cara Menerapkan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi?”