Bagaimana Cara Menerapkan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi?

Di era global yang penuh tantangan ini semua perusahaan berpacu dengan waktu untuk bisa bertahan dengan masifnya kemunculan perusahaan-perusahaan baru setiap harinya.

Ada perusahaan yang dapat bertahan bahkan bisa berjaya hingga belasan tahun, namun tak sedikit pula yang dalam hitungan bulan sudah gulung tikar. Hal ini pun pastinya menjadi momok bagi para pelaku bisnis sekaligus PR besar bagi mereka. Lantas sebenarnya apa yang salah? Poin apa yang paling vital pada pengelolaan sebuah perusahaan? Jawabannya adalah tercapainya manajemen SDM berbasis kompetensi yang baik.

Sebelum bicara mengenai omset, pesaing yang bermunculan hari demi hari ataupun bagaimana menyusun strategi bisnis yang baik, sebenarnya pengelolaan manajemen SDM itulah kunci pertama yang harus perusahaan dapatkan untuk membuka gerbang kesuksesan. Mengapa? Karena SDM lah yang mengelola perusahaan kita.

Mereka yang meramu dan membangun perusahaan. Jika SDM yang kita miliki memiliki kompetensi yang baik, maka tentunya mereka akan melahirkan inovasi-inovasi dan ide yang brilian dalam  upaya mengembangkan perusahaan. Dalam prosesnya, manajemen SDM berbasis kompetensi memiliki beberapa aspek yang perlu perusahaan perhatikan seperti apa saja aspek atau karakteristik SDM yang perlu perusahaan cari dan miliki serta bagaimana proses dari pengelolaan manajemen SDM berbasis kompetensi tersebut.

-Kriteria SDM yang memenuhi kualifikasi

Hal ini adalah poin utama karena dengan mengetahui apa saja kriteria SDM yang memenuhi  kualifikasi atau standar, maka proses penyeleksian awal akan jauh lebih mudah. Lalu, apa saja aspek yang mencakup kriteria  tersebut? Hal ini meliputi;Good attitude

Hal ini adalah poin pertama dalam melihat kompetensi SDM atau calon karyawan. Kandidat karyawan yang memiliki kelengkapan administrasi/ berkas-berkas yang baik seperti ijazah ataupun surat-surat lainnya akan tidak berarti jika SDM tersebut memiliki bad attitude atau perangai yang buruk atau kurang baik dan tentunya hal ini akan menjadi problem yang serius bagi para perusahaan sekalipun karyawan tersebut memiliki skill yang baik. Seorang karyawan dengan good attitude tentunya akan selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dengan persaingan yang sehat. Sehingga, dalam perusahaan akan tercipta hubungan kerja yang nyaman dan baik antar karyawan, dan tentunya dengan begitu akan terjalin kesatuan untuk membangun perusahaan.

Etos kerja yang baik

Poin kedua berkaitan dengan etos kerja. Selain memiliki kepribadian yang baik sebagai individu, seorang karyawan tentunya sangat diharapkan untuk memiliki etos kerja yang baik. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan upaya pencapaian target perusahaan. Seorang karyawan dengan etos kerja yang baik pastinya akan selalu berusaha berinovasi dan memberikan ide yang membangun bagi perusahaan dan tidak hanya bekerja secara statis dengan pencapaian yang stagnan.

Memiliki skill yang mumpuni

Setiap perusahaan pastinya sangat mendambakan untuk memiliki SDM yang memiliki skill yang mumpuni karena dengan hal ini tentu karyawan akan dengan apik dapat menjalankan dan menyelesaikan tugasnya. Dibandingkan dengan ijazah, sebenarnya skill ini lah yang lebih penting untuk dimiliki karyawan karena skill yang akan menentukan kinerja pada proses riilnya. Tentunya hal ini akan sangat didukung dengan pengalaman yang telah teruji pada bidang sesuai skill tersebut.

Kelengkapan administrasi

Ini adalah poin terakhir dalam aspek-aspek hal apa saja yang perlu dilihat dari SDM. Mengapa? Karena kelengkapan administrasi seperti Ijazah dan surat-surat lainnya bukan acuan utama pada tahap penyeleksian SDM. Berkas-berkas yang dimiliki akan termentahkan jika individu tersebut tidak memiliki tiga poin yang telah dijelaskan di atas. Tentunya hal ini akan menyulitkan bagi perusahaan jika menerima karyawan hanya dengan bergantung pada berkas-berkas yang dilampirkan. Namun memang alangkah lebih baik jika skill, etos kerja dan Kepribadian yang baik, didukung oleh berkas-berkas administratif yang memadai.

Lalu setelah mengetahui aspek yang dinilai dari SDM, selanjutnya perusahaan akan dihadapkan pada proses. Bagaimana sebenarnya proses manajemen SDM berbasis kompetensi dari tahapan  awal sampai akhir. Berikut langkah-langkahnya :

Membuat skema kebutuhan Perusahaan

Dalam proses manajemen SDM hal ini sangat penting. Sebelum menyeleksi SDM. Perusahaan harus membuat skema kebutuhan Perusahaan, di mana di dalamnya mencakup posisi/peran apa saja yang dibutuhkan perusahaan tersebut dan apa saja kualifikasi yang harus dimiliki masing-masing SDM untuk memenuhi job desk posisi tersebut.

Menyiapkan tim rekrutmen yang andal

Setelah skema kebutuhan perusahaan telah dibuat. Maka selanjutnya adalah proses seleksi karyawan. Maka dengan ini sangat dibutuhkan tim rekrutmen atau biasa disebut HRD yang andal. Tim rekrutmen sangat berperan penting dalam menyeleksi dan menyaring kandidat pelamar. Maka dari itu, tim rekrutmen haruslah jeli dan memahami betul kebutuhan Perusahaan dan mempertemukannya dengan kandidat pelamar yang tepat.

Proses seleksi karyawan

Pada tahap menyeleksi karyawan harus Dilakukan secara seksama. Proses interview yang mendalam perlu dilakukan untuk menggali kompetensi yang dimiliki calon karyawan agar nantinya dapat disesuaikan dengan posisi jabatan yang tepat. Tahap ini perlu dilengkapi dengan serangkaian tes untuk menguji kompetensi calon karyawan baik secara teoritis maupun praktek.

Pelatihan SDM

Setelah karyawan telah berhasil direkrut maka dengan ini kita telah memiliki SDM yang siap untuk membantu kita membangun dan menjalankan kegiatan perusahaan. Tentu kita tidak mau SDM kita ini kikuk dalam menjalankan job desk mereka.  Maka dari itu pelatihan menjadi hal yang sangat penting. SDM yang kita miliki perlu dibekali pengetahuan mengenai visi dan misi perusahaan, product knowledge, job desk yang harus dikuasai, dan apa saja target yang harus dicapai.

Evaluasi dan supervisi berkesinambungan

Tidak berhenti pada pelatihan atau training awal. Tentunya kompetensi SDM harus terus dipelihara dan bahkan ditingkatkan. Untuk itu evaluasi lanjutan perlu dilakukan. Evaluasi ini bisa diberi jangka setiap 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun atau sesuai kebutuhan dan kebijakan perusahaan. Dengan ini perusahaan dapat memantau kualitas SDM mereka, memperbaiki yang kurang dan meningkatkan yang sudah baik. Dengan kontrol kualitas seperti ini tentu target perusahaan akan cepat tercapai dan kinerja SDM akan terus meningkat.

Memang tak dapat dipungkiri kompetensi SDM adalah poin vital bagi perusahaan ataupun lembaga. Salah satu contoh yang dapat kita ambil adalah dari hasil  survei kelayakan atau kompetensi Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) tahun 2016 faktanya hanya 40 persen pegawai negeri sipil (PNS)  yang memiliki keahlian dan kecakapan  tertentu dalam bekerja. Sementara itu,  60 persen sisanya hanya pandai kemampuan  administrasi. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 40 persen saja dari total PNS yang memenuhi standar kualifikasi kompetensi. Itu artinya banyak sekali SDM yang masih dibawah standar. Maka hal ini patut menjadi poin penting bagi perusahaan untuk terus memantau, mengevaluasi, mensupervisi dan meningkatkan kompetensi SDM yang telah dimiliki yang mana akan sangat berpengaruh bagi kemajuan perusahaan.

Itulah rangkaian Proses manajemen SDM berbasis kompetensi. Semoga di masa yang sangat menantang ini perusahaan dapat menjaring SDM dengan kompetensi yang baik sehingga kesuksesan akan diraih bersama. Salam sukses!

Baca juga Artikel tentang Contoh Kamus Kompetensi untuk Departemen Manajemen SDM